. post-thumbnail{float:left;margin-right:20px}

Background

Pages

Senin, 21 September 2015 di 22.22 Diposting oleh Medusa Lilly Fans 6 Comments


Part 1

Sekitar satu kilo meter dari medan perang.
Lembah El Te Jado Verde berada di sebelah barat dari Dawn Town ibu kota Aren.
Lembah tenang yang terlihat seperti sebuah atap hijau dari kejauhan karena di penuhi oleh rerumputan subur diatas tanah berbukit, dan banyaknya bunga Lucieviel  yang tumbuh disini mebuat suasana di tempat ini sangat nyaman.

Bunga Lucieviel yang bercahaya di malam hari membuat pemandangan lembah tersebut seperti kebun yang di penuhi kunang-kunang dan memberikan rasa aman bagi siapapun yang melewatinya.
Sayangnya, suasana di tempat ini menjadi mencekam karena rombongan pengungsi dari bencana Goliath yang berjalan beriringan dari kota Aren sambil memasang wajah sedih.

Beberapa saat yang lalu terjadi gempa besar yang hampir mengoyak kereta kuda yang di kendarai para pengungsi, hal itu membuat para pengungsi menjadi panik dan semakin khawatir pada apa yang sedang terjadi di Aren , di samping itu sebuah kubah sihir bersekala besar telah terbentuk di sekitar kota Aren, sepertinya para Mage sudah berhasil mendirikan pelindung.
Meski begitu, tangan besar yang terlihat menjulang dari hutan terlarang tetap memberikan perasaan takut pada semua yang melihatnya.

'Apa yang sedang terjadi di sana?'
'Apa rumah kita baik-baik saja?'
'Bagaimana kabar, anak, suami , kekasih yang sedang bertarung di Aren?'

Pertanyaan seerti itu terdengar lirih di ucapkan oleh para pengungsi.
Dan aku juga sama seperti mereka, ada satu orang yang aku khawatirkan saat ini, Tuan Nicho, apa anda baik-baik saja?

"Umm, Blance kau baik-baik saja?"
"Uh? Kak Noir? ma,maaf aku sedang melamun."

Di sampingku Kak Noir yang sedang duduk sambil memeluk lututnya bertanya padaku, ngomong-ngomong saat ini kami menaiki kereta kuda, dan Rakkan adalah yang mengendalikannya.

"Kau terlihat khawatir, apa kau sedang memikirkan orang itu?"

Orang itu? ah satu-satunya orang yang Kak Noir panggil dengan 'orang itu' hanyalah tuan Nicho.

"Panggil dia Tuan Nicho!, dia juga punya nama tahu!"
"Uuuhhh, maaf.. itu maksudku..."

Kakak sengaja kan?!! Guu, kenapa kakak tidak bisa menerima tuan Nicho? Bukankah Tuan Nicho sudah berbuat banyak untuk kita...
Meski kakak tidak bisa menerimanya setidaknya panggil dia dengan benar dong!
Aku ingin mengatakan itu pada Kak Noir tapi aku menahan diriku,

Tuan Nicho adalah orang baik yang menjadi tuan kami, sejak aku tinggal di rumahnya aku tidak merasakan perasaan tertekan seperti ketika aku berada di rumah tuan-tuan kami sebelumnya.
Aku dan kak Noir adalah Caith Sith, Demi Human yang memiliki asimilasi dengan kucing, dan oleh bangsa manusia kami di sebut dengan Baast, meski beberapa kelompok manusia juga menyebut kami dengan sebutan Sekhmet yang seharusnya merujuk pada para Leonomad yang memiliki asimilasi dengan singa.

Dan karena kemiripan itu kami mengalami keruntuhan pada masa terbentuknya perjanjian antara kerajaan dan kekaisaran.
Leonomade adalah Demi Human yang lahir sebagai prajurit, mereka hanya akan tunduk pada yang terkuat karena itu mereka sangat setia pada kerajaan Goddard yang di anggap superior, dan karena kami memiliki kemiripan dengan mereka kami para Caith Sith di anggap sebagai ancaman di daerah kekuasaan manusia yang menganggap Goddard sebagai musuh berbahaya.

Wilayah Caith Sith berada di bagian barat kerajaan Esembria yang saat ini di sebut Auch, dulu wilayah itu bernama Turingen yang juga merupakan wilayah para Leonomad dan adalah bagian dari kerajaan Goddard yang merupakan kerajaan Demihuman terbesar di benua, namun ketika Kerajaan Esembria menyatakan diri tunduk pada Kekaisaran, wilayah tersebut akhirnya berhasil direbut dengan bantuan dari Kekaisaran.
Alasan perebutan itu adalah, sudah pasti karena mereka merasa tidak nyaman dengan para Leonomade dan kami para Caith Sith yang di anggap sama dengan para Leonomad

Dan karena hal itu kami para Caith Sithlah yang mendapat dampak paling berat dari kejadian itu.
Berbeda dengan para Leonomad yang menjanjikan kekuatan dan kesetian pada yang lebih kuat, kami hanya bisa mengandalkan penampilan kami, dan karena itu Godard meninggalkan kami.
Aku pernah mendengar bagi kerajaan Goddard kekuatan berada di atas keindahan.

Ya, Caith Sith adalah Demihuman dengan penampilan paling menarik.
Karena hal itu kami di anggap sebagai Budak kelas atas bahkan memiliki derajat lebih tinggi dari pada pelayan manusia.
Meski begitu kami tetaplah budak, sebagai budak kelas atas kami memang tidak di pekerjakan secara kasar, tapi sebagai gantinya kami di anggap sebagai properti publik (Properti publik adalah kata palin sopan yang bisa saya gunakan di sini).
Menjadi pemuas nafsu para laki-laki di tempat-tempat hiburan malam kelas atas atau menjadi peliharaan para bangsawan.

Sebelum ini aku dan kak Noir juga pernah beberapa kali memiliki tuan, dan entah bagaimana kami selalu bisa kabur dari rumah majikan kami.
Ku pikir itu karena Kak Noir melakukan sesuatu pada mereka.
Jika aku ingat dia pernah mengalami patah ekor saat kami melarikan diri.
Aku sangat berterima kasih padanya, karena Kak Noir aku aku masih bisa melindungi diriku sampai saat ini.

Humm! benar, satu-satunya orang yang boleh menyentuhku hanya Tuan Nicho!

"Umm, Blance sepertinya kau menjadi semangat secara tiba-tiba? ada sesutau yang salah?"
"Aaa~ tidak ahahaha..."
"Hmm sekarang kau tertawa seperti itu, dimana wajah khawatirmu tadi?, mencurigakan..."

Saat ini aku harus bisa tersenyum seperti biasanya, karena aku tidak boleh membuat Kak Noir khawatir.
Seperti yang dikatakan Tuan Nicho, satu-satunya yang bisa aku lakukan untuk Kak Noir hanyalah tersenyum untuknya dan terus mendukungnya dari belakang.

Saat aku memikirkan itu aku merasakana kekhawatiran kembali meluap dari dadaku.
Apa aku juga bisa mendukung Tuan Nicho seperti halnya mendukung Kak Noir?
Pertanyaan itu muncul di dalam kepalaku dan terus berputar, Tuan Nicho selalu baik pada kami, meski dia kadang marah dan sering mengatakan hal-hal aneh tapi dia selalu ada ketika kami mebutuhkan.

Meski begitu dia bukan orang yang kuat tapi justru sebaliknya, dia adalah benda rapuh yang mencoba menjadi kuat.
Terus mencoba menjadi kokoh padahal dia bisa hancur kapan saja.

"Blance?"
"Huh? a,apa?..."
"Kau tidak perlu memaksakan dirimu seperti itu, jika kau takut kau bisa mengatakannya pada kakak..."
"Itu..."

Kak Noir selalu bisa mengerti apapun yang aku rasakan, meski aku sudah mencoba sekeras mungkin untuk tersenyum tapi sepertinya itu tidak cukup untuk bisa membohongi Kak Noir.

"Sepertinya aku memang tidak bisa berbohong pada Kak Noir miaw..."
"Kau pikir sudah berapa lama kita bersama."

Mengatakan itu Kak Noir tersenyum kemudian mengelus kepalaku dengan lembut, aku suka ketika Kak Noir melakukan itu padaku.
Kak Noir bisa memahamiku dengan baik karena kami sudah bersama sejak dulu, tapi kenapa aku tidak bisa memahaminya hingga saat ini?
Pertanyaan itu muncul di dalam kepalaku, dan aku hanya bisa memandangnya dengan bingung..
Kemudian menyadari pandangan yang aku tujukan padanya Kak Noir bertanya..

"Umm? kenapa sekarang kau memandangku seperti itu?"
"Uh? ah aku, aku hanya berpikir apa aku ini terlalu bodoh sampai tidak bisa memahami Kak Noir."

Kak Noir masih memandangiku dengan lembut, tapi aku merasa ada suatu kesedihan di dalam matanya.
Kemudian dia bertanya padaku...

"Hei kau tidak harus memahami kakak, karena kakak akan selalu berada di sampingmu, hmm... ngomong-ngomong apa kau benar-benar suka dengan orang it- maksudku Tuan Nicho?"
"Ya! Suka banget!!"

Oh sial, tanpa sadar aku mengatakan perasaanku dengan jujur!!

"Hoo..jawaban yang cepat!"
"Ah, i,itu...
"Umm, aku mengerti...hehehe..."
"Eeh? ...a,apa?"

Ke,kenapa Kak Noir tersenyum seperti itu!!...

"Heeh? memangnya apa lagi yang ingin kau dengar?"

Dia memperlakukanku seperti anak kecil lagi!!, baiklah kali ini aku yang akan bertanya, ini tidak adil jika hanya aku yang mengatakan perasaanku!

"Hmm!! baiklah aku akan bertanya!"
"Eehh!!"
"Kak Noir!"
"Y,ya?!"
"Apa Kak Noir masih membenci Tuan Nicho?"

Dan tepat saat aku menanyakan itu Kak Noir kembali menunjukan mata sedihnya lagi, sebenarnya ada apa dengan Kak Noir?

"Kak... kenapa Kakak menunjukkan wajah sedih seperti itu?"
"Eh? wa, wajah sedih?"
"Aku mungkin tidak bisa memahami Kakak seperti Kakak memahamiku, tapi...."

Tapi setidaknya aku masih bisa memahami ekspresi yang kakak buat...
Namun sebelum aku mengatakanya kak Noir sudah memasang senyum lembutnya lagi.
Serius, pemandangan ini membuatku sakit.

"Aku tidak membencinya..."
"Lalu kenapa kakak selau bersikap dingin padanya?"
"Karena sebaiknya begitu..."
"Tu,tunggu itu maksudnya apa sih?"

Guuu.. aku benar-benar tidak bisa memahami Kak Noir kalau begini!

"Dia sudah menyembuhkan adik tersayangku dimana aku sendiri sudah menyerah untuk merawatnya, dia sudah memberikan kita rumah dan makanan yang layak, dia sudah membiarkan kita makan dan duduk bersamanya, dia sudah membuatku mengerti lebih banyak tentangmu, dia...."

Kak Noir terus menunjukan senyum lembutnya sambil mengatakan banyak hal baik tentang Tuan Nicho, tapi aku masih tidak bisa mengerti alasan kenapa Kak Noir bersikap dingin dan menjaga jarak dengan Tuan Nicho...

"....Dia sudah mebiarkan kita untuk bisa membaca, dia juga tidak marah ketika aku memukulnya, dia tidak marah ketika aku mengejeknya, dia tidak marah ketika budak lain membuat kekacauan di rumahnya....dan dia, dia bahkan mengorbankan dirinya demi banyak orang, dia selalu ada untuk kita...bagaimana bisa aku membenci orang seperti itu?"

Benar, tidak ada satu orangpun dari budak Tuan Nicho yang membencinya,
lalu kenapa...

"Apa Kak Noir ingin mengalah karena aku menyukai Tuan Nicho?"

Melihat bagaimana Kak Noir memperlakukanku itu bukan sesuatu yang tidak mungkin...

"Kalau begitu akan aku jelaskan, aku tidak peduli jika aku harus menjadi yang ke dua, tiga atau bahkan ke empat... Selama itu adalah Tuan Nicho itu tidak masalah bagiku, karena itu..."
"Meski kau berkata seperti itu itu tetap tidak mengubah apapun..."
"Eh?"

Untuk beberapa saat Kak Noir terdiam, kemudian dia melanjutkan...

"Karena aku tahu jika aku tidak akan pernah pantas berada di sampingnya..."

Aku tidak mengerti maksud dari perkataanya apa yang dia masksud dengan 'sudah tidak pantas' , meski begitu aku mengerti tantang semua tekanan yang sudah Kak Noir tanggung demi diriku, meski tidak tahu apa yang sudah terjadi tapi aku mengerti seberapa keras dia berusaha demi diriku.
Kemudian, tanpa aku sadari air mata mulai mengalir pelan dari sudut matanya..

Aku harus bisa menghiburnya...

itu adalah apa yang aku pikirkan, tapi saat aku ingin bicara...
Bersamaan degan cahaya yang tiba-tiba muncul dari dada kami, segel budak yang menunjukan hubungan kami dengan Tuan Nicho menghilang, dan saat aku melihat keluar jendela aku melihat kubah merah yang lebih besar suah didirikan dari wilayah Aren.
Ini tidak mungkin... Tuan Nicho...

Part 2


 Di sebuah tempat tersembunyi yang di tutupi tirai katun...

"Tu,tunggu sebentar kita tidak harus melakukan ini kan?"
"Apa maksud anda, kita harus melakukanya dengan cepat..."
"A,aku tahu situasi semakin buruk, tapi...."
"Hoya, apa saya tidak bisa memuaskan anda?"
"Bu, bukan seperti itu... hanya saja, pasti ada cara lain..."

Menghiraukan kata-kataku Ellena mulai melepas pakaianya.

"Dengarkan aku bodoh..."

Hal ini dimulai beberapa saat yang lalu..

Di sebuah bangunan yang masih berdiri di Dawn Town, kami mengadakan pertemuan untuk menghadapi Goliath.

Dan mereka yang hadir adalah aku, Lilli, Ellena, Leaf, Tuan Agloval dan Oliver...
Tunggu, kenapa Oliver memiliki sisik emas sekarang? Lalu di mana Cecillia?

"Hmm, Nona Cecillia sedang berada di perbatasan barier Goliath sepertinya dia sedang berusaha meruntuhkan barier ini."

Itulah jawaban yang Lilli berikan.

"jadi dia tidak melarikan diri?"
"Sebelum berpisah dengannya kami sempat membicarakan beberapa hal dan dia kemudian berkata bahwa dia akan menghancurkan barier Goliath untuk menyelamatkan kita."
"Oh? kupikir dia benar-benar akan melarikan diri dan membiarkan aku mati."
"Saya pikir dia hanya malu untuk mengatakan perasaanya"

Hoohh, jadi gadis itu bisa merasa malu juga?
Ah, lalu tentang Oliver...

"Lalu apa yang terjadi pada Oliver?"
"Hmm? oh, Seperti halnya kami, dia juga mulai mendapatkan kembali namanya.."
"Nama?..."
"Bagi kami DemiGod, nama adalah bagian penting dari kemampuan kami."
"Huh?"

Tunggu, aku sama sekali tidak mengerti dengan apa yang dia katakan...

"De,DemiGod?!!"

Dan saar itu Tuan Agloval tiba-tiba berdiri sambil memasang wajah pucat.
Jangan membuatku terkejut!

"Ya begitulah, kami adalah DemiGod..."

Melihat reaksi Tuan Agloval Ellena dengan bangga mengatakan itu sambil membusungkan dada berisinya.
Ah, mode auto fokusku mulai aktif.

"Baiklah saya akan jelaskan..."
"Tidak, biarkan Lilli yang menjelaskan..."

Aku masih sedikit marah pada Ellena karena mempermainkanku dan hampir membuatku terbunuh dalam peperangan tadi jadi aku tidak akan membiarkan dia bicara kali ini..

"Ke,kenapa?!!"
"Mengingat apa yang sudah terjadi padaku dan kau masih tanya kenapa?"
"Uuu...."

Mengabaikan Ellena aku menyuruh Lilli untuk menjelaskan...

"Pertama, Kami DemiGod adalah makhluk yang berbeda dengan Demihuman atau humanoid lainya, dimana rentang hidup kami jauh lebih panjang..."
"Hmm? jadi berapa umur kalian ..."

Aku menanyakan itu secara sepontan,  tapi Lilli dan Leaf menunjukan tatapan dingin seperti es padaku menanggapinya...
Ugh..apa aku mengatakan pertanyaan yang salah?

"Tuan Muda menanyakan umur pada seorang gadis itu tidak sopan, saya tahu anda itu tidak peka tapi paling tidak anda harus mengetahui hal dasar seperti itu..."
"..."

Aku tidak mau dinasehati olehmu Ellena!!
Menanggapi itu aku menunjukan tatapan dingin yang sama dengan Leaf dan Lilli pada Ellena, dan disaat bersamaan Lilli meneruskan penjelasanya.

"Ma,maafkan saya..."
"Akan saya lanjutkan, DemiGod, seperti namanya DemiGod memiliki sedikit kemiripan dengan Dewa, salah satunya adalah kemampuan dan keberadaan kami bergantung pada nama dan mitos kami."

A,aku butuh penjelasan yang lebih sederhana.

"Maaf sepertinya aku masih tidak paham, apa maksudnya dengan tergantung dengan nama dan mitos?"
"Lebih jelasnya, kemampuan kami berasal dari mitos yang mengelilingi nama kami, sebagai contoh, aku akan mengambil nama dari Dewa yang cukup terkenal yaitu Apollo."

Apollo?!!
Kenapa ada dewa yunani di sini?!!

"Di kenal sebagai dewa Cahaya, musik dan pemanah... Jika anda perhatikan baik-baik anda akan menemuka petunjuk dari nama tersebut, dan jika anda telusuri lebih jauh anda akan menemukan banyak tittle yang mengelilingi dewa ini seperti phoebus Apollo(Apollo dari cahaya), Apollo Smintheus(Apollo dari tikus), dan Apollo Leykeios(Apollo dari srigala) semua tittle itu menunjukan Otoritas yang dia miliki. Namun ada sebuah Title yang di sebut Apollo Loxias(apollo dari bencana) dan pertanyaannya adalah  bagaimana dewa yang membawa cahaya menjadi dewa bencana yang memiliki hubungan dengan kegelapan?"
"..."

Mengatakan itu Lilli melihat padaku...
Ja,jangan tanyakan pertanyaan seperti itu padaku, bagaimana aku bisa tahu legenda seperti itu!!

"Jawabanya berasal dari Ibunya, Leto, dia adalah Dewi yang membawa nama kesuburan, dengan kata lain dia adalah dewi yang mewakili bumi dengan membawa atribut kesuburan. Dan jika kita hubungkan dengan Apollo maka bisa di katakan bahwa Apollo adalah Dewa yang lahir dari dalam bumi yang membawa atribut kegelapan karena di katakan bahwa dunia bawah yang mewakili kegelapan berada di dalam bumi. Karena asal usul itulah Apollo juga memiliki hubungan dengan kegelapan dan bencana. Dan kami para DemiGod juga memiliki kesamaan dalam hubungan antara kekuatan dengan nama dan mitos kami."

Mengakhiri kalimatnya Lilli duduk di kursinya.
 Hmm dengan kata lain jika Dewa memerlukan legenda dan mitos untuk ada lalu jika Dewa sudah ada sebelum manusia ada berarti...itu erartilegenda dan mitos pada dasarnya tidak berasa dari manusia? Tunggu, kalau begitu seebnarnya Dewalah yang membuat manusia membuat mitos untuk mereka.
Jika Dewa adalah makhluk yang bergantung pada mitos, maka keberadaan mereka juga bergantung pada hal itu.
Jadi dimana mereka berada saat manusia belum mengenal mitos? lalu bagaimana cara mereka membuat manusia menciptakan mitos mereka untuk mendapatkan keberadaan di dunia ini?

"Baiklah sepertinya kita sudah terlalu banyak membuang waktu, sebaiknya kita segera membahas rencana untuk mengalahkan Goliath."

Mengatakan itu Lilli melihat kearah dimana Goliath terdiam sambil membentangkan sayapnya.
Benar, saat ini para prajurit sedang berjuang di luar sana untuk menjaga dinding pelindung yang menjaga kota ini agar bertahan lebih lama.
Selain itu pengawasan pada Goliath yang membentangkan sayapnya harus semakin di perketat.
Kita harus cepat atau akan semakin banyak korban yang  berjatuhan.
Saat aku memikirkan itu, seseorang menarik lengan bajuku...

"Tuan Muda tolong ikut saya sebentar."

Itu adalah Ellena...
Mengatakan itu padaku dia menariku sambil berkata...

"Semuanya, saya ingin membicarakan hal penting dengan tuan muda jadi saya akan meminjam Tuan Muda sebentar, kalian bisa teruskan diskusi kalian tanpa kami..."

Tanpa menunggu mereka menjawab dia membawaku pergi tanpa membiarkanku berontak,Guu dia kuat!! kekuatan super macam apa yang dia miliki!?

Dan seperti apa yang kalian pikirkan, semua ini terjadi.

Mendekatkan tubuh telanjangnya, Ellena menebarkan aroma menggoda padaku.
Ha,hanya perasaanku atau tempat ini mulai berubah menjadi pink huh?!!

"Hoya, Tuan muda, kenapa anda memasang wajah seperti seorang gadis yang di pojokan..."
"lupakan bagian seperti seorang gadisnya, aku benar-benar di pojokkan di sini!!"
"Fufufu... anda manis sekali..."
"Be,berhenti menggodaku!!"
"Apa yang anda takutkan, kita hanya perlu telanjang dan bersentuhan kulit.. Uhum, jika sesuatu terjadi saya tidak keberatan sih"

Ju,justru itu yang aku takutkan!!
Bagaimana jika aku kehilangan diriku dan sesuatu terjadi, tidak dalam keadaan seperti ini sesuatu pasti terjadi tahu!!

"Ellena ke,kenapa kita harus melakukan ini?"

Ya sejak awal aku tidak tahu alasan di balik situasi ini...

"Hoya, saya belum bilang?"
"Belum sama sekali!!!"

Sambil tertawa "fufufu" dia semakin mendekatkan tubuhnya, sepertinya sekarang aku tahu perasaan seorang gadis ketika di goda oleh pria nakal.

"Nama saya yang sebenarnya adalah Kumiho, DemiGod dengan asimilasi Rubah... Saya adalah Demigod yang memiliki hubungan paling erat dengan bumi karena itulah saya di pilih sebagai penghubung antara Dewa dan manusia pada saat jaman Dewa berlangsung. Namun meski saya di sebut sebagai pembawa pesan Dewa yang di lambangkan dengan cahaya saya tetap adalah rubah yang memiliki hubungan erat dengan bumi dan membuat saya menjadi DemiGod yang memiliki elemen kegelapan dengan atribut penderitaan..."

Atribut penderitaan?!, kupikir sebaiknya aku tidak mendengar bagian itu.
Tapi, nama sebenarnya?... lalu apa yang terjadi dengan nama Ellena?

"Ja,jadi apa yang ingin kau lakukan?"
"Saya sudah mengatakanya, kita hanya perlu saling bersentuhan kulit... tunggu ini tidak seperti berjabat tangan atau bergandengan tangan, akan lebih baik jika semakin banyak kulit yang bersentuhan."
"A,aku mengerti bagian itu, maksudku apa yang akan terjadi setelah kita melakukan itu?"
"Hmm, aku akan menghisap kekuatan hidup anda..."
"!!!!...."

Dengan kata lain aku akan mati kan!!!

"Banyak legenda menceritakan tentang rubah yang menipu manusia, berpura-pura menjadi istrinya menghisap jiwanya kemudian meninggalkan orang itu untuk mati dalam keputus asaan. Dari mitos tersebut menunjukan betapa jahatnya seekor rubah, tapi ada juga beberapa legenda tentang persahabatan rubah dan manusia sehingga membuat tanah di tempat tersebut makmur, melihat dari semua mitos yang ada maka anda akan menemukan bahwa rubah adalah makhluk yang membawa kesuburan bumi dan juga penderitaan, dan dari mitos tersebut anda juga menetahui bahwa rubah adalah DemiGod yang membutuhkan jiwa manusia untuk memulihkan kekuatanya. Tenanglah anda tidak perlu takut seperti itu, orang yang mati karena ke hilangan kekuatan hidup akan mati lemas tanpa merasakan sakit sedikitpun..."
"!!!!!!!!!!!!!........"

Dan intinya aku tetap mati kan!!!? itu tidak membuatku tenang sama sekali!!!.

"Fufufu, saya hanya bercanda saya tidak akan membuat anda mati jadi anda bisa tenang, lagi pula meski tanpa menghisap kekuatan hidup seseorang saya tetap bisa memulihkan kekuatan saya, hanya saja...dalam keadaan seperti ini saya harus memulihkan diri dengan cepat."

Asal kau tahu, di duniaku sebelumnya aku selalu takut jika dokter datang dan mengatakan akan mengambil darahku sebagai sample, dan kau mengatakan agar aku tenang dengan situasi saat ini dimana kekuatan hidupku akan di hisap?!!
Argh, meski begitu aku mengerti dengan keadaanya saat ini....

Memandangku dengan senyum menakutkan Ellena melingkarkan lenganya di leherku, mendekatkan wajahnya dia membiarkan aku merasakan tiap hembusan nafasnya, setiap bagian tubuhnya yang menyentuhku memberikan perasaan lembut dan nyaman dan tanpa aku sadari dia sudah duduk di atas pangkuanku. Ah mataku tidak bisa lepas dari dada lembutnya yang di tekankan di dadaku.

"Hoya?, tuan muda anda ingin memegangnya?"
"Uuu, tidak terimakasih"
"Anda tidak perlu malu, fufufu..."

Sambil mengatakan itu dia.. dia meletakan tanganku di dadanya!!

"Aaa!!....."

Sensasi lembut seketika itu pula memenuhi telapak tanganku.
Apa yang harus aku lakukan?!!

"Tuan Muda, saya pernah mengatakan  bahwa jika suatu saat nanti mungkin saya akan mengikuti anda tanpa bergantung pada segel yang anda berikan."

Benar, dia pernah mengatakanya, apa dia akan berkata bahwa sekarang adalah saatnya?
Kurasa tidak... dia mengkutiku karena dia berjanji akan melindungiku sampai perang ini berakhir.

"Saya akan melakukan itu sekarang..."

Dia mengatakanya!!!

"Heeeeh!!!"
"Tapi ada beberapa syarat yang harus anda penuhi."
"Syarat?..."
"Saya adalah Demigod yang memiliki ikatan paling erat dengan bumi, saya bisa memberikan banyak kekayaan pada anda,  bukan hanya anda saya juga akan memberikan kesuburan pada tanah ini. Selain itu saya adalah DemiGod dengan atribut penderitaan dengan elemen kegelapan, dengan itu saya bisa memberikan hukuman pada semua yang mencoba menghalangi jalan anda. Dan sebagai ganti dari itu semua..."

Saat itu Ellena menunjukan ekspresi mengerikan yang belum pernah aku lihat sebelumnya, dan kemudian dia berkata...

"saya ingin anda menyiapkan korban manusia pada saya setiap tahun..."

Mengatakan itu mata merahnya bersinar dengan warna darah, kemudian Ellena melanjutkan..

"Itu adalah bayaran yang murah bukan?..."

Menukarkan sebuah nyawa untuk kedamaian dan kemakmuran selama satu tahun huh?
Bukan hanya itu, bahkan dia akan melindungiku dari semua musuhku.
Bukankah itu berarti aku bisa menjadi penguasa absolut?
Dengan posisiku sebagai Count itu akan menjadi bayaran yang murah.
Meski begitu...

"Aku tidak bisa menerimanya!!!"
"Eh?..."

Mengatakan itu aku mendorong Ellena menjauh...

"Aku tidak berpikir itu pertukaran yang buruk, tapi aku tidak setuju dengan pertukaran seperti itu..."

Aku adalah manusia modern, aku tidak memiliki pemahaman seperti suku Maya atau Inka yang akan dengan senang hati memberikan pengorbanan Manusia pada dewa mereka hanya demi kemakmuran, karena aku tahu...

"Karena aku tahu ada cara lain untuk menwujudkan kemakmuran dan kedamaian..."

Ya, dengan sedikit usaha, meski itu akan memakan waktu lama suatu saat nanti pasti akan ada masa dimana kedamaian akan muncul, karena itu...

"Anda tahu cara lain? apa itu?..."
"Eh....."

Tiba-tiba Ellena menanyakan itu.
Sial aku tidak memikirkanya, cara macam apa yang harus aku jelaskan, aku tahu jika ada cara lain untuk mewujudkan kedamaian tapi aku tidak tahu cara macam apa itu!!

"Itu.... aku akan memikirkanya nanti..."
"Nanti?...Fuuu, mengecewakan...tapi selamat anda lulus..."
"Huh?"
"Bukan apa-apa..."

Tunggu jangan bilang dia mengerjaiku lagi?!!

"Jangan bilang kalau kau hanya ... "
"Hmm, begitulah.. tehehe... tapi aku serius bagian menghisap kekuatan hidupmu."
 "...."


Apanya yang  'tehehe'??!! Dan aku lebih suka jika kau bercanda di bagian 'menghisap kekuatan hidup'nya tahu!!.

"Jadi Tuan Muda, bagaimana jika kita buat ini semakin menarik."
"Haahh?"
"Merasakan tubuh banyak gadis-gadis adalah hal yang biasa bagi seorang bangsawan tapi, bagaimana dengan tubuh seorang DemiGod?"
"I,itu?..."

Ini gawat, Ellena memandangku dengan tatapan anehnya, ke,kenapa dia cantik banget siiihh!
Melihat tatapan itu aku merasakan perasaan hangat di dalam diriku mulai menyebar, apa ini tidak apa-apa? jika aku berakhir melakukan 'itu' dengan Ellena apa aku tidak akan menyesalinya?
Pertanyaan itu terus berputar di dalam kepalaku...Ah aku sudah tidak peduli lagi pada apa yang akan terjadi.
Merasakan seolah terhanyut dalam kecantikan gadis rubah di depanku aku mendekatkan wajahku pada Ellena, aku ingin menciumnya... tapi....dia menciumku lebih dulu, menekan lenganku dengan kekuatan supernya dia memasukan lidahnya kedalam mulutku, terus menggeliat seolah dia mencari lidahku.
Ah dia menemukannya.
Untuk beberapa saat lidah kami saling berkaitan, apa ini kenapa kepalaku terasa kosong? aku hanya bisa merasakan kesenangan dari ciuman gadis di depanku... dan...

"Jadi ini hal penting yang harus kalian bicarakan?"

Dan kemudian tiba-tiba Leaf dan Lilli muncul dari balik tirai...
terima kasih atas hal itu aku kembali pada akal sehatku.
memisahlan bibir kami dengan suara "Fuah" aku mengelap liur yang membuat jembatan di antara aku dan Ellena
Uwah ini gawat!
Aku melihat wajah Lilli dan Leaf memerah, dan Leaf menunjukan ekspresi seperti setan yang sedang murka...
Lalu bersamaan dengan pulihnya akal sehatku, aku merasakan tangan Leaf menghantam pipiku dengan sangat keras...

Part 3


"Ugh, sakit sekali...."
"Itu karena salah anda sendiri, Huh!"

Leaf menarikku dengan paksa setelah memukulku dengan keras.
Dia masih marah?
Aku tidak percaya akan tiba saat dimana Leaf memukulku.
Ngomong-ngomong dia masih memegang erat lenganku seolah tidak mengijinkan aku lepas darinya.
Kurasa dia marah karena aku sudah seenaknya menyentuh Ellena, meski akulah yang sebenarnya menjadi korban.

"Tapi jika saya tidak melakukanya saat ini anda masih terkena pengaruh dari Kak Ellena..Lagi pula anda pantas menerimanya karena sudah berani melakukan ci,ci,ciuman dengan kak Ellena."
"Uuuu... maaf."

Ah Dia benar... aku hampir saja melakukan sesuatu yang mungkin akan aku sesali karena Ellena memberiku sihir anehnya.
Tapi, Ellena yang memulai ciuman itu tahu!!
Ah tapi berpikir ciuman barusan itu sangat hebat. aku tidak menyangka ciuman pertamaku akan di lakukan dengan gadis secantik Ellena, ugh kenapa wajahku jadi panas..

"Ellena, kau tidak boleh mekakukan hal seperti itu pada Tuan Muda!."
"Hoya, aku hanya ingin sedikit bermain dengan tuanku, apa itu salah?"
"Meski begitu, kau juga harus tahu jika Tuan Nicho itu juga tuanku dan juga Leaf, setidanya pikirkan perasaan kami."
"Mmmh, maaf."

Aku mendengar percakapan Lilli dan Ellena di belakangku,meski tidak jelas entah kenapa aku merasa akan menjadi mainan mereka setelah ini.
Hmm Sepertinya Lilli juga terlihat sangat marah..

"Lebih dari itu, Tuan Nicho apa anda merasa kelelahan saat ini?"
"Hmm? tidak, Ok aku merasa lelah setelah beberapa kejadian menakutkan terjadi padaku, tapi tidak ada perubahan lain selain itu"
"Bahkan setelah Kak Ellena menghisap kekuatan hidup anda?"
"Hmm, kurasa aku tidak merasakan perbedaan apapun..."
"..."

Lalu tiba-tiba mereka semua menjadi diam.
Aku merasa suasana di sini menjadi berat.

"Hei, kalian kenapa?"

Aku mencoba bertanya pada mereka tapi mereka sama sekali tidak menjawab.
Kemudian, seolah menyadari atmosfir tidak nyaman di tempat ini Lilli memulai pembicaraan dengan terbatuk kecil...

"Tuan Muda, metode penyerangan berikutnya telah di tentukan..."

Meski begitu sepertinya dia ingin mengubah topik pembicaraan yang tadi.

"Melihat dari jumlah prajurit dan keadaan wilayah kita saat ini,  kami memutuskan untuk melakukan serangan langsung."

Dari semua yang sudah terjadi, sepertinya memang sulit untuk mengatur strategi dalam perang ini.

" Kami para DemiGod akan berada di garis depan."
"Jadi ini akan mejadi All out war?"
"Benar, dengan keadaan kita saat ini tidak mungkin untuk membuat rencana dengan matang."

Dengan kata lain ini seperti berlari menembus dinding api, jika kau beruntung kau akan mencapai sisi lain dari dinding dan jika tidak kau akan mati terbakar di dalam dinding.
Tapi dalam keadaan kami saat ini meski berhasil mencapai sisi lain dari dinding hal itu tetap tidak menjamin keselamatan kami.

"Dalam rencana ini, aku dan Ellena akan menyerbu langsung pada Goliath, sementara Leaf dan Tuan Oliver akan mendukung kami sekaligus para prajurit dalam mempertahankan garis pertahanan"

Menempatkan Leaf dan Oliver di garis tengah untuk mengantisipasi keadaan huh?
Sepertinya mereka tidak bergerak tanpa persiapan apapun.

"Jika aku berhasil menebas Goliath dengan Antareja mungkin aku bisa mengalahkanya dengan satu tebasan."

Mengatakan itu, Lilli mengepalkan tangannya erat.
Aku merasa akan ada harapan dalam serangan ini, meski aku tidak yakin pada apa yang akan terjadi.

Setelah beberapa saat berjalan sambil membahas rencana yang sudah mereka buat kami sampai di gerbang depan dimana para prajurit berkumpul.
Jadi ini adalah yang tersisa dari pasukan kami? Jika aku lihat baik-baik tidak lebih dari 80 orang yang tersisa.

"Semuanya 76 orang termasuk 24 orang yang terluka"

Leaf mengatakan itu di sampingku.
Melihat dari ekspresi wajahnya dia terlihat khawatir.

"Apa kau khawatir?"
"Unn..."

Dia mengangguk.

"Beberapa saat yang lalu aku melihat paman penjaga yang aku kenal, dan dia telah meninggal"
"Apa kau takut akan mati juga?"

Sebagai makhluk hidup itu adalah hal yang normal, tapi Leaf menanggapiku dengan menggelengkan kepalanya.
Kemudian di belakangku Ellena berbicara..

"Kami Demigod adalah makhluk abadi seperti halnya Dewa, meski kami mati sekalipun kami akan hidup lagi setelah beberapa ratus tahun."
"Begitukah?"

Hmm, aku tidak tahu tentang hal itu.
Dan saat aku mengarahkan pandanganku pada Ellena, Leaf mulai berbicara.

"Begitulah, saya tidak takut dengan kematian, tapi saya takut melihat orang yang saya kenal mati."
"..."

Sepertinya aku memahaminya.
Penderitaan yang tidak akan pernah di alami oleh kami para manusia yang memiliki hidup terbatas.
Karena kami manusia memiliki hidup terbatas, hal itu membuat manusia memiliki sesuatu yang disebut impian.
Mereka bisa terus hidup dan menghabiskan masa hidup mereka demi menggapai impian tersebut tanpa mempedulikan hal lain.

Tapi sebagai DemiGod, sebagai makhluk yang hidup abadi dan di berkahi dengan kekuatan luar biasa, impian hanyalah sebuah khayalan kecil untuk mereka..
Di duniaku sebelumnya banyak cerita tentang makhluk mitos yang teridur di suatu tempat sejak ratusan tahun yang lalu.

Kurasa mereka melakukan hibernasi bukan karena ingin menyimpan tenaga, melainkan karena tidak ingin bertemu dengan seseorang yang akan membuat mereka jatuh cinta atau membuat mereka ingin mengikutinya.
Karena mereka tahu, mereka tidak akan bisa terus bersama dengan orang tersebut, mungkin mereka memilih untuk hibernasi karena mereka juga tahu bahwa mereka tidak bisa mati.
Memilih tidur selamanya untuk menggantikan kematian yang tidak bisa mereka gapai, tidak peduli berapa kali kau memikirkanya hal itu terasa sangat menyedikan.

Karena itu, mungkin untuk Leaf keabadian yang dia miliki terasa seperti sebuah neraka yang memberikan siksaan pada ingatanya.
Entah sudah berapa kali dia kehilangan orang yang dia sayangi selama hidupnya, tapi aku yakin apa yang dia alami bukan sesuatu yang mudah untuk di hadapi.
Aku ingin melakukan sesuatu untuknya, tapi apa yang bisa aku lakukan saat ini?

"Tapi saat ini tidak ada waktu untuk memikirkan hal seperti itu, jika aku tidak bisa hidup bersama mereka yang aku sayangi setidaknya aku ingin melindungi tanah dimana mereka di lahirkan!"

Seolah wajah khawatir yang dia buat beberapa saat yang lalu hanya kebohongan Leaf mengatakan itu dengan semangat.

"Selain itu... aku juga akan bertarung demi orang yang aku cintai."

Saat itu Leaf memandangku dengan tatapan yang menunjukan keteguhan hatinya, dia menunjukan senyum yang tidak pernah aku lihat sebelumnya, dan dari pipinya aku bisa melihat sedikit warna merah yang merona.
Hmm, demi orang yang dia cintai dia bilang? Mu,mungkinkah!!....Aku tidak menyangka Rakkan berhasil mendapatkan hati Leaf, dia benar-benar pria sejati!

"Aku mengerti, demi Rakkan kau akan bertarung bukan?... setelah pertempuran ini berakhir aku akan mendukung hubungan kalian."
"Huh, Rakkan?"

Mengatakan itu pada Leaf aku tersenyum sambil memegang pundaknya...
Tapi, wajah Leaf justru menjadi merah padam dan secara bertahap menjadi hitam.

"Dasar Tuan Nicho bodoh!!"

Dan itu adalah kedua kalinya aku menerima pukulan dari Leaf...

Part 4

Setelah menyiapkan beberapa rencana dan moral para prajurit penyerangan kedua kami di mulai.
Di garis depan, Ellena dan Lilli menyerbu dengan seluruh tenaga mereka pada Antibody terbang yang melinungi Goliath.
Aku yang melihat mereka dari Dawn Town hanya bisa melihat banyaknya ledakan yang terjadi bersamaan dengan para Antibody yang beterbangan di udara.

"Itu benar-benar Over Kill."

Tanpa aku sadari aku menggumamkan hal itu.
Dan di sampingku Tuan Agloval yang di tugaskan melindungiku hanya bisa melihat mereka bertarung dengan kekaguman di wajahnya.

"Jadi ini adalah kekuatan dari DemiGod?... ini benar-benar gila..."
"Nah, aku juga memikirkan hal yang sama.."
"Tu,tuan Count?..."
"Saat ini aku benar-benar bersyukur mereka berada di sisiku."
"Mmmh.. anda benar-benar sudah berubah."
"Ya, karena aku memang harus berubah, lagi pula bukankah kau lebih suka dengan aku yang seperti ini?"
"Ya..."

Sebenarnya aku tidak terlalu suka jika hanya diam dan melihat seperti sekarang tapi, berada di sanapun aku tidak akan bisa membantu mereka.

"Ah, Tuan Count sebenarnya ada satu hal yang ingin saya tanyakan pada anda..."
"Mmmh? apa itu? jika aku bisa jawab aku akan menjawabnya."
"Hmm, sebenarnya ini bukan sesuatu yang penting tapi ada apa dengan wajah anda kenapa ada banyak luka yang anda terima?"
"Aaa~ ada seekor burung yang marah padaku karena suatu alasan dan dia memukulku..."
"Huh?"

Aku harus mengalihkan topik ini.

"Selain itu Tuan Agloval, apa ada sesuatu yang bisa kita lakukan saat ini?"
"Melihat dari situasinya sepertinya tidak ada, lagi pula keselamatan anda adalah prioritas utama disini."

Tidak ada? ini benar-benar menjengkelkan, setidaknya aku ingin berbuat sesuatu demi mereka.
Mengepalkan tanganku erat aku menyesali ketidak mampuanku.
Aku adalah seorang Count tapi apa yang aku bisa hanyalah membawa rakyatku dalam kehancuran!

"Apakah anda ingin bergabung di medan perang?"
"Aku tidak ingin melakukanya, tapi setidaknya aku ingin melakukan sesuatu demi mereka."
"Kalau begitu, duduklah di sini dan beri kepercayaan pada mereka."
"Kepercayaan?... jika aku melakukanya apakah itu akan mengubah nasib mereka?"
"...."

Jawabanya adalah tidak, aku tahu berperang adalah kewajiban mereka demi tanah ini tapi, melihat mereka menyerbu ke pada musuh yang tidak bisa mereka kalahkan benar-benar membuatku sakit.

"Mereka akan baik-baik saja, Nona Ellena dan yang lainya bersama mereka."
"Hanya karena Ellena dan yang lain bertarung bersama para prajurit bukan berarti menghilangkan kemungkinan jatuhnya korban."

Lagipula Ellena, Lilli, Leaf dan Oliver tidak dalam kondisi prima mereka.

"Meski anda sudah berubah, tapi anda tetap berpikir seperti anak-anak?"
"A,apa maksudmu?"
"Jatuhnya korban dalam peperangan adalah hal biasa, ketidak mampuan anda dalam menerima semua itu adalah tanda bahwa anda tidak bisa berpikir dewasa."

Mungkin lebih tepat jika di katakan karena sebelumnya aku hidup di dunia yang damai.
Menghadapi perkataan Tuan Algoval aku hanya bisa diam.
Jika aku pikirkan lagi, jika ada sebuah perang yang bisa berakhir tanpa adanya korban, apa hal seperti itu bisa di sebut sebagai perang?
Kurasa tidak, di dunia manapun, pengorbanan dalam peperangan adalah sesuatu yang membuat apa yang mereka perjuangkan dalam perang menjadi tidak ternilai, karena itu jika ada perang yang bisa berakhir tanpa korban berarti itu hanyalah sebuah permainan anak-anak tanpa ada tujuan yang di perjuangkan.

"Seperti yang saya katakan, satu-satunya yang bisa anda lakukan saat ini adalah percaya kepada mereka."

Kurasa apa yang Tuan Agloval katakan benar.
Melihat kearah pertempuran berlangsung aku melihat Leaf yang berusaha melindungi para prajurti dari udara, sayap merahnya menyala sambil terus menembakan bulu-bulu api seperti machine gun pada para Antibody..

Dan tidak jauh darinya...
Huh? apa itu?...itu seekor naga bersisik emas dengan panjang sekitar 30 meter!
Jangan bilang jika makhluk itu adalah Oliver!
Baiklah abaikan dia,  untuk saat ini aku harus mengawasi medan perang dengan baik, aku harus mendapatkan data yang bisa aku gunakan untuk pertempuran di masa depan.
Di dunia fantasy dimana perang adalah hal biasa, data pertempuran adalah kebutuhan dasar dalam bertahan hidup.
Dan saat aku memikirkan itu aku menyadari sesuatu, pertempuran ini tidak berjalan seperti seharusnya.

"Tuan Agloval, bukankah harusnya pertempuran ini menjadi All Out War?"
"Hmm, itu benar, tapi sepertinya mereka sedikit mengubah pola serangan untuk menghindari jatuhnya lebih banyak korban"

A,apa maksudnya itu?...
Apakah Ellena dan yang lainya menyadari bahwa kekuatan tempur kita tidak cukup kuat untuk menahan para Antibody?

"Di lihat dari pola serangannya sepertinya mereka berpusat pada Nona Lilli."
"Lilli?..."
"Hmm lihat baik-baik, Nona Ellena berusaha memberikan jalan pada Nona Lilli agar dia bisa melancarkan serangan langsung pada makhluk besar tersebut."
"Serangan langsung?"

Kemampuan opservasi Tuan Agloval benar-benar hebat, dia berbicara seolah mengetahui apa yang Ellena dan Lilli pikirkan.

"Dan di lihat dari bagaimana Nona Lilli bergerak mengambil sudut, sepertinya dia akan melakukan serangan langsung dari jarak dekat."

Kau itu dewa atau apa sih!!!
Tidak peduli sehebat apapun kemampuan observasi seseorang pasti memiliki batas kan?!!
Mengabaikan penjelasan Tuan Agloval aku melihat perkembangan di medan perang.

Secara garis besar semuanya masih berada pada rencana sebelumnya, mungkin karena mereka tidak menerepkan All Out War perkembangan dalam serangan ini menjadi lambat, meski begitu itu lebih baik dari pada mengorbankan semua pertahanan demi serangan maksimal.
Setidaknya dengan begitu banyaknya korban bisa di kurangi.

"Ellena seriuslah sedikit!!"
"Memangnya bagian mana dari gerakanku yang terlihat sedang main-main saat aku mengalihkan Antibody ini!!?"

Tiba-tiba aku mendengar suara Lilli dan Ellena di kepalaku.
jarak kami cukup jauh tapi aku masih bisa mendengar pembicaraan mereka, apa mereka menggunakan Mind Link untuk melakukan Koordinasi.
Mind Link adalah sebuah sihir khusus untuk membuat koordinasi dengan menghubungkan pikiran masing-masing, jika dalam game, sishir ini bisa di katakan sebagai Chat Party.
Tunggu lalu kenapa aku juga bisa mendengar percakapan mereka?!

"Uh Uhm, tes, apa kalian mendengarku?"
"Tuan Muda tolong diam kami sedang berusaha melakukan Koordinasi pada gerakan masing-masing!"
"Diam kepalamu!!... Ellena, kenapa aku juga masuk dalam Mind Link yang kalian buat!?"
"Ah saya belum mengatakanya?"
"Belum sama sekali!!"

Astaga ada apa dengan gadis ini!!

"Saat aku meninggalkan anda waktu itu, diam-diam saya menyambungkan pikiran kita agar saya bisa mengawasi anda."
"Mengawasiku huh?.... Lalu kenapa kau tidak datang saat aku hampir mati di kejar-kejar makhluk hitam itu!!"
"Aaaahhhh~ karena aku suka mendengar teriakan ketakutan yang anda buat..."
"Kau!!..."
"Ayolah, saat itu anda sangat manis, aku tidak bisa menahan diriku untuk terus mendengar dan membayangkan wajah lucu anda!!"

Sudah kuduga ada yang tidak beres dengan dia!!

"Kalian berdua, tolong hentikan... "
"Uh? .. Halo...Kak Lilli? hanya perasaanku atau atau aku memang mendengar suara Tuan Nicho di sini?"

Bahkan Leaf juga ada huh?

"Ah tunggu sebentar... Jangan dekati mereka brengsek!!!"

Leaf bisa mengtakan kata-kata kasar semacam itu!!!

"Maaf sinyal di sini kurang bagus karena terlalu banyak Antibody yang menyerang.

Sinyaaall?!!

"Ugh, sudah kuduga ada yang aneh dengan dunia ini..."

Entah kenapa aku ingin mengatakan itu...
Bagaimana tidak, terus saja muncul istilah dan nama-nama yang aku kenal di duniaku sebelumnya, mungkin itu adalah cara dunia ini menerjemahkannya dalam bahasa yang aku mengerti, tapi tetap saja...

"Uh? Tuan Muda?..."

Leaf memanggilku, sepertinya dia akhirnya menyadari keberadaanku dalam Mind Link.

"Ya?..."
"Fuee!! tidak ini, tidak mungkin... tidaaakkkk..."

Jangan berteriak seolah kau melihat ada serangga didalam bajumu setela kau menyadari keberadaanku!!, itu membuatku sedih tahu!!

"Tidak, Tuan Muda sudah mendengar aku mengatakan kata-kata kotor seperti itu... ka,kalau begini peringkatku bisa tertinggal semakin jauh dengan Blance!!"

Itu yang kau khawatirkan!!

"kalian semua bisa sedikit lebih serius?"
"Ah Lilli kau terlalu kaku..."
"Setidaknya aku mengerti dengan keadaan yang sedang kita alami, Ellena berhentilah bermain-main."
"Ya, ya..."

Lilli berteriak pada kami dengan nada marah, terima kasih karenanya Ellena dan Leaf bisa kembali fokus dalam pertempuran.
Dan terimakasih juga karena aku jadi tahu kalau Lilli bisa membuat ekspresi mirip setan seperti itu.

"Tuan Muda, saya merasa anda sedang memikirkan sesuatu yang kasar tentang saya."
"I,itu hanya perasaanmu saja ..."

Dia sangat peka!!

"Ellena, sebaiknya kita ganti rencana kita... aku juga akan ikut menyerang, lalu siapapun yang memiliki kesempatan menyerang langsung pada makhluk besar itu harus menyerang dengan kekuatan penuh."
"Mengerti!, meski begitu aku akan memprioritaskanmu untuk memberikan final blow menggunakan Antareja."
"Umm!, terimakasih."

Koordinasi sederhana, dan mereka mulai bergerak pada posisi mereka.

"Dasar makhluk jelek rasakan ini, Demon Step Blade Art bentuk pertama, Grand Slash!"
"Rain Sting!"

Menggunakan pedang besarnya Ellena menebas sepuluh Antibody terbang yang berada di depanya, dan Lilli menembakan puluhan anak panah dari langit untuk mendukung Ellena dari belakang.
Dengan Formasi yang mereka terapkan sepertinya mereka mencoba menerobos Antibody terbang yang menghalangi jalan menuju Goliath.

"Guu, aku juga tidak akan kalah, Master Martial Art, bentuk kedua Elemental Kick!!"

Berputar di udara Leaf menjatuhkan dirinya ketanah, menggunakan momentum tersebut dia melakukan tendangan yang memuat area sejauh 10 meter darinya meledak.
Dia hebat!!

"Belum selesai!!, Martial Art Element Ice bentuk ke dua Tempest Ignition!!"

Belum selesai!? Menggunakan tanganya untuk menumpu tubuhnya dia berputar seperti kincir angin memberikan tendangan pada Antibody di sekelilingnya! Bukan hanya itu, tempat di mana tendangan Leaf mendarat memberikan Efek frost pada Antibody!

"Apa itu!!?"

Belum selesai menghilangkan keterkejutanku tiba-tiba aku merasakan perasaan dingin di punggungku, itu berasal dari Ellena!
Saat aku melihatnya aku menemukan dia dikelilingi oleh kabut hitam, dan mata rubynya kini bersinar dengan warna darah, aku ingat perasaan ini...tidak ini bukan kebencian seperti yang pernah aku rasakan, ini...

"Demon Step Blade Art bentuk keempat... Madness..."

Kegilaan....
Di kelilingi oleh kabut hitam Ellena bergerak dengan liar, menari di medan perang dia menebas semua musuhnya sambil tertawa
Itu bukan tarian, dia bergerak seperti hewan liar...

"Ellena, hentikan kau tidak perlu menggunakan itu!"

Melihat Ellena bergerak, wajah Lilli menjadi pucat.
Madness... sepertinya itu adalah skill buff dari stance pedang yang Ellena gunakan.

"Ahahahahaa....aha...ahaha."


Tanpa mempedulikan sekitarnya Ellena mengayunkan pedang panjangnya, menghancurkan semua musuh yang ada di depannya, tapi...

"Apa itu?..."

Banyak darah mulai keluar dari mata dan telinganya...Sial, aku tidak bisa membiarkanya!

"Lilli, hentikan Ellena!!"
"Me,meski anda bilang begitu, dalam keadaanya seakarang Ellena akan menyerang siapapun yang mendekat."
"Apa?!"
"Madness Skill yang dia gunakan adalah skill tipe penguat paling tinggi, hanya saja skill tersebut memutuskan akal penggunanya untuk menghilangkan Limit pada tubuh."

Menghilangkan Limit? memutuskan akal? Jadi begitu, dengan kata lain dia membatasi kerja otaknya?
Normalnya makhluk hidup akan berhenti bergerak ketika dia merasa kelelahan, itu menandakan Limit tubuh mereka telah tercapai.
Padahal jika mereka mau mereka bisa terus bergerak mengabaikan rasa lelah tersebut, tapi itu tidak bisa di lakukan karena bagian otak mereka yang bekerja sebagai pengaman akan merespon tubuh  yang sudah mencapai Limit dengan memberikan keterangan berupa perasaan lelah dan lemas pada tubuh.

Lalu pada kasus Ellena, Jika kerja otak di batasi dan dia kehilangan fungsi pengaman dalam otaknya, apa yang terjadi padanya setelah itu?
Benar, dia akan terus bergerak tanpa mempedulikan Limit tubuhnya... dengan kata lain tubuhnya akan rusak cepat atau lambat.

"Tapi, Jika Ellena sampai menggunakan skill tersebut bukankah itu berarti..."
"Ya, dia sudah mencapai Limitnya..."
"Ap... tapi harusnya dia sudah menghisap kekuatan hidupku untuk memulihkan dirinya kan?"
"Saya tidak yakin dia melakukanya..."

Huh? tu,tunggu... Dia tidak melakukanya?

"Benar, saya juga berpikir begitu..."
"Eh? Leaf.?.."
"Kehilangan kekuatan hidup itu jauh lebih berat dari pada kehilangan darah, jika kekuatan hidup anda sudah dihisap oleh Kak Ellena,harusnya anda tidak akan bisa bergerak saat ini..."
"Eh?..."

Itu benar... Lalu kenapa dia tidak melakukannya saat itu?

"Untuk itu, mungkin dia ragu."

Itu adalah jawaban Leaf saat aku bertanya.

"Ragu?"
"Sebaiknya anda tanyakan langsung pada Kak Ellena."

Bertanya langsung padanya?
Tapi dengan keadaanya saat ini...

"Cukup bicaranya, saat ini kita harus fokus untuk menyerang"

Tiba-tiba Lilli mengatakan itu untuk mengubah topik, namun di saat yang sama cahaya merah kembali berkumpul dari tangan Goliath.

"A,apa?!!"

Dia akan menembak lagi!!?
Bukan hanya itu castingnya lebih cepat dari sebelumnya!
Ini gawat!...Lilli dan Ellena berada di haris lintas serangan Goliath!

Bukan hanya itu, Ellena yang masih dalam kegilaanya tidak mempedulikan cahaya berbahaya itu dan hanya fokus menebas pada musuh di depanya.
Jika di biarkan dia akan terkena serangan Goliath.

"Tuan Muda! saya akan menyelamatkan anda!"
"Tidak, Lilli,  selamatkan Ellena lebih dulu..."
"Tapi..."
"Cepat, aku bisa mengurus diriku sendiri."


Saat aku mengatakan itu Tuan Agloval menariku dan membawaku menjauh dari lintasan serang Goliath.
Dengan serangan Goliath sebelumnya dinding pelindung kota ini masih bisa bertahan meski mengalami banyak penurunan, tapi untuk serangan kedua.
Cih, sepertinya tidak mungkin.

"Ellena kita harus menghindar!!"
"Guaaahhh!!"

 Tanpa mempedulikan Ellena yang terus mengayunkan pedangnya Lilli menangkap pinggang Ellena dan mendorongnya menuju tanah.
Dan tepat saat itu Goliath menembakan sinar merah dari tanganya, apa mereka selamat!
Tidak, yang lebih buruk cahaya merah itu menuju kemari!
Guu, kenapa Goliath memfokuskan serangannya pada kota ini!!

Semakin dekat, aku merasakan panas dari cahaya itu semakin mendekat, menghancurkan dinging pelindung kota dalam sekejap serangan itu menuju langsung padaku dan Tuan Agloval yang menarikku.
Aku merasa ketakutan, apa aku akan benar-benar mati kali ini?

"Tuan Nichoooo!!!"

Di kepalaku aku mendengar Leaf berteriak menyebut namaku, ah aku masih terhubung dalam Mind Link.

"Master, demi kemenanganmu panggil namaku sekarang, namaku adalah_____

Tapi, ada suara lain di sana, suara dari gadis putih yang menyebut dirinya Bibliotecaria dari Nividia.
Meski dia menyuruhku untuk memanggil namanya tapi apa yang aku dengar saat dia menyebutkan namanya hanyalah dengungan logam yang bergetar...
Tunggu, entah kenapa aku bisa memahami getaran tersebut...
Nama dari gadis itu, nama dari ratu pedang yang menjaga Nividia, dan nama itu adalah...

"Iona..."

6 Responses so far.

  1. Rom-comnya udah kayak profesional nih. aku juga bisa senyum senyum sendiri kalo inget 2 scene sebelum nicho dipukul. wkwk.
    buat saran aja, ada beberapa kalimat yg ambigu karena ngga ada komanya. itu sih cuma satu dua kok.
    Aku suka bab ini, akhirnya Ellena jadi pemberani juga. Tunggu nextnya.

  2. Hmm ROm-com itu apa ya? ga dong soalnya haha
    Makasih Krisarnya kk saya akan lebih teliti lg.
    Sebenernya favorit saya di sini adalah Lilli tp karena yg suka sama Ellena makanya saya bikin dia jd berani.

  3. Romantic Comedy. Oh ya, aku mau krisar lagi. menururtku perkarakter masih kurang karakter khasnya. Kalo punya karakter masing2, jadi mudah diingat. Contoh, q lebih inget Oliver bentuknya imajinasinya kaya apa, daripada Lili. Q juga agak amnesia saat ada nama Ceclilia diatas. Sorry kalo krisarnya nusuk.

  4. kenapa harus pas lagiseru sih?
    padahal berharap chapter ini nicho bertarung hiks hiks
    oke lanjut aja deh

  5. sbnrnya karena saya kehabisan ide.. trus ngurusin kuliah jg haha

  6. makasih kk ^_^.... kasih saran pliss kalau ada yg aneh juga bisa di kritik kok..

Posting Komentar

    About Me

    Medusa Lilly Fans
    Lihat profil lengkapku

    Followers