Prolog
Beberapa saat yang lalu. Aku hanyalah seorang siswa SMA biasa yang memiliki kehidupan biasa. Tidak, mungkin kata biasa masih terlalu mewah untuku. Karena aku adalah seorang pecundang kelas yang bahkan di buli oleh siswi sekelasku. Bisa di bilang hidup yang aku alami adalah kehidupan sekolah paling menyebalkan yang pernah ada. Dimana ejekan seperti lamban, tidak berguna, buruk rupa, mata empat, bodoh dan lain-lain melekat pada diriku.
Dan saat ini, sepertinya rasa sakit yang sudah aku alami bertahun-tahun itu akhirnya akan hilang. Di hadapanku aku melihat langit biru membentang luas seolah itu adalah sebuah lautan dingin yang menyambutku. Mencoba menggerakan tanganku tapi rasa sakit tiba-tiba menyerang lenganku. melihat tanganku yang bengkok ke arah yang aneh aku menyadari jika tanganku telah patah. Kemudian perasaan dingin tiba-tiba muncul di belakang kepalaku, ah, kepalaku berdarah...
Benar juga, beberapa saat yang lalu seperti biasa mereka membawaku ke atap sekolah. mereka yang aku maksud adalah 4 brandalan di kelasku yang selalu membawaku keatap dan merampas semua uang sakuku saat jam istirahat. meski sebenarnya mereka hanya melakukanya beberapa kali dalam seminggu, tapi aku suda benar-benar muak dengan apa yang mereka perbuat. Ayolah entah seberapa lambanya diriku, aku juga memiliki beberapa hal yang aku ingin dapatkan seperti game , komik, atau majalah porno yang aku sembunyikan di bawah kasurku. setidaknya aku ingin membelinya dengan uang sakuku sendiri. Sebenarnya aku bisa saja meminta uang tambahan pada orang tuaku untuk membelinya, tapi orang di rumahku bukanlah tipe orang yang bisa melupakan hal kecil dengan mudah. Ah aku ingat saat aku meminta uang lebih dengan alasan untuk membeli buku, OK aku tidak berbohong karena aku memang menggunakanya untuk membeli buku (If you know what I mean). Meski hal itu berakhir dengan ibuku merasa penasaran dengan buku apa yang aku beli dan dari sanalah gelombang bencana pertama di mulai. Aku juga pernah mencoba alasan lain namun hal itu justru memicu gelombang bencana susulan dalam hidupku. Hmm, aku adalah seorang laki-laki jadi apa salahnya memiliki sedikit benda-benda pribadi.
kembali kecerita, Dengan alasan itu aku memberanikan diriku untuk kabur dari mereka, meski pada akhirnya aku tetap tertangkap dan berakhir dengan mereka menyeretku ke atap sekolah kemudian mendaratkan 3 pukulan kewajah dan 1 tendangan ke perutku. Mereka mengatakan hal-hal kasar lebih dari biasanya, bukan berarti hal itu akan menyakitiku karena aku sudah terbiasa dengan hinaan dari orang orang. Membuatku berdiri dan kemudian memukul dan menendangku lagi. Terkadang aku merasa kesadaranku hampir hilang karena rasa sakit di perutku, tapi pukulan di wajahku memaksaku untuk terus sadar. Hingga akhirnya hal itu terjadi, dua di antara mereka memegangi tanganku seseorang yang sepertinya pemimpin mereka melayangkan sebuah tendangan keras ke dadaku. pegangan kedua orang di sampingku terlepas karena kekuatan tendangan yang aku terima. Tidak bisa menahan ke seimbangan karena rasa pusing di kepalaku aku terlempar ke belakang dan......aku terjatuh dari atap...
penglihatanku menjadi gelap selama beberapa saat, dan ketika aku sadar langit biru sudah terbentang di hadapanku bersama rasa sakit yang memenuhi seluruh tubuhku. Aku ingin mengangkat tubuhku tapi aku tidak bisa merasakan kaki dan punggungku.....Ah benar aku baru saja terjatuh dari atap sekolah, mungkin banyak dari tulangku yang patah dan organ dalamku yang rusak. bersamaan dengan suara ribut yang memasuki telingaku aku bisa melihat banyak siswa dan guru mulai berdatangan. Kalimat seperti 'Cepat panggil ambulan' juga terdengar tapi entah kenapa suara keramaian di sekelilingku semakin lemah.
Apa ini sudah berakhir?..pandanganku mulai kabur, apa aku akan mati...ah setidaknya aku ingin memusnahkan harta rahasia yang ada di bawah kasurku sebelum mati, aku tidak bisa membayangkan wajah ibu dan adiku jika mereka melihat harta berhargaku. Ah sial.. Aku belum membersihkan File rahasia di PC ku..semoga mereka tidak menemukanya..
Pandangaku semakin gelap, ini sudah benar-benar berakhir sekarang, haha entah kenapa aku tidak merasakan penyesalan dan kesedihan. mungkin karena sejak awal dunia ini hanya memberikan penderitaan padaku. aku selalu berpikir , apa sebenarnya yang salah dengan diriku, kenapa orang-orang ini menolaku dan membuat seolah dunia ini menolakku juga. Tapi saat ini aku sudah tidak perlu memikirkan hal bodoh seperti itu lagi, ya hal ini sudah berakhir jika terlahir kembali setidaknya aku ingin menjadi orang yang lebih baik. Akan lebih baik lagi jika aku terlahir menjadi orang yang bisa membuat hal buruk yang terjadi padaku tidak terjadi pada orang lain...pengelihatanku semakin berat, Ah ini sudah saatnya...menghembuskan nafas terakhirku dan apa yang ada di depanku menjadi benar-benar gelap...Aku benar-benar mati...
Penggunaan ke- dan di- salah. Karena kemalasan, silahkan cari sendiri yang mana yg salah. Dan karena km anggota LiNE, sy yakin kamu udah tahu penggunaan yg bener gimana.
Ada banyak kalimat yang terlalu panjang. Lalu bagian (If you know what I mean), itu beneran gak perlu.
Sejujurnya kita bikin cerita dengan awal yg mirip. Ceritaku, One Hell of A Mystical Ride (OHAMR) (ada di dalem LiNE) juga tipe gini. Soal prolog ini, sy bakal ngasihin kritik yg sama yg pernah sy dapet dulu:
Ini prolognya jangan berakhir dengan si karakter mati. Kesannya ceritanya udah selesai bahakn sebelum dimulai. Tambah sebuah keterangan di akhir buat mengindikasikan kalau karakternya gak bener-bener mati.
-Sriekani Ash