. post-thumbnail{float:left;margin-right:20px}

Background

Pages

Minggu, 31 Januari 2016 di 07.30 Diposting oleh Medusa Lilly Fans 5 Comments


part 1

Beberapa hari kemudian...

" Jadi yang akan pergi bersamaku adalah Lilli, Noir dan Blance?"

Aku menanyakan itu pada Ellena yang berdiri di depanku.

"Umm, benar, Lilli akan menggantikan saya sebagai pelayan, sedangkan Blance dan Noir akan memberikan anda wibawa lebih saat memasuki ibu kota."

Ellena mengatakan itu padaku sambil menunjuk pada Noir dan Blance di sampingnya.

"Haaa?"

Dan aku hanya bisa membuka lebar mulutku mendengar apa yang Ellena katakan, aku bisa mengerti jika Lilli akan menggantikan Ellena di sampingku tapi, apa maksudnya Blance dan Noir akan memberi wibawa padaku?

"Anda tahu, Caithshit adalah budak peliharaan peringkat atas yang bahkan hanya beberapa bangsawan saja yang bisa memilikinya, dan dengan mereka disamping anda, mereka akan membuat para bangsawan di sana menjadi iri!"

Tunggu sebentar apa hal itu penting?
Tidak peduli sebanyak apa aku berpikir aku tidak bisa mendapat alasan yang tepat, baiklah akan aku ikuti apa yang Ellena katakan.

"Ah, sebelum itu, aku ingn mengecek sesuatu."

Sekitar 2 hari yang lalu kami mengadakan penyegelan budak bersama tuan Euclide, entah kenapa aku tidak bisa terbiasa melihat orang tambun menyeramkan itu.
Dan setelah beberapa jam akhirnya semua Demi Human kecuali para Forest Elf mendapat segel budak pada dada mereka.
Tentu segel yang di gunakan adalah segel tingkat paling rendah yang tidak tidak terlalu memberikan kekangan pada pemakainya.
Meski aku merasa Segel sudah tidak diperlukan karena ku pikir mereka tidak akan kabur atau menolak perintah tapi, tanpa segel budak mereka bisa saja menjadi sasaran para pemburu budak saat sedang mencari makanan dan kayu bakar di hutan, ya sebenarnya segel budak juga berfungsi seperti ikat leher pada hewan piaraan.

Ah, saat aku memlihat Slave Barku ada sesuatu yang berubah.

"Sepertinya ada satu skill yang hilang dari kalian?"

Ya ada satu skill yang hilang, meski ini sudah 4 bulan tapi aku masih mengingatnya karena hampir dari mereka semua memiliki skill tersebut, ummh, skill apa itu...

"Maksudmu Skill Cinderella?"

Dan saat itu Cecillia yang tiba-tiba muncuk di belakang Ellena menjawabku.
Nah itu dia, Cinderella...
Ummh,  aku tidak tahu apa yang sudah terjadi di antara dia dan Cerudim tapi, setelah mereka saling bicara Cecillia menjadi semakin ramah padaku, dan Cerudim, entah kenapa menjadi sering membuat senyum yang tidak cocok dengan aura hitam yang dia keluarkan.
Apa aku sudah melakukan sesuatu yang membuat dia marah?

Dan kemudian Cecillia menjelaskan kalau Skill Cinderella yang para budak milliki sebelumnya adalah Skill yang didapat dari item yang disebut camuflage amulet, sebuah item yang memberikan bonus skill pada karakter dengan batas level tertentu, dan karena para budak merasa tidak memerlukan itu lagi mereka mengembalikanya pada Cecillia.
Ummh, sepertinya para budak sudah benar-benar percaya padaku.
Baiklah sepertinya itu hal yang baik jadi aku tidak perlu mengkhawatirkanya.

Dan sekarang, karena semuanya sudah beres aku harus pergi ke ibu kota menaiki kereta khusus yang sudah akademi siapkan untuku.

"Maaf, apa kalian sudah siap, kita harus segera berangkat karena hari sudah semakin siang."

Seorang gadis muda yang terlihat berada pada awal 20annya melambaikan tangan dari dalam kereta, dia adalah pemandu yang ditugaskan untuk menjemputku, dan setelah mengtakan itu dia turun dari kereta dan menyambutku....

"Saya Luka Cherena salah satu guru yang akan memandu Tuan Muda Silvester menuju akademi, sebenarnya saya ingin menyambut anda di dalam kereta tapi karena anda terlalu lama di luar, saya memutuskan untuk segera keluar karena saya pikir tidak sopan pada anda jika saya hanya duduk dan terus menunggu...."
"Ah, aku Nicholas Edward Silvester, mohon bantuanya."

Menanggapiku Nona Luka menundukkan kepalanya,

"Eh?"

Dan pada saat itu aku melihat kakinya yang gemetar, ah jadi di balik wajah ramahnya dia sebenarnya sangat takut padaku?
Ya aku adalah Clever Rabbit yang di katakan sebagai eksistensi yang paling di takuti oleh para bangsawan, itu yang aku dengar dari Ellena.
Tapi aku tidak percaya kalau apa yang dia katakan benar.

"Baiklah semuanya sudah siap, Lilli , Blance, Noir ayo kita pergi."
"""Oooohh!"""

Saat aku mengatakan itu, mereka bertiga menjawab dengan semangat, dan kemudian kami menaiki kereta bersama Nona Luka.

"Yo selamat datang di Garcia De Greyland Expres."

Saat aku memasuki kereta seseorang menyapaku dari jendela depan, sepertinya dia adalah orang yang akan mengusiri kereta ini.
Saat aku melihatnya, aku sadar kalau dia jauh lebih muda dari Nona Luka, tidak bahkan dari usia dia mungkin sekitar 17 atau 18 tahun, seorang pria muda yang terlihat energetik dengan rambut coklat karamelnya.

"Garcia, sopanlah pada tamu kita!"

Dan melihat dia berbicara, Nona Luka membentaknya.

"Ah, tidak perlu, kalian tidak perlu terlalu formal padaku."

Nona Luka menjadi tercengang saat aku mencoba menenangkan suasana di sini..

"Tadi kau bilang namamu Garcia,kan?."
"Dia adalah Garcia De Grayland, putra dari Baron Alfonso De Grayland pemimpin dari sebuah wilayah kecil yang berada di bawah kekuasaan Duke Antharas, selain itu dia adalah salah satu Siswa akademi yang di tugaskan mengusiri kereta ini.."
"Eehh, jadi dia berada satu fraksi dengan Leon?"

Aku terkejut saat mendengar Nona Luka menjelaskan perntanyaan yang aku tujukan pada Garcia, sebenanrya aku sendiri tidak tahu alasan kenapa aku terkejut.

"Ya begitulah, aku sebenarnya di tunjuk sebagai pengawal pribadi untuk Tuan Leon tapi karena suatu masalah yang sudah dia sebabkan dan membuatnya menjadi tahanan rumah, aku kehilangan pekerjaanku."
"Maaf, entah kenapa aku merasa bersalah di sini."
"Ahaha, tidak masalah, hanya karena kehilangan satu pekerjaan bukan berarti hidupku berakhir."
"Tunggu sebentar, kau masih seorang bangsawankan? harusnya tanpa pekerjaanpun kau baik-baik saja, tidak, bahkan harusnya hidupmu semakin nayamankan jika Leon tidak ada?"

Menanggapi apa yang aku katakan Garcia tersenyum.

"Yaa~ seorang laki-laki selalu memiliki sesuatu yang dia inginkan."

Ummmh, sesuatu yang di inginkan ya? jika membicarakan hal itu aku jadi teringat pada satu hal, apa yang sebenarnya ingin aku lakukan di dunia ini?
Apa hanya sekedar memperbaki hidup dan mendapat gelar dan jabatan?
Ugh, mungkin aku harus memikirkanya dari sekarang.
Sesuatu yang aku inginkan, sebisa mungkin itu adalah sesuatu yang tidak perlu menggunakan kekuatan yang Iona berikan.

Dan setelah sehari penuh menaiki kereta kami memutuskan untuk bermalam di sebuah penginapan yang berada di sebuah desa kecil bernama Amor di pinggiran wilayah Aren.
Jarak dari Aren ke ibu kota adalah sekitar 2 hari perjalanan menggunakan kereta, sebenarnya jika kami memaksakan diri kami bisa sampai keesokan harinya tapi, karena keadaan di perbatasan wilayah ini terlalu berbahaya dan adanya banyak bandit yang berkeliaran Nona Luka akhirnya berkata kalau kita akan bermalam di desa terdekat.
Dan saat itu...

"Oh, Tuan Muda kenapa anda ada di sini?"

Aku bertemu Oliver yang sedang memeriksa keadaan desa ini.

"Ooh!! Oliver kau ada disini?"
"Ya, saya baru saja dari tempat kepala desa untuk menanyakan apa yang terjadi di wilayah ini."

Aku mendengar kalau Oliver memang sedang berkeliling untuk melihat keadaan wilayah lain dari Aren pasca serangan Goliath, karena adanya kemungkinan daerah lain juga mengalami kerusakan parah karena Goliath membuat gempa-gempa besar yang bahkan membuat Dawn Town hancur.

"Ummh begitu, lalu bagaimana keadaannya?"
"Untuk tempat ini sepertinya tidak ada kerusakan yang berarti, hanya beberapa bendungan yang menjadi retak tapi mereka sudah memperbaikinya, tapi untuk wilayah lain ada beberpa desa yang mendapat kerusakan cukup parah, sebagai contohnya ada beberapa rumah yang rubuh di desa Roland."

Roland? kalau tidak salah itu adalah desa yang terletak 3 kilometer dari Dawn Town, aaahh, aku jadi merasa tidak nyaman karena aku tidak sempat mengunjungi satupun desa yang terkena dampak Goliath.

"Oliver, terima kasih atas kerja kerasmu."
"Unn, anda tidak perlu mengatakan itu."
"Sebentar, apa kau hanya sendirian?"
"Tidak, Rakan bersama saya,  tapi tadi dia bilang sedang pergi untuk membeli beberapa oleh-oleh."

Dia masih sempat memikirkan oleh-oleh huh?

"Lalu Tuan Muda apa yang sedang anda lakukan di sini?"

Ummh, benar Oliver tidak tahu apapun tentang kepergianku ke ibu kota karena dia terlalu sibuk memeriksa desa-desa di sekitar Dawn Town, sebenarnya selain dia ada beberapa anggota ksatria penjaga yang juga berkeliling untuk memeriksa situasi tapi, sepertinya meski di bantu oleh beberapa orang pekerjaan ini masih membutuhkan waktu lama untuk selesai.

"Mmmh, jadi seperti itu ceritanya."

Dan setelah aku menceritakan semuanya hanya itu yang dia katakan.

"Hei mau sampai kapan kau berada di luar..., Huwaaah?!!"

Dan saat itu Garcia yang bersama Nona Luka mengurus administrasi penginapan memanggilku, dan dia langsung panik saat melihat Oliver di depanya.

"Lizardmen?!!"
"Ah, Tunggu Garcia, kau tidak perlu khawatir."

Ah aku lupa, Lizardmen adalah rass buas yang tinggal di rawa-rawa wilayah Goddard, bahkan di antara Demi Human sendiri mereka sangat di takuti, kupikir wajar jika Garcia sangat terkejut melihat Oliver di sini.

"Ooh, Oliver?..."

Dan dia mulai tenang saat aku menejelaskan siapa Oliver sebenarnya.

"Tuan Muda Silvester kau hebat, bahkan kau memiliki Lizardmen sebagai budak."

Eeh? saat itu aku langsung melihat pada Oliver, dan dia hanya mengangkat pundaknya menanggapiku.

"Lizardmen adalah ras liar yang bahkan Godard tidak sanggup mengatasinya, terlalu liar untuk di kendalikan tapi, mereka adalah prajurit hebat yang bahkan lebih menyeramkan dari Leonomad."
"Benarkah?
"Ummh, mereka memang sangat sulit di kendalikan, tapi begitu mereka mengakui seseorang mereka akan melindungi orang tersebut bahkan jika itu berarti harus mengorbankan diri mereka sendiri."
"Sepertinya kau tahu banyak tetang mereka?"
"Ya, pamanku adalah seorang pedagang, dan ayah selalu membiarkan  pamanku membawaku saat dia berdagang agar aku belajar tentang dunia luar, dan karena itu aku pernah mengalami situasi dimana kami di tangkap oleh Lizardmen saat tidak sengaja memasuki rawa Bamar di perbatasan negara."

Mmmh, sepertinya dia mengalami situasi yang cukup sulit waktu itu, sebentar, sebenarnya umur berapa dia ikut pamannya berdagang?

"Ummh, kalau tidak salah waktu itu aku masih berumur 6 tahun."
"Serius? dan kau masih ingat kejadian yang kau alami?!"
"Setelah mengalami situasi di mana kau hampir direbus hidup-hidup dan di kelilingi kadal besar dengan seringai aneh, kau pikir kau bisa melupakannya?"

Tidak, mungkin aku malah akan terkena Trauma karena hal itu.
Sebentar, hanya perasaanku atau Garcia sama sekali tidak memberikan sikap formal saat bicara padaku?
Bukannya aku membenci hal itu, hanya saja terasa aneh jika orang yang baru beberapa saat bertemu langsung bicara seakrap ini padaku.


"Garcia, bukanya kau terlalu akrab denganku?"

Dan tanpa sadar aku menanyakan itu padanya dengan nada yang agak dingin, membuat Garcia memperlihatkan ekspresi takut untuk pertama kalinya.

"Tunggu,tunggu, tunggu.... bukan berarti aku tidak menyukainya. hanya saja, aku merasa aneh denganmu."
"Oooh, uhm, maaf.. sepertinya sikap saya sudah terlalu tidak sopan pada anda."

Tiba-tiba sikapnya padaku berubah..

"Tunggu, kenapa kau..."
"Maaf, sebaiknya kita segera masuk."
"Tunggu, Garcia..."

Mengabaikan kalimatku dia langsung masuk kedalam penginapan.

"Dia kenapa sih?"

Merasa tidak nyaman dengan apa yang sudah dia lakukan aku segera mengikutinya, meninggalkan Oliver yang terlihat bingung.

"Ah Tuan Muda Silvest__"
"Nona Luka dimana Garcia?"
"Eh?, dia barus aja masuk kekamarnya."

Kamarnya? jadi kami tidak berada di kamar yang sama? bukankah akan lebih irit jika kita hanya membagi kamar untuk laki-laki dan perempuan saja?
Tunggu, jangan bilang kamar kita di pisah menurut derajat masing-masing?

"Eh? Tuan Muda, anda salah jalan kamarnya ada di kamar nomer 3 sebelah kanan, bukan sebelah kiri."

Ah benar, aku salah jalan.
Kamar nomer 3 sebelah kanan, huh... Ah ketemu.
Dan saat aku membuka pintunya...

"Hey, Garcia, kau tahu pergi tanpa mendengar apa yang seseorang ingin katakan itu tidak sopan?!"


Part 2

Garcia De Greyland, putra pertama dari baron Alfonso De Greyland, penguasa wilayah Roland yang berada di bawah kekuasaan Duke Antharas.

Sejak kecil dia selalu didik untuk menjadi orang hebat yang bisa mengabdi pada keluarga Antharas tapi, dalam pengabdianya di dalam lingkungan keluarga Antharas sesuatu terjadi, sesuatu yang membuat dunianya berubah dan membuat Garcia untuk pertama kalinya memiliki sebuah impian yang harus dia gapai apapun yang terjadi.

Tapi, apapun yang dia lakukan, tidak ada satupun yang berubah dalam hidupnya, membuat dia menyadari betapa lemah dirinya di bandingkan orang-orang di sekelilingnya.
Meski begitu, dia tidak boleh menyerah, demi sesuatu yang ingin dia dapatkan, meski orang-orang akan mengatakan bahwa apa yang dia lakukan hanyalah kebodohan yang sia-sia, selama ada setitik harapan dimana dia bisa bergantung, Garcia akan tetap melakukanya.
Meski itu berarti dia harus mempertaruhkan nyawanya di hadapan bangsawan yang memiliki derajat jauh di atasnya.

"Hey Garcia, kau tahu pergi tanpa mendengar apa yang seseorang ingin katakan itu tidak sopan?!"

Dan saat Garcia sedang memikirkan itu, orang yang tidak pernah Garcia duga, Sang Clever Rabbit, Nicholas Edward Silvester muncul dengan menggebrak pintunya.

"Tuan Muda?!"
"Sudah kuduga sepertinya aku , ..."

Saat Garcia masih bingung dengan apa yang terjadi, orang di depanya justru membuatnya semakin bingung.

"Maaf, sepertinya aku sudah mengatakan sesuatu yang membuatmu tidak nyaman."

Sang Clever Rabbit, orang yang di sebut sebagai Eksistensi terjahat di dalam sejarah manusia, menundukan kepalanya dan meminta maaf pada Garcia.

Sebentar sepertinya ada sesuatu yang tidak beres di sini.

memikirkan itu, Garcia juga menundukan kepalanya secara reflek.

"Maaf Tuan Muda, sepertinya ada yang salah di sini."

Garcia mencoba mengkonfirmasi apa yang sebenarnya terjadi di hadapanya, walau bagaimanapun untuk seorang Clever Rabbit meminta maaf padanya, itu bukan sesuatu yang bisa di terima begitu saja.
Tapi...

"Dan satu hal lagi, aku ingin kau bersikap seperti biasanya, ya... aku lebih nyaman ketika orang juga nyaman bersamaku, bukan karena takut padaku."

Sebelum Gacia mendapat jawaban yang dia cari Nicholas sang Clever Rabbit justru mengatakan itu.

"Aahh, baiklah aku akan ke kamarku..."

Dan dia juga segera pergi setelah mengatakan apa yang ingin dia katakan, meninggalkan Garcia dalam kebingungannya.

"Tunggu, apa yang sebenarnya sedang terjadi, apa dia ingin dekat denganku?"

Tidak, jika itu adalah Clever Rabbit, pasti ada sesuatu yang dia rencanakan...

memikirkan itu, Garcia duduk di ranjangnya, mengingat apa yang ayahnya selalu katakan padanya tentang Clever Rabbit.

"Apapun yang terjadi, hindari kontak dengan orang tersebut, akan lebih baik jika kau tidak mengenalnya dan dia tidak mengenalmu."

Tapi sepertinya semuanya sudah terlambat, tidak, justru sejak awal Garcia sudah berniat mendekati sang Clever Rabbit dengan menerima Quest dari kepala sekolah untuk menemani Luka Cherena menjemput Clever Rabbit di kediamanya.
Dia tahu jika apa yang dia lakukan mungkin akan membawanya pada sebuah penderitaan yang jauh lebih buruk dari kematian tapi, dia tetap harus melakukanya karena ada sesuatu yang ingin dia capai apapun yang terjadi.

"Yah, lagi pula aku adalah yang memulainya dan sepertinya saat ini sudah terlambat untuk mundur, mungkin mencoba mendekati dan memanfaatkan Clever Rabbit adalah ide yang gila tapi, jika aku berhasil memanfaatkanya semuanya akan menjadi sangat mudah untuk di lakukan, mungkin aku harus tetap bertaruh pada pilihan yang sudah aku putuskan"

Membaringkan tubunya Garcia menatap lampu dari spirit ore yang memberikan cahaya mana redup, terus mengingatkan dirinya agar terus waspada pada Clever Rabbit yang saat ini berada di dekatnya.

"Dan jika aku menang dengan taruhan yang sudah aku buat, aku akan bisa membawa dia pergi dari tempat itu, Argh, tapi aku tidak menyangka bahwa wajah polos dari seorang Clever Rabbit bisa membuatku setakut ini."

Part 3


Pagi harinya...

"Selamat pagi Tuan Muda Silvester..."

Nona Luka menyapaku dengan senyum lembut yang tidak pernah aku lihat sebelumnya.
Kukira dia takut padaku.

Kemudian di belakangnya ada Blance dan Noir.

"Hmmmp!!'(Noir)
"Tuan Nicho jahat!"(Blance)

Huh? ada apa dengan mereka?
Ah aku ingat, beberapa saat setelah aku keluar dari kamar Garcia Nona Luka datang padaku dan berkata.

"Tu,Tuan Muda Silvester, mungkin ini sedikit lancang tapi, bo,boleh saya meminjam dua Caithsith yang anda pelihara?"

Kupikir kata "pelihara" sedikit tidak cocok untukku tapi, sepertinya Caithsith memang di perlakukan seperti hewan peliharaan di dunia ini.
Dan menanggapi apa yang nona Luka katakan aku mengatakan.

"Uh? umm, baiklah, tapi tolong perlakukan mereka dengan baik."

Setelah itu aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi sepertinya ada sesuatu yang membuat Noir dan Blance tidak senang, dan untuk menanggapi mereka berdua yang terlihat tidak senang aku memaksan senyumku pada mereka.

" Ummh, bukankah harusnya kalian mengatakan selamat pagi padaku?"
"Hmmp!! tidak untuk saat ini!!"
"Hmmp! kak Noir benar!"

Eh? mereka benar-benar marah?

"Tunggu, apa Nona Luka melakukan sesuatu pada kalian?"
"Ya!! Anda tahu, dia memaksa kami mengenakan pakaian aneh yang dia buat dengan sihirnya berkali-kali dan kami hampir tidak tidur sama sekali!"(Noir)
"Dan yang lebih buruk, anda menyerahkan wanita anda pada orang lain dengan mudahnya? apa saya hanya seperti budak untuk anda?!!"(Blance)

Ugh? jadi itu alasanya, memangnya sampai jam berqapa mereka di paksa bangun?
Tunggu, bukankah sejak awal kalian adalah budak milikku?
Dan jangan mengatakan sesuatu seperti "Wanita anda" di tempat ramai seperti ini!
Tapi sayangnya sudah terlambat, semua orang sudah melihat pada kami sekarang.
Ini memalukan, dan saat itu Lilli muncul...

"Ah Tuan Muda selamat pagi."
"Ugh, Lilli selamat pagi."
"Eh? kenapa anda terlihat lesu? anda tidak bisa tidur?"
"Unn, bukan..."
"Eh? kenapa semua orang melihat kemari?"
"Bukan apa-apa abaikan mereka."
"Ummh? tidak seperti biasanya Noir dan Blance menjauh dari anda?"
"...."

Mengabaikan Lilli aku berjalan menuju kereta yang sudah di siapkan oleh garcia.

"Yoo, Tuan Muda, selamat pagi."
"Mmmh? Oh, Garcia selamat pagi..."
"Garcia, sudah aku katakan sopanlah pada tamu kita!"

Di sana Garcia menyambutku dengan energic seperti saat kami pertama bertemu, sepertinya dia sudah tidak takut padaku, dan seperti biasanya Nona Luka membentaknya.
Aku merasakan De Ja Fu di sini.


"Baiklah semuanya, mari kita berangkat sebelum hari semakin siang."

Nona Luka mengatakan itu pada kami saat aku masih mengobrol dengan Garcia, sepertinya saat ini sudah waktunya untuk berangkat.

"Hei Garcia, kira-kira berapa lama lagi kita akan sampai?"
"Dengan kereta dan bantuan sihir percepatan yang Nona Luka lakukan mungkin malam ini kita akan sampai."
"Ahh, begitu, terima kasih."

Dan setelah aku menanyakan itu, perjalanan  kami di mulai kembali.

"Blance, Noir, setelah sampai di akademi aku akan memberikan pakaian yang bagus pada kalian, tidak seperti pakaian yang terbuat dari mana sebelumnya, aku akan memberikan pakaian dengan kain kualitas terbaik!!!"
"Hiii!!"(Noir)
"Miaw!!!"(Blance)

Di dalam kereta Nona Luka mulai mengatakan banyak hal pada Noir dan Blance.
Hmm sepertinya dia sangat menyukai mereka berdua, tapi,  sayangnya Noir dan Blance tidak terlalu suka dengan apa yang dia lakukan.
Sebenarnya apa yang dia lakukan pada mereka semalam?

"Tu,tuan Muda, Aku akan menjadi gadis yang baik tolong jangan biarkan aku bersama orang itu?"

Mengatakan itu, Noir memeluk lenganku erat, Uugh, dia sangat manis, dan sepertinya dia kembali ke gaya bicaranya yang dulu, itu hal bagus'kan?
Ah tentang Nona Luka, bukankah itu bagus jika dia mau memberimu pakaian mahal?
Aku ingin mengatakan itu tapi, Blance sudah memeluk kaki'ku erat sambil berkata...

"Tu,Tuan Nicho, saya juga sama, saya akan melakukan apapun, bahkan jika harus menjadi mainan anda tiap malam jadi...Miaw!!"

Dan aku segera memukul kepalanya pelan..
Jangan mengatakan sesuatu yang bisa membuat orang salah paham!

"Uuu, kenapa hanya aku yang di pukul?!"
"....."

Hahh, karena Blance mulai protes, dan aku sedang tidak ingin berdebat denganya, aku segera mengelus kepalanya untuk membuatnya tenang.

"Hauuu... Fuurrrr"

Ugh, dia mendengkur seperti kucing.

"Ummmh, Nona Luka sepertinya mereka berdua tidak terlalu senang dengan bagaimana anda...."

Saat aku akan menjelaskan itu, mata Nona Luka hanya tertuju pada Noir dan Blance, dia bahkan bernafas dengan berat seperti seorang masokis.
Baiklah, dengan kondisinya saat ini sepertinya dia tidak akan mendengarku.

"Maaf, Noir, Blance, aku akan mendoakan kalian semoga kalian selamat."
"Apa?!"
"Anda benar-benar tidak bertanggung jawab!!"

Melihat apa yang terjadi, aku hanya bisa mengatakan itu pada kedua gadis kucing di sampingku, meski itu hanya sebuah candaan.
Setelah itu, aku membutuhkan 30 menit penuh untuk membuat Nona Luka mengerti, meski aku masih belum berhasil membuatnya meninggalkan Noir dan Blance.
Sebenarnya aku bisa membuat Nona Luka menurut dengan menggunakan gelarku sebagai Clever Rabbit tapi, kupikir itu bukan cara yang harus aku gunakan dalam keadaan seperti ini.
Maksudku, hanya karena kau bisa melakukannya bukan berarti kau boleh melakukanya, sejak aku menyadari kekuatan dan keuasaan yang aku miliki aku selalu menempa kalimat itu di dalam kepalaku.

"Uhuhuu, kalian manis sekali, kalian benar-benar pantas di sebut budak piaraan kelas paling atas."
"Tuan Muda!!"
"Tuan Nichoo!!"

Uugh, apa yang harus aku lakukan sekarang.

Dan dengan kekacauan yang terjadi didalam kereta, perjalanan hari ini berakhir, menjelang malam akhirnya kami sampai di ibu kota kerajaan Esembria, Tetra Matilda.

"Uugh, siapa sangka menaiki kereta juga akan membuatmu merasa sangat lelah"
"Mungkin lebih tepat dikatakan jenuh dari pada lelah Tuan Muda."

Menanggapi gurauanku Lilli membalik halaman buku yang sedang dia baca.
Sepertinya itu adalah buku yang dia beli saat kami menginap di desa Amor.
Hmm,saat aku melihat dia, kupikir dia lebih cocok menjadi guru dari pada aku.

Dan saat aku sedang bicara pada Lilli, Nona Luka mulai menjelaskan sesuatu.

Tetra Matilda, ibu kota kerajaan Esembria kedua setelah Kekaisaran memindahkan Ibu Kota yang dulunya berada Coimbra yang merupakan pelabuhan dan pusat perdagangan.
Nona Luka menjelaskan, bahwa alasan Kekaisaran memindahkan ibu kota adalah untuk memisahkan pusat perdaganan dan pusat pemerintahan agar kepadatan penduduk yang tidak terkendali tidak terjadi disatu tempat terpenmting kerajaan sehingga menganggu sistem pemerintahan yang sudah di terapkan.

Dan kota Tetra Matilda akhirnya terbentuk sebagai pusat pemerintahan dan menjadi kota pelajar yang bahkan sangat terkenal di seluruh benua.

Kota Tetra Matilda sendiri masih di bagi menjadi beberapa distrik.
Distrik terluar adalah distrik untuk para pedagang di sebelah barat, distrik untuk perumahan umum di sebelah selatan dan disebelah timur adalah distrik prostitusi.
Dan untuk distrik utara yang merupakan distrik yang paling luas adalah distrik untuk para bangsawan yang berada di bawah perlindungan kerajaan dan melayani kerajaan secara langsung, di belakang distrik utara terdapat istana kerajaan Esembria yang merupakan tempat anggota keluarga kerajaan tinggal.
Dan terpisah dari semua distrik, adalah sebuah bangunan besar yang berada di tengah hutan roh, itu adalah Akademi kebangsawanan Triadne Akademi.
mengakhiri kalimatnya Nona Luka mengatakan " Apa ada yang ingin di tanyakan?" sambil memasang senyum manisnya.

"Mmh ada yang menarik perhatianku, jadi bahkan prostitusi akan di legalkan selama berada di distrik timur?"

Dan saat aku menanyakan itu semua orang kecuali Garcia memandangku dengan tatapan jijik.
kenapa?!! apa aku menanyakan hal yang salah?

"Tuan Muda anda benar-benar tidak bisa membaca suasana."(Lilli)
"Sudah  saya duga, Tuan Nicho, anda memang bejat."(Blance)
"Pro,prostitusi? sudah kuduga semua laki-laki sama saja."(Noir)

Akan aku abaikan mereka...

"Bisa di bilang begitu, tapi untuk seorang bangsawan dan guru datang ke tempat Prostitusi adalah hal yang tabu dan mungkin akan membuat berita yang bisa mencoreng nama anggota kerajaan, jadi..."
"Ah begitu, aku mengerti."

Aku mengangguk pada penjelasan Nona Luka.
Kemudian setelah beberapa menit melewati distrik di kota utama, pemandangan hijau yang seolah membuatku memasuki dunia lain terhampar di depanku.
Dan disana, tiga orang yang mengenakan seragam yang sama dengan Garcia menanti kami di depan gerbang.

"Ummh, siapa mereka?"
"Hoo, sepertinya ini hari keberuntunganmu Tuan Muda."

Garcia yang mengusiri kereta mengatakan itu menanggapi pertanyaanku, dan Nona Luka....

"Apa yang kalian lakukan disini!."

Mengatakan itu sambil memasang wajah marah.

"Maafkan kami Bu Guru Luka, kami sedang melakukan misi untuk menambah nilai kami."

Mengatakan itu, seorang gadis berambut hitam tersenyum sambil terus menatapku dengan mata hitamnya.
Ummh, entah kenapa wajahnya memiliki kesan khas yang tidak asing bagiku.

"Ah, maaf, sebelumnya perkenalkan nama saya Rara Sekar Arum, putri pertama dari kerajaan di tenggara, Nusantara."

Nusantara?!...
Tunggu, kenapa aku menjadi bingung? Nusantara itu maksudnya...

"Dan gadis pendek berambut biru ini adalah..."
"Evangeline, dan Rara, tolong berhenti memanggilku pendek."

Gadis mungil di sampingnya protes dengan nada datar saat gadis bernama Rara itu menjelaskan.

"Dan pria tampan di sana adalah."
"Julio Denis Dulio, perwakilan dari kuil dalam pertukaran pelajar di Akademi Triadne."

Saat pria tampan itu bicara dia memandangku dengan tatapan aneh yang membuatku jijik.
Ada apa dengan orang ini?

"Kalian bertiga, apa yang kalian lakukan setelah jam bebas usai? , tidak mungkin kalian berada disini untuk mengerjakan misi karena setahuku semua misi malam hari sedang diliburkan karena adanya masalah di dalam akademi."

Nona Luka mengatakan itu dengan Dingin pada ketiga siswa tersebut.
Ugh, dia juga bisa jadi seram huh?

"Aaahh, itu sebenarnya...semuanya kita harus pergi sekarang!!"

Mengatkan itu pada kedua temanya, gadis bernama Rara itu langsung menghilang di semak-semak.

"Rara, kau curang..."
"Aaah, cara pergi yang tidak elegan huh."
"Kalian bertiga, jangan harap kalian bisa lolos karena sudah melanggar peraturan!!"

Setelah berteriak pada mereka Nona Luka kembali ke tempat duduknya dan menarik nafas pelan untuk menenangkan dirinya.

"Maafkan atas ketidak sopanan saya, saya sudah melakuan hal tidak pantas di depan Clever Rabbit yang terhormat, Ugh saya benar-benar tidak bisa menahan diri jika berhadapan dengan anak nakal seperti mereka."
"Ahahaha, tidak, aku tidak terlalu memikirkanya."

Saat dia mengatakan itu padaku, aku melihat pundaknya sedikit gemetar, dia takut karena sudah memperlihatkan perilaku tidak sopan padaku?
Kukira dia sudah tidak takut lagi padaku, ah aku lupa, saat ini aku adalah orang yang di takuti oleh semua bangsawan, pasti bagi Nona Luka duduk bersamaku adalah sebuah tantangan berat untuknya.
Eh, tunggu sebentar kalau tidak salah...

"Nona Luka, akan aku pinjamkan Noir dan Blance sampai kita sampai di Akademi.
"Eh!!"
"Miaw!"
"Su,sungguh, Tuan Muda Silvester, anda memang sangat baik!!"

Ah, sudah kuduga, rasa takutnya bisa dialihkan dengan Caitsith yang sangat dia sukai.

"Uhuhu, kalian manis sekali!!"
"Tuan Muda anda benar-benar jahat!(Noir)
"Miiiaaaawwww!!!"(Blance)

Maaf, tolong bertahanlah sebentar lagi.
Dan saat itu Garcia membuka mulutnya.

"Tuan Muda, kau tahu gadis bernama Rara itu sepertinya tertarik denganmu."
"Ummh, sepertinya begitu."
"Yah, kau memiliki reputasi yang hebat di antara para bangsawan, spertinya hal itulah yang membuat dia tertarik padamu."
"Aaah, begitu, sebentar sepertinya kau mengatakan kalau aku sedang beruntung beberapa saat yang lalu, sebenarnya apa maksudmu?"
"Ummh, Rara Sekar Arum selain sebagai siswa pendatang dari kerajaan jauh di tenggara, dia juga adalah Knight rangking pertama di akademi,  Evangeline adalah Summoner Rangking 6, dan Julio, dia adalah Spell Caster rangking 2, ini masih awal-awal dimana kau mulai memasuki akademi ini dan sudah ada siswa peringkat atas di akademi yang tertarik padamu, bukankah itu pertanda yang baik."
"Pertanda baik huh? ku harap juga begitu, jadi gadis bernama Rara itu adalah rangking satu huh?"
"Ya, dia bertarung dengan tehnik bela diri yang unik, ada saat dimana dia menjadi Tanker yang hebat, dan ada juga saat dimana dia menjadi Hitter dengan serangan kuat, yang lebih hebat lagi, dia bahkan bisa memberikan serangan magic dan fisik di saat yang sama dalam setiap pukulannya."

Uh? Tehnik yang bisa membuat serangan magic dan fisik di saat yang sama? memangnya hal seperti itu bisa ada ya?
Saat aku memikirkan itu, kereta kami sudah sampai di plataran Akademi Triadne.

Part 4

"Selamat datang di Akademi Triadne Tuan Muda Sivester"

Setelah Nicho dan kawan-kawan sampai di akademi, Nona Luka langsung membawa mereka masuk ke akademi, dan sekarang mereka sedang berada di ruangan direktur  akademi, dan orang yang sedang menyambut mereka saat ini adalah...

"Kitty, bagaimana jika kita tunda pembicaraan ini dan biarkan aku istirahat untuk malam ini? dan juga, bukankah kita sudah sepakat untuk menghilangkan sikap formal masing-masing?"

Ya dia adalah Grand Master dari keluarga besar Duke Antharas, Kitty Ellenoela Antharas, salah seorang dari 13  Great Witch dengan gelar Blizzard Witch.

"Hooo, kupikir akan lebih baik jika aku menyambutmu dengan cara yang pantas sebagai seorang bangsawan tapi, jika kau tidak menyukainya maka tidak ada alasan bagiku untuk meneruskanya."

Mengatakan itu, Kitty menunjukan senyum manisnya, dan Nicho yang melihat sang Blizzard Witch tersenyum hanya bisa melihatnya dengan ekspresi datar.

Sudah kuduga, aku tidak suka dengan cara orang ini tersenyum.

"Baiklah Nicho, jadi kau ingin kita menunda pembicaraan kita?"
"Jika bisa aku akan sangat senang, kau tahu aku merasa sangat lelah hari ini."
"Haaah, baiklah kalau begitu, Mira bawa mereka kekamar mereka."

Dan saat Kitty memanggil nama tersebut, seorang Maid muncul dari pintu masuk.

"Ah, sekalian berikan seragam dan perlengkapan yang sudah disiapkan untuk Tuan Muda Silvester."
"Yes Madam, Earl Silvester tolong ikuti saya."

Mengatakan itu dengan anggun maid tersebut menunduk dan mengisyaratkan mereka untuk mengikutinya, menanggapi apa yang maid itu lakukan, Nico segera mengikutinya meninggalkan Sang Blizzard Witch sendiri di ruanganya.
 Dan saat itu...

"Haaaah, tidak aku sangka kau benar-benar membawa dia kemari, nona Direktur."

Suara seorang laki-laki muda terdengar.
Dari balik bayangan rak buku di samping Kitty, seorang pemuda tampan muncul seolah keluar dari sebuah tirai.

"Julio, bukankah kau terlalu lancang."

Ya dia adalah pelajar perwakilan dari kuil, Julio Denis Dulio.

"Ah, maafkan saya Nona Direktur, saya hanya melaksanakan tugas yang saya terima dari Cardinal."

Tanpa menunjukan sedikitpun rasa takut Julio memasang senyum pada Kitty.
Ya, saat ini hubungan antara Kuil dan Akademi sedang dalam kondisi yang tidak baik karena ada beberapa masalah Internal yang terjadi.

"Tugas untuk mengawasi Blizzard Witch, selama saya melaksanakan misi ini saya akan memiliki beberapa otortitas khusus dengan syarat tidak menganggu sistem pembelajaran akademi."
"Ya, ya aku tahu... pengawas dari kuil kau tidak perlu menjelaskannya."
"Saya mengerti, saya hanya ingin mengingatkan tentang alasan keberadaan saya di sini."
"Kau tahu, kau mulai terlihat menyebalkan."
"Ahaha, kenapa anda memandang saya dengan tatapan seperti itu, itu sangat menakutkan tahu."

Melihat Julio yang tertawa seolah meremehkanya, Kitty hanya bisa diam.
Saat ini Akademi Triadne sedang dalam keadaan tersudut karena fraksi Kuil mengajukan kecurigaan mereka pada pengadilan tinggi kekaisaran dengan tuntutan bahwa Akademi Triadne sudah mempraktikan sihir terlarang.

Sayangnya, bahkan Kitty sendiri tidak bisa mengajukan pembelaan, sekitar beberapa bulan lalu fraksi Kuil mendeteksi adanya pergerakan mana negatif di sekeliling Akademi Triadne, dan bukan hanya mereka, bahkan fraksi wizard yang seharusnya selalu bertentangan dengan kuilpun ikut memperkuat dakwaan tersebut.
Sebenarnya, Kitty sendiri juga merasakan kejadian yang hanya berlangsung sekejap itu, jadi dia juga tidak bisa melakuka apa-apa pada dugaan yang sudah ditujukan padanya.

"Tapi, Nona Direktur, apa anda yakin ingin membuat orang itu terlibat? Maksud saya jika itu adalah Clever Rabbit, bukankah ada kemungkinan besar dia akan mengacaukan semuanya?"
"Kau tahu, meski Akademi menjadi tersangka, bukan berarti tidak ada pihak lain yang terkait dalam masalah ini."
"Aahhh,begitu saya mengerti sekarang, anda membawa orang itu kemari untuk mengancam pihak lain huh?"
"bagus jika kau mengerti, mengingat karakter dari Clever Rabbit yang sebenarnya, selama dia ada di akademi ini, seharusnya pihak lain akan berpikir dua kali untuk melakukan hal buruk pada akademi ini."
"Meski begitu, tidak ada jaminan bahwa Clever Rabbit akan melindungi Akademi ini, anda pikir apa yang akan terjadi jika dia tahu bahwa dia hanya dimanfaatkan."
"Setidaknya kita akan sama-sama hancur karena sudah berani mengusik naga yang sedang tidur di sarangnya."

Mendengar jawaban sang Blizzard Witch, mata Julio mejadi tajam.

"Begitu, sejak awal anda tidak berniat untuk menyelmatkan Akademi ini?"
"Unnn, aku sedang berusaha menyelamatkan Akademi ini tapi, jika Akademi ini memang harus hancur, setidaknya aku juga akan membawa mereka yang menghancurkanya."
"Apa anda lupa, dengan hancurnya Akademi ini berarti..."
"Aku tahu, berarti kerajaan Essembria juga akan kehilangan kebangaanya."

Karena Akademi Triadne adalah akar dari sejarah panjang kerajaan ini.
Kitty tahu jika dia sudah membuat taruhan yang sangat berbahaya, meski begitu keadaan yang sedang mendesaknya terus memaksanya untuk membuat dinding yang bisa melindungi Akademi ini.
Dengan kata lain, keberadaan Clever Rabbit di Akademi ini sangat di butuhkan.

Dengan membuat musuh-musuhnya berpikir dua kali dengan adanya Clever Rabbit di pihaknya, meski hal itu tidak bisa menghentikan rencana mereka, setidaknya Kitty bisa mengulur waktu untuk memikirkan rencana selanjutnya.

"Haaah, baiklah saya akan pergi, selamat menikmati malam indah ini Nona Direktur."
"Kau tahu, aku bisa membunuhmu hanya dengan satu jari, andai saja kau tidak memiliki status sebagai pengawas aku akan benar-benar melakukanya tanpa ragu."
"Huuu, itu sangat menakutkan..."

Meninggalkan kalimat yang seolah mengejek itu, Julio menghilang kedalam bayangan.


5 Responses so far.

  1. ditunggu lanjutnya bos....

  2. siap, btw kk, kira-kira munculnyasi Rara Sekar Arum itu kesanya maksa bgt g ya ?

  3. siap, btw kk, kira-kira munculnyasi Rara Sekar Arum itu kesanya maksa bgt g ya ?

  4. bagus kok..malah bikin kaget ada plot kaya gini. tenang aja inovasinya baik kok

  5. ini sebuah konspirasi.. mengurangi jatah Ellena dan memperbanyak jatah Blance? jelas ini sebuah konspirasi terhadap saya hahaha
    lihat chapter ini jadi makin penasaran sama sosok Nicho sebenarnya sampe satu dunia takut kayaknya keren deh tiba2 dia kembali wkwk

Posting Komentar

    About Me

    Medusa Lilly Fans
    Lihat profil lengkapku

    Followers