. post-thumbnail{float:left;margin-right:20px}

Background

Pages

Minggu, 17 Januari 2016 di 22.08 Diposting oleh Medusa Lilly Fans 4 Comments


Part 1

Malam semakin larut, keluar dari tenda pengungsian,  suara binatang malam yang menggema dari hutan perbukitan di sekeliling pengungsian memberiku perasaan nyaman.
Di dalam tenda pengungsian aku mendengar suara tawa dari trio maid dan para pengungsi lain, sepertinya mereka masih memainkan permainan aneh yang Ellena buat, tapi aku merasa lega karena mereka masih bisa tertawa setelah hal buruk yang mereka alami.

"Haahhh... apa yang harus aku lakukan sekarang, apa aku bisa mengembalikan tempat ini seperti semula?"

Sambil menatap langit berbintang di atasku, aku mengatakan itu.
Benar, setelah semua yang terjadi, Dawn Town menjadi hancur dan tinggal reruntuhan.
Aku harus melakukan sesuatu, tapi apa yang bisa aku lakukan saat ini?
Dengan keadaan keuanganku sekarang, sepertinya tidak mungkin untuk membangun kota ini kembali.
Baiklah untuk saat ini aku akan menjadikanya rencana jangka lama.

Yang lebih penting, seminggu lagi aku akan pergi ke ibu kota dan menjadi guru pengajar di akademi yang Kitty pimpin, kira-kira apa yang bisa aku lakukan di sana?
Aku tidak tahu standar mengajar di dunia ini, jadi aku tidak tahu harus mulai dari mana, dan apa yang harus aku persiapkan.
Di duniaku sebelumnya aku hanyalah seorang siswa SMA normal, meski aku cukup pintar dalam fisika dan matematika.

Tapi aku juga memiliki beberapa pengetahuan tentang teknologi yang aku dapat dari internet, apa aku bisa mengaplikasikannya di dunia ini? mungkin aku harus membuktikanya sendiri.
Lalu untuk matematika dan fisika, aku tidak tahu sejauh mana matematika dan fisika berkembang di dunia ini, lalu apa yang akan aku lakukan jika pengetahuan yang aku miliki ternyata tidak cukup tinggi untuk mengajar di akademi?!

Uuu, sepertinya aku harus berhenti memikirkan hal seperti itu sekarang, mungkin akan lebih baik jika aku menenangkan diriku dan bersiap untuk menghadapi apapun yang akan terjadi padaku nanti.

Dan saat aku memikirkan itu, aku melihat seseorang sedang duduk di sebuah bangku kecil sambil menatap bulan.
Memiliki rambut panjang berwarna hijau seperti batu mulia, dari jauh  telinga panjang yang dia miliki mencuat dan meberikan perasaan aneh yang mengingatkanku kalau aku sedang berada di dunia fantasi.

"Cecillia?"

Aku memanggilnya.
Ya, dia adalah Cecillia Un Unahan, adik dari pemimpin para Forest Elf.

"Uh? Nicho, kau belum tidur?"
"...."
"Ke,kenapa kau terlihat terkejut?"
"Tidak, hanya saja..."

Bagaimana aku harus menjelaskanya?
Biasanya Cecillia akan mengejek dan merendahkanku saat dia bertemu denganku kan?

"Hanya saja apa?..."
"Un, bukan apa-apa, aku hanya sedikit terkejut melihatmu disini?"
"Umm, aku hanya sedang ingin sendiri."
"Eh? jadi aku menganggu? aku akan segera pergi..."
"Unn! bukan begitu, aku..."

Kemudian, tiba-tiba ada kesdihan muncul di wajahnya seolah dia meminta sesuatu dariku tapi dia tidak bisa mengatakanya dan menyadari hal itu dia menghentikan kalimatnya

"Maaf..."
"Hei, Cecil, apa ada sesuatu yang terjadi?"

Aku menanyakan itu, tapi dia hanya diam.
Setelah melihat kesedihan di wajahmu barusan, kau pikir aku bisa diam saja? Tidak, justru jika aku memaksa dia untuk mengatakanya bukankah itu berarti aku sudah melanggar privasinya.

"Maaf, kau tidak perlu menjawab pertanyaanku."

Itu benar, sejak awal dia sudah berkata bahwa dia ingin sendiri, sepertinya aku memang harus bisa mengabaikanya selama dia tidak meintaku untuk mendengarkanya.

Tapi saat itu, Cecillia tiba-tiba memegang tanganku dengan erat, dan aku mendengar dia berbicara dengan suara yang sedikit bergetar.

"Hei, Nicho, jika...jika aku bilang aku ingin di temani untuk beberapa saat, apa kau mau menemaniku?"

Aku tidak tahu apa yang sudah terjadi, tapi dari bagaimana dia berbicara, aku merasa kalau dia sedang dalam tekanan, karena itu aku menajwab...

"Umm, selama yang kau mau..."
"Terima kasih."

Setelah menjawabnya aku duduk di sampingnya.
Tunggu, apa yang harus aku lakukan sekarang?
Baiklah, tenanglah diriku, aku hanya perlu diam dan mendengarkan apa yang dia katakan.
Dan saat itu, aku melihat Cecillia memandangku dengan mata yang sedikit berair.
Aku tidak bisa!!!

Sial jika ini adalah Cecillia yang selalu berisik seperti biasanya aku masih bisa mengabaikanya, tapi jika dia diam dan tenang seperti sekarang....
Ugh , aku hanya bisa mengakui kalau dia memang sangat cantik.

"Nicho..."
"Uh?!"
"Tunggu, kenapa kau terkejut?"
"Tidak, ini tidak seperti biasanya kau memanggilku dengan namaku, jadi aku merasa sedikit aneh, ahaha..."

Ugh, wajahku menjadi panas, pasti wajahku sudah menjadi merah sekarang.
Tapi karena ini malam hari, sepertinya Cecillia tidak menyadarinya.

"Begitu..."

Mengatakan itu dia tersenyum tipis.
Aku  mulai penasaran,  pasti ada sesuatu yang terjadi, tapi yang lebih penting sekarang aku harus memperbaiki mood di sini.

"Ummh, Cecillia aku dengar kau mencoba menghancurkan dinding Goliath saat kau meninggalkanku waktu itu, ahahaha, maafkan aku , ku kira waktu itu kau benar-benar kabur."

Saat aku mencoba mengubah topik Cecillia justru menundukan kepalanya, dan dia mulai menggamkan tanganya semakin erat.
Apa aku salah bicara!?

"Ugh..."

Menggumamkan itu, aku juga menundukan kepalaku, apa yang harus aku lakukan untuk menghiburnya? sepertinya aku malah membuat dia semakin depresi.
Mungkin sebaiknya aku diam, sebentar jika aku ingat sepertinya dia tadi ingin mengatakan sesuatu padaku.
Dan saat itu suara Cecilia tiba-tiba memasuki telingaku.

"Nicho..."
"Uhh?"
"Apa yang harus aku lakukan?"
"EH?"

Tu,tunggu sebentar kenapa kau tiba-tiba menanyakan hal aneh seperti itu, maksudku, apa maksudmu dengan "Apa yang harus aku lakukan?"

"gara-gara aku kakakku kehilangan tangan kirinya."
"?!!"

Heeeehhh? apa maksudmu? gara-gara kau Cerudim kehilangan tangan kirinya?!

"Sebentar, bisa kau jelaskan lebih dulu apa yang sebenarnya sudah terjadi?"
"Uh? maaf, sepertinya aku terlalu terbawa suasana."

Entah kenapa melihat Cecillia yang selalu berteriak padaku tiba-tiba bersikap seperti ini membuatku merasa gugup.
Ummhh, dia mulai terlihats seperti kucing kecil yang tidak bisa turun setelah memanjat terlalu tinggi menurutku.

"Ummh, ku pikir kau sudah menyadarinya, dalam pertempuran itu Goliath tidak aktif bergerak."

Ah! itu benar, dalam perang itu Goliath hanya beberapa kali bergerak, meski sekali dia bergerak dia akan membuat kehancuran yang tidak bisa di bayangkan.
Tunggu, seharusnya jika Goliath memang memiliki kekuatan sebesar itu dia tidak perlu kesulitan untuk bergerak'kan?
Meski  begitu masih ada kemungkinan jika dia tidak bisa bergerak dengan bebas karena dia tidak bangkit dengan sempurna, atau mungkin...

Karena ada orang yang membuat dia tidak bisa bergerak dengan bebas.

"Jangan bilang kalianlah yang membuatnya tidak bisa bergerak?"
"Ya, kau benar."

Eh? serius! kalian bisa menahan Goliath yang memiliki kekuatan seperti itu?

"Ka,kalian bisa menahan Goliath?!"
"Ya, jika kami bisa membuat Goliath bangkit sebelum dia sempurna, kami bisa menahan pergerakannya menggunakan pecahan berlian darah yang masih tersisa."

Begitu, sepertinya Berlian darah memiliki kekuatan yang tidak bisa di bayangkan sampai hanya dengan pecahanya bisa menahan Goliath yang bangkit meski tidak sempurna.
Sebentar, membangkitkan Goliath sebelum dia sempurna dia bilang?!

"Jangan bilang kalau kalian juga yang sudah dengan sengaja membangkitkan Goliath?!"

Dan saat itu dia mengangguk.

"Saat Goliath pertama kali bangkit aku sudah menyadari jika kakak dan yang lainya sudah dengan sengaja membangkitkannya."
"Tapi, jika aku ingat kau juga membuat ekspresi takut saat makhluk itu bangkitkan?"
"Umm, aku takut karena aku menyadari kakakku berada di dekat makhluk itu saat bangkit."

Ummh, begitu, jadi itu yang membuat wajahnya menjadi pucat.

"Dan saat Goliath berhasil melebarkan teritorinya, kekhawatiranku semaki memuncak."

Dan itu pasti adalah alasan kenapa wajahnya yang pucat tiba-tiba berubah menjadi sangat,sangat,sangat pucat.

"Jadi alasan kenapa kau meninggalkan aku waktu itu?"
"Untuk segera menemui kakakku."

Kupikir itu normal jika dia khawatir setelah menyadari keluarganya sedang berada dekat dengan makhluk besar itu.
Tapi setidaknya berikan alasan yang baik sebelum meninggalkanku!

"Lalu dengan apa yang terjadi pada Cerudim?"
"Aku sendiri juga tidak tahu, aku berusha secepat mungkin menemui kakakku dan timnya, tapi banyak antibody yang menghalangi jalan, dan ketika aku sampai..."

Untuk beberapas saat, Cecillia terdiam, kemudian tiba-tiba dia menarik nafas pelan.

:"Saat aku sampai, hanya ada kakakku dan 2 orang dari penjaga yang tersisa melindunginya, dari 15 orang yang mengikuti kakakku hanya ada 2 orang yang tersisa, dan kakakku sudah dalam keadaan kehilangan tangan kirinya."
"...."

Jadi seperti itu kejadiaanya, meski dari cerita yang Cecillia katakan aku tetap tidak tahu apa yang terjadi pada Cerudim tapi, setidaknya aku tahu dia sudah melewati pertempuran yang sangat buruk.

"Dan di saat seperti itu, aku justru memilih untuk mengikuti egoku, jika aku berada di sana  setidaknya aku bisa melindungi mereka dan mengurangi korban yang jatuh."
"Ummh, bukankah kau terlalu yakin dengan apa yang kau katakan? kau tahu Antibody tidak selemah yang kau kira."
"Aku tahu itu, meski begitu sebagai Forest Elf terkuat aku cukup percaya diri untuk melawan seratus dari mereka sendirian, seperti yang aku lakukan dalam pertampuran tersebut."
"Seratus dari mereka?! Forest Elf terkuat?!"

Tunggu sebentar, terlalu banyak hal yang tidak bisa aku mengerti di sini.

"Sejak jaman dulu, keluargaku adalah keluarga yang sudah memimpin Forest Elf, dan hal itu bukan hanya sekedar tittle yang di berikan pada kami., sebagai pemimpin tentunya setiap keturunan kami memiliki kemampuan yang jauh lebih tinggi dari Forest Elf lain, sebagai contohnya adalah kakakku yang ahli dalam hal sihir dan sangat cerdas,  dan aku memiliki kemampuan bertarung yang tidak biasa di bandingkan Forest Elf lain."

Jadi begitu, dengan kata lain jika Cerudim adalah Otak, maka Ceccilia adalah otot?
Otot huh? kupikir itu cocok untuk otak otot yang hanya bisa marah dan tidak mau kalah seperti dia.

"Ummh, Nicho hanya perasaanku atau kau sedang memikirkan hal kasar tentang diriku?"

Dia menyadarinya?!
Untuk beberapa saat dia memandangku tajam, dan setelah menghembuskan nafas dia melanjutkan ceritanya.

"Dan dengan kemampuanku aku disebut sebagai Forest Elf tekuat, dan kakakku disebut sebagai Jenius, dengan kata lain jika dia adalah otak maka aku adalah otot, kupikir sebutan itu cocok untuk otak otot sepertiku."

Dia bilang sendiri?!!!

"Tapi, karena aku ini bodoh aku bahkan tidak bisa mengerti hal kecil seperti itu, dengan kemampuan yang aku dan kakakku miliki harusnya aku menyadari jika kami membutuhkan satu sama lain, tapi hanya karena aku tidak ingin kalah denganmu dan ingin terus bertempur dengan prajurit dari kaumku, aku melupakan tugas yang aku miliki, dan karena aku tidak berada di sampingnya, kakakku hampir mati dan dia sekarang kehilangan tangan kirinya."
"...."

Jadi begitu, itu alasan kenapa dia murung.

"Ummh, aku mengerti beberapa hal tapi, ada sesuatu yang ingin aku tanyakan?"
"Umh? apa itu?"
"Apa Cerudim pernah menyalahkanmu tentang tangan kirinya yang hilang?"
"Tidak, dia hanya diam, dan itu membuatku tidak nyaman."
"Ummh, begitu."

Aku jadi ingat kalimat yang dia ucapkan saat dia meninggalkan kami dalam pertempuran itu.
"Aku titipkan adikku padamu, tolong jaga dia baik-baik"
Jika dia memang ingin Cecillia terus bersamanya dan melindunginya apa dia akan mengatakan hal seperti itu?
Ah, sepertinya aku mulai  mengerti sekarang...

"Kalau begitu kau tidak perlu mengkhawatirkanya."
"Uuh?..."
"Baiklah satu pertanyaan lagi, apa sebelumnya dia pernah menghampirimu dan menyapamu?"
"Uuh?...Kurasa aku yang selalu mendekatinya duluan."
"Kalau begitu, tetap lakukan itu padanya."
"Eeeh?..."
"Kupikir, letak masalah utamanya tidak ada pada Cerudim, tapi ada disini."

Mengatakan itu, secara reflek aku meletakan jariku di tengah dadanya.
Gawat aku melakukanya tanpa berpikir!!!
Dan saat aku berpikir dia akan marah dan mulai memukulku...

"Kupikir kau benar..."

Dia justru memegang tangan ku dengan kedua tanganya sambil mengatakan itu.

"Mungkin aku yang terlalu takut padanya."

Aku juga berpikir begitu, jika dia memang ingin kau terus bersamanya dan menjadi pelindung baginya, dia tidak akan membiarkanmu tinggal bersama prajurit lain dan bertempur.
Selain itu, jika dia memang seorang kakak aku yakin dia tidak akan bisa menerima kenyataan bahwa dia harus selalu berlindung di belakang adiknya, atau mungkin ada alasan lain di balik semua itu.

"Ummh, Nicho, jadi apa yang harus aku lakukan untuk memulainya?"
"Eh? kenapa kau bertanya padaku, bukankah sudah jelas kau hanya perlu melakukan apa yang biasa kau lakukan?"
"Eeeh? La,lalu setelah itu?"
"Umm? lihat baik-baik apa yang dia lakukan padamu, dan jika sesuatu yang tidak menyenangkan terjadi, kau hanya perlu mengatakannya padaku, karena aku yang akan mengurusnya."

mengatakan itu aku meninggalkan Cecillia yang masih menatapku dengan bingung dan kembali ke tenda pengungsian.

Dan saat aku melewati semak-semak rindang di dekat tenda...

"Mau sampai kapan kau sembunyi di sana?"

Aku mengatakan itu pada orang yang dari tadi mengawasi aku dan Cecillia.

"Ugh, kau menyadari keberadaanku?"
" Cerudim, Jika kau ingin sembunyi setidaknya gunakan daun yang sama dengan semak-semak yang kau gunakan untuk sembunyi!"

Ya, itu adalah Cerudim yang sudah mengawasi aku dan Cecillia sejak beberapa saat yang lalu.

"Tapi, di hutan ada beberapa semak yang terdiri dari beberapa jenis tanaman merambat."
"Aku mengerti, tapi aku tidak ingat ada pohon Palm yang memiliki tinggi tebih dari 10 meter bisa digolongkan sebagai semak-semak!"
"Ah kau benar!"

Mendengar jawabanya aku menepuk dahiku dengan keras.
Aku ingat jika Cecillia menyebut orang ini dengan sebutan 'Jenius', tapi apa dia serius!!

"Hei Nicho kenapa kau terlihat kecewa?"
"Bukan apa-apa, jangan khawatir aku tidak melihat atau mendengar apapun tentangmu aku akan melupakan apa yang terjadi barusan."
"Apa maksudmu dengan 'melihat' dan 'mendengar'?"

Tentu saja apa yang aku maksud dengan 'melihat' dan 'mendengar' adalah melihat caramu sembunyi seperti orang idiot dan mendengar bagaimana Cecillia menyebutmu dengan jenius!
Aaahhh! aku ingin mengatakan itu tapi aku menahan diriku sekuat tenaga,
Jika Cecillia melihatmu entah apa yang dia katakan.
Baiklah setidaknya aku harus memberikan sedikit dorongan padanya.

"Cerudim, kenapa kau tidak kesana dan bicara pada Cecillia, kau tahu, dia merasa bersalah tentang apa yang terjadi padamu."
"Aku tahu tapi, apa yang harus aku katakan padanya."
"Ummh, datang saja kesana dan biarkan dia memulai pembicaraan seperti biasanya, dan kau hanya perlu mengikuti alur yang sudah dia buat, Ooohh, jangan lupa untuk mengatakan kalau kau tidak menyalahkanya tentang apa yang sudah terjadi padamu."

Untuk beberapa saat dia terdiam, kemudian dia menarik nafas dalam sebelum akhirnya berdiri.

"Bahkan kau tahu kalau aku tidak pernah memulai pembicaraan saat bicara pada Cecillia."
"Jangan salahkan aku karena sudah membuat Cecillia mengatakan kelemahanmu terhadap wanita."
"Hanya karena aku tidak pernah memulai pembicaraan dengan Cecillia bukan berarti aku lemah saat berhadapan dengan wanita, kau tahu aku hanya gugup saat berhadapan dengan Cecillia."

Kau berkata seperti seorang Sister Complex tahu!
Tunggu, kenapa kau memasang ekspresi menjijikkan seolah berkata "karena adikku adalah gadis paling cantik di seluruh dunia"!!

"Ya, karena adikku adalah gadis paling cantik diseluruh dunia."

Dia benar-benar mengatakanya!
Dan itu membuatku menepuk dahiku dengan keras untuk kedua kalinya.

"Terserah apa katamu yang penting cepat temui dia!!
"Uhmm, baik... ah Nicho katakan padaku, apa tadi kau menyentuh dada adikku?!."

Glup*
Cerudim mengeluarkan aura hitam saat menanyakan itu.

"Tidak, tidak sama sekali!"
"Ummh, mungkin ada yang salah dengan pengelihatanku, sepertinya masih ada racun Antybody di dalam tubuhku."
"Ummm, itu benar, pastikan kau langsung istirahat setelah ini, jangan tidur terlalu malam."
"Terimakasih, tunggu,  kenapa kau jadi sangat peduli padaku?"
"Tidak, tidak... itu hanya perasaanmu saja."

Dan dengan begitu aku berhasil menghindarkan wilayahku dari perang antar Ras.
Meninggalkan dua bersaudara itu saling bicara, aku kembali ke tendaku, baik aku tidak akan menolak jika ada yang mengatakan aku lari dari kesalahan yang sudah aku buat!


Sambil berjalan menjauh aku melihat kearah mereka berdua, aku tidak tahu apa yang sedang mereka bicarakan tapi aku senang melihat mereka sudah bisa tetawa bersama.

Dan saat aku sampai di tenda...

"Ah Tuan Muda anda sudah kembali?"

Ellena menyambutku dengan senyum.

"Umm? Tuan muda kenapa dahi anda menjadi merah? apa ada seseorang yang sudah berlaku kasar dengan memukul kepala anda?"
"Tidak, tidak ada apa-apa, kau bisa abaikan memar di kepalaku."
"Baiklah kalau anda berkata begitu."
"Jadi permainan yang kau buat sudah berakhir?"

Saat aku menanyakan itu, Ellena tiba-tiba membuat senyum aneh.
Sepertinya ada yang tidak beres disini.

"Tidak, justru sebaliknya kami sedang berada di babak puncak!, dan lihat, bahkan banyak anak-anak dari pengungsian yang ikut berpartisipasi!"
"Oh, itu bagus, jadi permainan apa yang sedang kalian lakukan?"
"Ehehehe, kali ini kami akan membuat anda kehilangan kata-kata karena takjub!"

Ooh, begitukah? aku jadi tidak sabar untuk melihatnya.
Dan saat aku menbdekat kearah dimana permainan di adakan.

"I,ini?!!!"
"Benar, Lomba membuat sketsa Tuan Nicho Female Version!!!"

Baiklah ini akan menjadi ketiga kalinya aku menepuk dahiku dengan keras!

PLAK*



Part 2


Pada akhirnya aku tidur di sudut tenda bersama para pengungsi, aku tidak mau sendirian di saat seperti ini.
Dan saat pagi menjelang aku bangun lebih dulu dari pada yang lainya, meski ternyata dugaanku salah...

"Oooh, Tuan Muda selamat pagi..."
"Umm? Ellena?"

Ellena sudah bangun,  kukira dia selalu susah di bangunkan di pagi hari.

"Ummh, kenapa?"
"Tidak, hanya saja jarang sekali melihatmu bangun sepagi ini."
"Itu kasar sekali!"

Dia menggembungkan pipinya saat mengatakan itu.

"Ahahah... maaf..."
"Unn, aku tidak terlalu memikirkanya, lagi pula rubah adalah hewan bertekanan darah rendah jadi kami memang selalu sulit bangun pagi."
"Jangan mencoba membohongiku, setahuku hanya reptil dan sejenisnya yang yang tidak bisa mengatur suhu tubuh mereka di pagi hari."
"Boo..."

Mmmh, sepertinya dia sudah mulai terbuka padaku, tidak biasanya aku merasa senyaman ini bicara dengannya,  tidak, bukan hanya dia sepertinya Lilli dan Leaf juga sama.

"Ummh, Tuan Muda?"
"Umm?"
"Apa tidak apa-apa kami terus bersikap seperti ini pada anda?"
"Apa maksudmu?"
"Umm, kau tahu akhir-akhir ini aku melihat kalau para budak dan anak-anak lain mulai tidak hormat pada anda, kupikir hal seperti itu akan mempengaruhi kedudukan anda di mata bangsawan lain."

Ahh, jadi begitu?
Tapi, aku tidak terlalu memikirkanya, atau mungkin sebenarnya aku tidak peduli pada hal yang terlalu formal seperti itu.
Aku bahkan tidak mengerti apapun tentang sesuatu yang disebut "bangsawan" ini.
Mati karena pembulian, kemudian jiwaku di transfer ketubuh ini, dan harus menjadi Count dari sebuah wilayah tanpa mengetahui apapun.

Tidak peduli siapa aku sekarang, aku masih seorang anak SMA di dalam diriku.
Memangnya apa yang bisa diharapkan dari seorang pelajar yang tidak mengerti tentang cara mengatur wilayah? Baiklah,  mungkin aku tahu beberapa cara mengatur wilayah dari game tapi, apa sesuatu seperti itu bisa di jadikan standar yang tepat?
Kurasa tidak, karena banyak hal di dunia nyata yang tidak bisa dilakukan sama seperti di dalam game.

Karena itu aku memutuskan, jika aku tidak bisa melakukan apa yang tepat di lakukan oleh seorang Count, maka aku hanya perlu melakukan apa yang biasa dilakukan orang-orang di duniaku sebelumnya.
Aku tahu mungkin suatu saat akan ada masalah yang akan membuatku hanya bisa diam membeku karena tidak tahu apa yang harus aku lakukan tapi, aku tidak perlu mengkhawatirkanya, karena sekarang aku memiliki orang-orang yang bisa aku percaya di sekelilingku.
Saat itu aku secara refleks melihat kearah Ellena.

"Umm? Tuan Muda kenapa anda tersenyum?"

Uh? aku tersenyum?

"Unn, tidak apa-apa aku hanya berpikir...."

Karena itu...
Karena aku bukan orang hebat sejak awal, karena aku bukan siapa-siapa sejak awal.
Dan karena aku tidak bisa bersikap sebagai tuan dengan benar di dunia ini...
Aku mulai berpikir...

"Aku hanya berpikir, mungkin kita tidak perlu mempermasalahkan sikap budak dan anak-anak lain terhadapku."
"Eh?!"

Jika aku tidak bisa menjadi tuan yang hebat, maka aku tidak perlu memaksa diriku untuk melakukannya.
Harga diri bangsawan, kebijaksanaan bangsawan, dan tingkah laku yang tepat bagi seorang bangsawan, aku tidak mengerti hal rumit seperti itu.
karena itu, kupikir akan lebih mudah jika aku bersikap seperti orang-orang normal di duniaku.
Meski aku sendiri ragu apa sikapku termasuk normal jika di bandingkan dengan orang-orang di duniaku yang dulu.

"Aaahhh, aku lupa jika aku sendiri adalah seorang penyendiri."
"Apa yang anda katakan? tunggu anda bahkan belum mengatakan maksud dari perkataan anda sebelumnya."
"Ahaha, kau tidak perlu memikirkanya."
"Sebentar! jangan mengelak setelah anda mengatakan sesuatu yang tidak bertanggung jawab seperti itu!"
"Uuu maaf..."
"Baiklah sekarang jelaskan!"

Guu, sejak kapan Ellena menjadi pemaksa seperti ini?

"Ba,baiklah...."

Ok, sekarang bagaimana aku harus menejelaskannya?

"Be,begini..."
"Ini tidak seperti anda yang biasanya, saya tahu jika setelah perisntiwa penyerangan itu anda kehilangan semua ingatan anda tapi, saat pertama kali anda bangun, anda masih memiliki aura yang mirip dengan diri anda yang dulu tapi sekarang...."

Ellena menghentikan kata-katanya, dan itu membuatku lupa pada apa yang akan aku katakan.
Jadi semakin hari sikapku juga semakin berubah ya?


"Ummh, apa itu menganggumu?"
"Sa,saya tidak bilang begitu, hanya saja... saya jadi tidak mengerti harus bersikap seperti apa? hanya dalam waktu 4 bulan banyak hal terjadi, dan anda juga semakin berubah, ini menakutkan...."

Menakutkan? kenapa? bukankah Nicholas yang ada sekarang sudah menjadi orang baik seperti yang dia inginkan?
Bahkan dia mengatakan langsung padaku dan  memintaku untuk terus menjadi seperti ini, menjadi tuan yang baik bagi mereka dan juga tanah ini, dan aku juga sudah berusaha untuk menjadi orang yang tepat bagi dia dan orang-orang di tanah ini tahu, lalu kenapa...

"Apa maksudmu dengan menakutkan?"
"Saat ini anda kehilangan semua ingatan anda,karena itu sikap anda bisa berubah sampai sejauh ini, anda sudah bukan lagi Clever Rabbit yang di takuti para bangsawan, anda sudah bukan lagi penguasa tirani yang akan melakukan apapun untuk mencapai tujuanya, meski begitu..."

Ellena menatapku dengan tajam...

"Meski begitu, bagaimana jika semua ingatan anda tiba-tiba kembali? bagaimana jika anda tiba-tiba berubah menjadi Clever Rabbit yang jahat lagi? Saya tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan orang-orang jika tiba-tiba anda kembali menjadi seperti dulu, bukankah mereka akan merasa di permainkan, bukankah mereka akan merasa di hianati?"

Ah, aku tahu sekarang, bagi Ellena dan yang lainnya aku masih mengalami Amnesia parah karena kejadian buruk yang sudah menimpa pemilik tubuh ini yang sebenarnya, mereka tidak tahu jika jiwa yang berada di dalam tubuh ini bukanlah Nicholas Edward Silvester yang sebenarnya.
Meski mereka terus bersamaku dan seolah tidak mempedulikan masalalu dari Nicholas Edward Silvester, sepertinya masih ada rasa khawatir didalam hati mereka jika Nicholas yang jahat akan kembali.
Ya, bahkan aku sendiri tidak yakin jika aku bisa berada di dalam tubuh ini sampai akhir.

"Maaf, aku sendiri juga tidak tahu apa yang harus aku lakukan jika hal itu memang terjadi."
"....."

Dia tiba-tiba diam dan menundukan kepalanya.

"Apa anda tidak bisa terus seperti ini?"
"Hey, ku pikir kau tidak suka jika aku menjadi naif dan kurang tegas seperti ini?"
"Sa,saya tidak membencinya, tapi, mungkin memang kebodohan anda itu sangat mengkhawatirkan..."

Kupikir aku menegaskan kata naif dalan pembicaraan ini, lalu kenapa dia justru menyebutnya dengan kebodohan?
Menanggapi perkataan Ellena aku hanya bisa tersenyum kecut.

"Anda terlalu santai, anda kurang tegas terhadap para budak sehingga mereka bertingkah seenaknya, anda terlalu lembek sehingga anda sering dipermainkan oleh mereka, anda..."
"Umm, Ellena?"

Kemudian aku memotong perkataan Ellena...

"Aku akui apa yang kau katakan benar, maaf jika aku tidak sesuai dengan apa yang kau harapkan..."
"Tidak, maksud saya..."
"Aku tahu jika aku bukan tuan yang pantas, yaaa~ seorang tuan yang bahkan tidak bisa bertindak tegas pada budaknya, aku tahu jika orang seperti itu hanya bisa di sebut sebagai pecundang."
"Tuan Muda..."
"Tapi, aku sama sekali tidak peduli dengan hal semacam itu."

Karena sejaka awal aku ini memang pecundang.

"....."
"Umm, Ellena... apa karena sikapku yang seperti ini para budak jadi sulit di atur?"
"Ummh, tidak, sebenarnya..."
"Sebenarnya?..."
"Sebenarnya justru mereka semakin mudah untuk diatur, bahkan mereka akan bergerak sesuai jadwal tanpa harus disuruh."

Oooh? bukanya itu bagus, sepertinya aku harus memberi beberapa hadiah untuk mereka...
Setelah aku mendapat cukup uang di ibu kota tentunya.

"Tapi..."
"Ummh? masih ada masalah lain?"
"Saya hanya khawatir jika bangsawan lain akan menganggap remeh anda jika mereka melihat kelemahan anda sekarang."
"Tapi jika mereka tidak tahu maka tidak akan ada yang perlu di permaslahkan'kan?"
"Ehh?"
"Lagi pula aku punya Demi God disisiku jadi aku tidak perlu khawatirkan?"

Mengatakan itu aku membuat senyum pada Ellena.
Dan dia mulai terlihat bingung melihatku.
Selain itu,  sepertinya nama Clever Rabbit memiliki kekuatan yang cukup mengerikan bagi kalangan bangsawan , jika perkiraanku benar, selama mereka tidak tahu apa yang terjadi padaku mereka tidak akan pernah mendekatiku dengan gegabah.

"Jika anda berkata demikian,  dengan kekuatan anda sekarang harusnya anda tidak memerlukan Demi God untuk melindungi anda kan?"

Sekali lagi, tatapan Ellena menjadi tajam.

"Tidak peduli seperti apa saya memikirkanya, untuk seorang manusia mampu membuat kontrak dengan Sang Ratu Pedang, saya tidak bisa mengerti apa alasan di balik semua itu."

Bahkan aku sendiri juga tidak tahu, aku ingin mengatakan itu pada Ellena tapi aku menahanya.

"Ellena, apa Ratu Pedang memang sangat hebat?"
"Ya, kekuatan penuhnya bahkan bisa mengancurkan ratusan prajurit langit dalam sekali serang, selebihnya saya tidak terlalu tahu, tapi saya pernah mendengar jika dia bisa memerintahkan semua pedang , entah itu pedang dari masa lalu atau bahkan dari masa yang belum ada, entah itu pedang suci atau pedang terkutuk,  selama itu adalah pedang mereka harus mematuhi perintah dari Sang Ratu Pedang."

Baiklah dia sangat Over Power, apa aku yang membuat kontrak dengan spirit seperti itu juga bisa mengendalikan berbagai pedang? kalau memang bisa aku yakin itu pasti sangat keren.

Tapi saat aku memikirkan hal itu, aku merasa dadaku tiba-tiba menjadi sesak.
Kenapa aku merasakan hal seperti ini lagi?
Bukankah akan hebat jika aku memiliki kekuatan sehebat itu?
Tapi, perasaan ini...

"Tuan Muda kenapa anda tiba-tiba menjadi pucat?"
"Uugh? Unn, tidak apa-apa?"

Sambil mengatakan itu aku meninggalkan Ellena yang menatapku dengan khawatir dan kembali ketenda.

Part 3

Bangun di pagi hari bukanlah sesuatu yang sering aku Blance Levien Alexia lakukan, tapi, aku harus tetap melakukanya.
Karena sekarang aku memiliki pekerjaan sebagai budak dari Count baik hati dengan nama Nicholas Edward Silvester!

"Yoooss, waktunya membangunkan anak-anak!"

Dan saat itu Kak Noir muncul dari pintu tenda.

"Ah Blance kau sudah bangun? semuanya sudah menunggumu di tempat makan."

Dan saat Kak Noir mengatakan itu, aku sadar jika hanya tinggal aku sendirian yang berada didalam tenda ini.

"Eeeehh? Kak Noir aku yang bangun paling akhir?!!"
"Ummm? kenapa kau kaget begitu? bukannya biasanya juga begitu?"
"Uuhhh, aku mengerti aku akan segera kesana."
"Kenapa kau jadi lemas?"
"Kak Noir gak peka!!"
"Eeeh?!"

Uuugh, padahal aku sudah berniat untuk bangun paling awal dari yang lain tapi...

"Uhm, Blance selamat pagi?"

Dan saat itu, Aku bertemu dengan tuan Nicho  yang berdiri di depan tenda.

"Tuan Nicho? Ah! ummh selamat pagi!"
"Ah, kau bangun terlambat lagi hari ini."
"Maaf..."

Aku tahu, tolong jangan ingatkan aku.

"Aaahh, jika saya bisa bangun lebih awal harusnya saya bisa menyelesaikan pekerjaan saya lebih cepat."
"Umm? pekerjaan?"
"Ya, mengumpulkan kayu bakar dan makanan dari hutan, hari ini saya bertugas melakukan itu."
"Oooh, baiklah aku akan membantumu.."
"Eeeh?!,  tapi bukannya anda masih perlu banyak istirahat?"
"Ummh, benar, tapi aku bosan jika harus terus tidur di ranjang."
"Ahhh, saya mengerti..."

Sepertinya aku mengerti perasaanya, karena tidur dan tidak melakukan apapun sepanjang hari itu memang membosankan.
Dan saat itu suara kak Lilli terdengar.

"Hei, kalian, sarapan sudah siap!!"
"Ah, Lilli sudah memanggil kita, sebaiknya kita segera kesana."

Ummmh, benar, mungkin sebaiknya aku sarapan dulu, otakku tidak bisa bekerja dengan baik jika aku lapar.
Dan saat itu Tuan Nicho meninggalkanku.

"Aaahhh~ Tuan Nicho tunggu!!"
*
*
*
"Baiklah semuanya tenang dan makan pelan-pelan."

Mengatakan itu dengan ramah, Kak Lilli menasihati anak-anak yang ada di pengungsian.
Karena terbatasnya ruangan tenda, kami semua makan dalam satu ruangan bersama pengungsi lainya, meski sebenarnya hal ini cukup menyenangkan, tapi jika semua orang dikumpulkan dalam satu ruangan rasanya jadi sangat sulit untuk melakukan sesuatu.
Ummh, belum lagi masih banyak pengungsi yang mengantri makanan di tenda memasak.

Ini sudah hampir 2 minggu sejak pengungsian ini didirikan, dan dengan semakin banyaknya orang yang kembali ke tanah ini, pengungsian juga semakin ramai.
Dengan memprioritaskan anak-anak dan orang tua kami membuat tenda khusus untuk mereka agar mereka bisa berkumpul di satu tempat tanpa harus sibuk mencari tempat saat makan.

"Umm, sepertinya banyak orang yang sudah kembali kemari?"

Tuan Nicho mengatakan itu saat mengawasi kami semua, meski dia tidak menujukan kalimatnya pada siapapun tapi apa yang dia katakan membuat perhatian kami tertuju padanya.

"Ya, mereka bilang tanah ini adalah tanah dimana mereka di lahirkan, tidak peduli apapun yang sudah terjadi hal itu tidak mengubah kenangan yang sudah tertanam di tanah ini."

Dan saat itu, Leaf menjawab, bersamaan dengan Leaf yang berbicara para pengungsi di tempat ini mulai tersenyum.

"Ah begitu...."

Tuan Nicho juga tersenyum menanggapi apa yang Leaf katakan.
Ummh, aku pernah mendengar Kak Ellena berkata kalau Tuan Nicho dulu adalah orang yang jahat tapi, sebanyak apapun aku memikirkanya aku tetap tidak bisa membayangkan Tuan Nicho yang bisa tersenyum dengan hangat seperti ini adalah orang jahat.

Meski sebenarnya aku juga merasa kalau Tuan Nicho memang memiliki cara berpikir yang berbeda dengan kami semua, tidak, bukan hanya kami, tapi dari semua orang yang pernah aku temui, dari semua orang yang pernah menjadi tuanku dan kak Noir, aku belum pernah melihat orang dengan cara pikir seperti Tuan Nicho.

Bangsawan, mereka mengatakan kalau mereka adalah orang yang ada untuk memenuhi kebutuhan rakyat tapi, itu semua hanya alasan bagi mereka untuk terus berada di tempat aman dan menikmati kesenangan dari apa yang rakyat berikan.

Baiklah, tidak semua bangsawan melakukan itu, tapi tidak peduli sebaik apa seorang bangsawan, mereka tetap harus menunjukan wibawa mereka kepada rakyat dan bangsawan lain, tapi orang ini, Tuan Nicho, dia sama sekali tidak pernah melakukan itu.

Dia seperti menganggap bahwa orang-orang di sekitarnya tidak akan pernah menghianatinya,  selain itu dia juga bisa dengan mudahnya tidak peduli dengan dirinya sendiri selama dia bisa mendapat apa yang dia inginkan.
Meski apa yang dia inginkan bukanlah sesuatu yang setara dengan apa yang dia perbuat.

Aku tidak bisa mengerti dengan cara dia bergerak.
Dia seolah menganggap orang-orang yang ada di sekitarnya adalah sesuatu yang sangat berharga baginya, cukup berharga hingga dia bisa mengorbankan dirinya sendiri demi mereka.
Tapi di saat yang sama, di balik semua kebaikanya ada banyak rumor menyeramkan tentang Tuan Nicho yang sebenarnya.

Terlihat naif dan bodoh, terlihat ceroboh dan tanpa pertahanan tapi ada banyak misteri menyeramkan yang mengelilinginya, ugh bagaimana aku harus menyikapi orang seperti itu?
Aaahhh, kenapa aku jadi memikirkan hal ini, kurasa ini semua karena apa yang di katakan Kak Ellena setelah permainan malam itu selesai...

"Aku akan memberitahumu beberapa cerita tentang Tuan Muda karena aku menganggap kau adalah orang yang bisa aku percaya, setelah itu, selebihnya aku serahkan padamu, aku tidak akan menyalahkanmu jika kau menjadi takut atau tidak nyaman saat berada di sekitar Tuan Muda, tapi jika kau tetap bisa bersikap seperti dirimu yang biasanya, aku akan sangat berterima kasih."

Dan setelah Kak Ellena mengatakan itu, dia mulai menceritakan beberapa cerita tentang Tuan Nicho, meski tidak terlalu rinci, tapi aku mengetahui satu hal...

Tuan Nicho yang dulu adalah orang yang sangat berbahaya, dan karena suatu kejadian, dia kehilangan semua ingatanya dan dia menjadi Tuan Nicho yang sekarang.

Dan seperti apa yang Kak Ellena katakan, entah kenapa hal itu membuatku merasa tidak nyaman, aku mulai berpikir, bagaimana jika Tuan Nicho yang jahat tiba-tiba kembali, apa yang akan aku lakukan jika hal itu benar-benar terjadi?
Apa aku bisa terus tersenyum dan berada di sisinya? Apa dia masih akan memperlakukaan kami sebaik saat ini?
Aku mulai menjadi takut, aku tidak mau jika Tuan Nicho yang aku sukai menjadi berubah, aku tidak mau jika dia menjadi orang yang kasar pada kami semua.

Kemudian aku melihat Tuan Nicho tersenyum saat sedang bergurau dengan anak-anak dari pengungsian.
Melihatnya entah kenapa perasaanku tiba-tiba menjadi tenang.
Dan saat itu aku menyadari satu hal...
Benar, Tuan Nicho yang bisa tersenyum seperti itu tidak mungkin menjadi orang jahat.
Mungkin terkadang dia terlihat sedang memikirkan sesuatu yang tidak bisa aku mengerti, seolah dia sedang melihat dunia yang berbeda dengan dunia ini, tapi dia tetap bukan orang jahat.
Aku tahu jika kepercayaanku ini tidak memiliki dasar tapi, setidaknya aku ingin mempercayainya apapun yang terjadi.
Karena dia adalah orang yang sudah memberikan aku dan Kak Noir hidup baru yang lebih baik.
Karena dia adalah orang yang sudah menunjukkan betapa indahnya dunia pada kami.

Terus memikirkan itu, aku memandang lekat pada Tuan Nicho.

"Ummh? Blance kenapa kau melihatku seperti itu?"

Menyadari tatapanku Tuan Nicho menanyakan itu sambil memiringkan kepalanya.

"Tuan Nicho, aku menyukaimu..."

Dan tanpa aku sadari, kalimat itu keluar dari mulutku.

Part 4

"Tuan Nicho, aku menyukaimu."
"Huh?!!"

Mendengar Balnce mengatakan itu padaku, aku merasa duniaku membeku untuk beberapa saat.
Dan kemudian rasa sakit tiba-tiba muncul didalam hidungku, sepertinya air yang aku minum justru keluar dari hidungku.

"Tunggu sebentar Tuan Muda tolong jelaskan ini segera!!"(Lilli)
"Tu,tuan Nicho!! jahat sekali!!!" (Leaf )
"Hoya... Anda benar-benar hebat Tuan Muda"(Ellena)

Melihat apa yang Blance lakukan, Lilli mulai mengeluiarkan Miasma pekat yang bahkan hampir setara dengan Miasnma Antibody Goliath, Leaf mulai menangis seperti seorang istri yang melihat suaminya selingkuh, dan Ellena tersenyum dengan... Uuuh lupakan dia!!!


"Lilli biar aku jelaskan, aku sama sekali tidak melakukan apapun, mungkin Blance menyukaiku hanya sebagai teman atau seorang ayah."

Benar, kemngkinan itu sangat besar, tapi...

"Uuhh? tapi aku suka dengan Tuan Nicho sampai aku ingin menjadi istrinya."

Blance tiba-tiba mengatakan itu dengan senyum lugu.
Jangan memberi garam pada lukaku!!!
Dan saat itu Leaf yang entah kenapa menangis semakin keras berlari keluar dari  ruang makan sambil menangis...

"Uaaaa!!! aku tidak tahan lagi aku ingin cerai!!!"

Jangan berlarian sambil meneriakan sesuatu yang bisa membuat orang salah paham seperti itu bodoh!!

"Ce,cerai? begitu, jadi tanpa pengetahuan saya anda sudah melakukan sesuatu pada Leaf?! baiklahs epertinya saya harus memberi anda beberapa pelajaran!"
"Tu,tunggu Lilli!!...."

Kenapa kau sangat mudah terprovokasi??!!!

"Hoya Tuan Muda, anda benar-benar menjadi seorang pria."

Dan Ellena, Uughhh berhentilah tersenyum seperti itu!!!
Ini buruk kenapa pagiku harus diawali dengan Lilli dalam mode setannya!!

"Aaahh, aku lelah..."

Setelah sarapan dan beberapa pelajaran yang di berikan oleh Lilli akhirnya aku bisa bebas.
Dan sekarang aku sedang membantu Blance mencari kayu bakar dan beberapa jamur di hutan.

"Tuan Nicho, sebaiknya anda istirahat, saya akan menyelesaikan sisanya."
"Ummh, maaf...."
"Unn, tidak masalah, lagi pula anda sudah berusaha keras."

Hmm, Blance juga sudah mulai berubah, Aaahh~aku jadi ingat saat kami pertama bertemu, malam dimana aku masih setengah tidur dan dia tiba-tiba berada di atasku tanpa memakai pakaian sehelaipun dan memohon untuk melepaskan kakaknya sebagai ganti dari tubuhnya.

Saat itu, aku melihat dia seolah sudah benar-benar putus asa, tapi sekarang, dia terlihat seperti orang lain, seolah Blance yang waktu itu hanya sebuah mimpi acak yang aku dapat.

"Ummh, Tuan Muda kenapa anda terlihat senang?"
"Unn? tidak, tidak ada apa-apa."
"Tuan Muda, sebenarnya apa yang anda pikirkan?"
"Hmmm?...."

Ummm? kenapa dia bertanya seperti itu.

"Anda tahu saya tidak bisa mengerti apa yang anda pikirkan, dari cara anda memperlakukan budak, dari cara merencanakan sesuatu, dari cara anda memutuskan sesuatu, entah kenapa saya tidak bisa mengerti apa yang anda ingin lakukan."

Saat itu, aku masih tidak mengerti apa yang dia maksud jadi aku hanya bisa diam, kemudian dia melanjutkan.

"Anda seolah tidak mempedulikan keuntungan yang bisa anda dapat dari apa yang terjadi di sekitar anda, sebagai contohnya, saya mendengar dari Kak Ellena kalau anda bahkan mencoba melindungi Tuan Muda Leon di saat keluarganya sendiri sudah memutuskan dia akan dieksekusi, bukankah harusnya anda bisa meminta lebih dari apa yang sudah terjadi?"
"Ummh, sebenarnya, aku juga mendapat beberapa kuntungan dari apa yang sudah terjadi, mungkin kalian tidak tahu tapi keluarga antharas akan memberi tunjangan pada keluarga para prajurit yang sudah ikut  berperang seumur hidup mereka, selain itu kerajaan juga akan memberikan bantuan untuk membangun tanah ini kembali."
"Ummh, hanya itu? apa anda tidak ingin mendapat lebih?"
"Lebih, tentu saja aku ingin, tapi, ku pikir seperti ini saja sudah cukup."
"Seperti ini lagi, inilah kenapa saya tidak mengerti dengan sifat anda, maksud saya..."
"Umm, aku terlihat sangat naif dan bodoh, benarkan?"

Menanggapiku Blance mengangguk.

"Umm, Blance, apa kau tahu manusia itu adalah makhluk yang tidak pernah merasa puas, sekali mereka merasakan seuatu mereka akan terus meminta lebih, sekali mereka mengetahui sesuatu mereka akan terus mencari untuk mendapatkan sesuatu yang lain...."

Dan di duniaku sebelumya hal seperti itu sudah membuat dunia yang aku tinggali berada dalam situasi dimana tidak ada  garis penghalang antara baik dan buruk.

Hal itu membuatku takut, saat aku kecil aku selalu berpikir bahwa orang dewasa itu keren, mereka benar-benar hebat seperti seorang superhero karena mereka bisa melakukan apa yang mereka inginkan sendiri tapi, ketika aku semakin dewasa aku mulai mengerti banyak hal, bahwa di dunia ini tidak ada orang baik yang benar-benar baik, juga tidak ada orang jahat yang benar-benar jahat, mengaburkan semua pandanganku terhadap orang-orang di sekelilingku, membuatku takut untuk menjadi dewasa.
Mungkin karena aku yang terlalu takut untuk menerima dunia membuatku menjadi orang yang selalu di buli.

Meski begitu, aku tahu satuhal yang pasti, alasan kenapa semakin manusia berkemang justru membuat mereka kehilangan kemanusiaan mereka adalah karena manusia itu terlalu rakus dan tidak pernah puas pada apa yang sudah mereka miliki.

Ketika manusian menjadi rakus mereka akan menjadi orang yang tamak, dan sekali mereka menjadi tamak mereka tidak akan bisa menahan nafsu mereka, dan dengan semakin tingginya nafsu mereka terhadap dunia mereka akan menjadi makhluk yang tidak akan bisa menerima jika ada orang lain yang jauh lebih tinggi dari mereka, selalu iri pada apa yang orang lain miliki sehingga mereka akan berusaha mendapatkan lebih dari apa yang sudah mereka miliki, dan setelah apa yang mereka inginkan tercapai mereka akan menjadi pemalas yangselalu menyombongkan apa yang sudah mereka miliki, merasa paling benar dan menjadi pemarah yang hanya bisa menyalahkan orang lain.

Dan itu akan terus bersambung dengan banyak sifat buruk lain seiring manusia berkembang.
Dan karena itulah, manusia akan terus membuat sebuah rantai tanpa akhir yang akan semakin memanjang sampai akhir dunia kelak.


"Dan karena itulah, jika manusia tidak bisa mengendalikan keserakahan mereka, mereka akan menjadi makhluk yang jauh lebih buruk dari pada monster."

Dan saat ini aku mencoba untuk terus menahan diriku, dengan kekuatan hebat yang sudah Iona berikan dengan kedudukan dan kekayaan yang aku miliki, dengan keuntungan yang ada di depanku saat ini, aku harus berhati-hati dalam menentukan apa yang akan aku lakukan dengan apa yang sudah aku miliki.

Karena aku tahu, satu kesalahan kecil akan membuatku menjadi monster yang mungkin jauh lebih buruk dari Nicholas Edward Silvester yang sebenarnya.

"Sudah saya duga, anda memang melihat dunia dari sudut pandang yang berbeda, atau mungkin sebenarnya anda berjalan didunia ini sambil melihat kesebuah dunia berbeda yang tidak bisa kami bayangkan."

Mengatakan itu, Blance terus membelakangiku, sambil terus sibuk menata jamur yang sudah dia kumpulkan.

"Ummh, mungkin kau benar, meski dunia yang aku lihat sangat berbeda dengan dunia ini, meski aku tahu jika dunia ini jauh lebih baik dari pada dunia itu, aku tetap tidak bisa berhenti merasa takut jika suatu saat dunia ini akan menjadi dunia yang sama dengan dunia yang aku lihat."

Ya, aku takut jika dunia ini menjadi dunia busuk dimana kedaimaian justru membutakan orang pada kekacauan yang sedang terjadi didunia.
Mengatakan bahwa informasi global adalah hak setiap manusia, mengatakan bahwa kedamaian adalah hak setiap negara.
Tapi di balik kalimat mewah tersebut masih banyak kebohongan yang belum terkuak.
Dan saat aku kembali dari peikiranku, aku melihat Blance melihatku sambil memiringkan kepalanya.

"Maaf, kau tidak mengerti ya?"

Dan untuk menenangkanya aku tersenyum pada Blance tapi, Blance justru menunjukan ekspresi tidak nyaman melihatku.

"Anda berbicara seolah anda sudah pernah tinggal di dunia yang berbeda dengan dunia ini..."

Saat Blance mengatakan itu, aku benar-benar kehilangan kata-kataku.
Karena aku bukan hanya tinggal disana, tapi aku lahir dan tumbuh di dunia itu.

Sambil memikirkan itu aku kembali menatap langit, dan hal itu mengingatkanku kalau aku akan pergi ke ibu kota beberapa hari lagi.
Ah, kira-kira siapa yang akan menemaniku kesana?
Mungkin setelah ini aku akan bertanya pada Ellena.


4 Responses so far.

  1. Walau romance comedynya sedikit, gue tetep bisa ngakak kalo mbaca soal cerainya. nice joke and good job

  2. waduh bahaya sepertinya saya mulai jatuh hati sama blance hahaha
    lanjut terus kk

  3. makasih kk semua >,<... maaf kalau chapternya jadi makin dikit soalnya lg kesulitan ide >,<

  4. Sangat menyenang kan.trema ksih utk chapter

Posting Komentar

    About Me

    Medusa Lilly Fans
    Lihat profil lengkapku

    Followers