Part 1
Beberapa saat setelah pemadaman lampu asrama Akademi Triadne.
"Nah, bagaimana menurutmu?"
Mengendap-endap didalam kegelapan, dua orang gadis sedang berjalan melewati lorong panjang Triadne Akademi.
"Apa maksudmu, Rara?"
"Ahaha, Eva, jangan bersikap seolah kau tidak tahu apa yang aku maksud."
Ya, itu adalah Putri pertama dari sebuah kerajaan besar di tenggara, Nusantara, Rara Sekar Arum dan temannya yang selalu terlihat dingin Evangeline.
"Maksudmu tentang Clever Rabbit yang datang ke sekolah kita?"
"Ya, Aaahh tapi.... aku agak sedikit kecewa, dia tidak terlihat kuat sama sekali, bahkan dia tidak memberikan aura yang mengancam atau terlihat berbahaya."
"Rara, kau tahu, alasan kenapa dia disebut sebagai Clever Rabbit adalah karena aura yang dia miliki sangat bertolak belakang dengan seperti apa dia sebenarnya."
Mendengar apa yang Eva katakan Rara menghentikan langkahnya.
Alasan kenapa Rara datang ke benua asing ini adalah sebagai bentuk dukungan perdamaian antara kekaisaran dan kerajaannya Nusantara tapi, dia juga memiliki tujuan lain....
Ya, untuk bertemu dengan orang yang di sebut sebagai eksistensi yang bahkan di takuti oleh seluruh anggota kekaisaran, seseorang yang menurutnya patut untuk di sebut sebagai Raja Iblis di dunia nyata, Sang Clever Rabbit
Tapi beberapa saat yang lalu setelah dia bertemu dengan orang yang dia cari dan ternyata hanya terlihat seperti laki-laki cantik yang bahkan lebih lemah dari pada wanita, dia merasa bahwa cerita yang dia dengar hanyalah bualan dari para petualang dan bangsawan yang ingin mengancam negara lain dengan cerita palsu yang seolah berkata " Jangan ganggu kami karena di tempat kami berasal terdapat makhluk yang jauh lebih kejam dari pada Iblis."
Tapi, setelah apa yang dia dengar dari Eva, bahwa aura tidak berbahaya yang Clever Rabbit tunjukan adalah alasan kenapa dia mendapat gelarnya, perasaan ingin tahu yang ada di dalam dadanya mulai terasa semakin kuat.
"Tunggu, apa maksudmu?"
"Aku mendengar kepala sekolah yang dulu pernah berkata, bahwa apapun yang terjadi jangan penah membuat kontak dengan Clever Rabbit, dia mungkin terlihat lemah dan tidak terlihat berbahaya tapi, di balik sikapnya dia sedang menyandra benua ini."
"Menyandra?"
"Bukan hanya itu, Rara, keluargaku adalah salah satu bangsawan yang melayani bangsawan besar yang ikut dalam perjamuan Kaisar 3 tahun lalu, dan pada suatu hari, setelah akhirnya tuan kami kembali dengan kondisi menyedihkan, ayahku mencoba menenangkan dan mencari tahu apa yang sudah terjadi padanya."
"Apa kau bersama dia saat itu?"
"Ya, dan aku juga mendengar semuanya, tuan kami berkata " Dia adalah iblis, tidak, bahkan dia lebih menakutkan dari raja iblis dalam legenda, dia...orang itu, sudah membuat seluruh benua ini sebagai sandranya."."
"Membuat seluruh benua ini menjadi sandranya?"
"Aku sendiri juga tidak tahu apa maksud dari kalimat itu tapi, aku yakin ada sesuatu yang sedang terjadi di sekitar kita, sesuatu yang sudah di siapkan oleh Clever Rabbit untuk membunuh kita semua jika kita berani mengusiknya."
"Begitu, dengan kata lain sejak aku menginjakan kakiku di benua ini, hidup dan matiku sudah berada di tangan laki-laki itu?"
Mendengar penjelasan datar dari Eva, perasaan aneh mulai muncul di dada Rara.
Ahaha, sudah lama aku tidak merasa tertekan seperti ini, jadi bagaimana aku harus menghadapinya sekarang?
Memikirkan itu, Rara tanpa sadar membuat senyumnya mengembang.
"Rara, kau terlihat senang?"
"Ya, aku suka lawan yang kuat, aku akan melakukan apapun selama aku bisa bertarung dan memenuhi hasratku untuk bertarung dengan lawan yang kuat tapi, ini adalah pertama kalinya aku merasakan perasaan tertekan seperti ini, ini tidak seperti perasaan tertekan saat kau bertemu lawan yang aku tahu bahwa dia lebih kuat dariku dan berbahaya..."
Ya, karena apa yang Rara rasakan bukanlah perasaan tertekan biasa, tidak... mungkin lebih tepat jika apa yang dia rasakan adalah perasaan di hantui kematian yang bahkan membuat seluruh kulitnya menjadi dingin.
"Hey Eva, jika aku bertarung dengannya apa kau pikir aku bisa menang?"
"Entahlah? akhir-akhir ini aku mendapat berita bahwa Clever Rabbit sudah mengalahkan Ancient Spirit hanya dengan beberapa ratus prajurit."
"Hooh, terdengar menarik, tunggu, kenapa kau bisa mendapat berita seperti itu?"
"Aku punya koneksi sendiri."
"Fufufu, kau juga sangat menarik Eva."
"Terima kasih tapi , jika kau berani mengusikku aku tidak akan segan padamu meski kita teman sekelas."
"Ahahaha, aku suka semangatmu?"
"Rara, kau memang menyebalkan."
"Baiklah aku akan segera kekamarku, akan repot jika ada guru yang melihat kita saat kita berdiam di sini."
Setelelah mengatakan itu pada temanya yang terlihat dingin, Rara langsung melangkah cepat menuju kamarnya, langkah yang entah kenapa tidak menimbulkan suara.
Dan Evangeline...
"Clever Rabbit huh?"
Mengatakan itu sambil berjalan pelan menuju kamarnya, dia menunjukan senyum yang tidak biasa dia tunjukan.
Part 2
Beberapa saat setelah aku berpisah dengan Noir, Blance, dan Lilli.
"Aku lelah sekali."
Mengatakan itu aku membaringkan tubuhku di ranjang yang sudah di siapkan untukku.
Aaahh, hari ini melelahkan sekali, aku tidak tahu kalau menaiki kereta bisa membuatku selelah ini.
Tidak, mungkin rasa lelah ini di terjadi karena Noir,Blance dan Nona Luka terlalu berisik melakukan permainan aneh yang Nona Luka buat.
Ah, tentang Nona Luka, apa dia memang sesuka itu dengan Caithsith? tapi melihatnya bisa melupakan ketakutannya padaku karena adanya Blance dan Noir membuatku cukup senang.
Kau tahu dianggap sebagai orang berbahaya itu membuatku stress.
Kamar yang aku tempati adalah sebuah kamar di asrama guru Triadne Akademi, sedangkan Noir, Blance, dan Lilli, mereka di bawa ke asrama pelayan oleh Nona Mira, ah aku ingat Nona Mira selalu merasa tidak nyaman jika aku memanggilnya dengan 'Nona'.
Mungkin karena kami berada dunia yang berbeda dan baginya caraku memanggilnya adalah suatu hal yang tidak pantas di lakukan oleh seorang bangsawan.
Yah, aku tidak peduli...
Dan sekarang apa yang sebaiknya aku lakukan? Ah, karena semua barangku sudah berada di kamar ini, mungkin sebaiknya aku mulai beres-beres, akan lebih baik jika aku menyelesaikannya sebelum malam terlalu larut.
Ummh, jam berapa sekarang?
Dan saat aku melihat pada jam pasir yang berada di atas meja...
Aku tidak bisa memahaminya....
Yang pasti aku tahu jika malam belum terlalu larut, mungkin sekitar jam 7 atau 8 malam, karena itu aku segera membongkar semua barang bawaanku dan menatanya di lemari.
Sistem jam di dunia ini masih menggunakan jam pasir, matahari dan bintang sebagai dasar pembacaan waktu, berbeda dengan jam matahari yang mengandalkan bayangan dan jam bintang yang bergantung pada gerakan harian bintang sebagai penunjuk waktu
.
Jam pasir di dunia ini sudah memiliki sedikit fungsi mekanis dimana akan melakukan reset secara otomatis ketika satu hari berakhir
Sebenarnya aku tidak yakin jika hal ini di sebut sebagai sistem mekanis karena aku tidak melihat adanya roda gigi yang menggerakan sistem reset pada jam pasir tersebut.
Ya, seolah jam pasir itu bergerak dengan sendirinya tanpa di pengaruhi oleh gerakan apapun.
Ellena pernah mengatakan kalau semua gerakan dan siklus yang terjadi sudah di atur pada Kristal Mana yang menjadi sumber energi pada jam, dan masih banyak hal lagi yang mempengaruhinya.
Meski aku sudah mendengar penjelasan itu berkali-kali, tapi sampai sekarang aku masih tidak mengerti dengan bagaimana cara Kristal Mana itu bekerja,
Ellena mengatakan kalau pergerakan pada jam pasir bisa di atur dengan penulisan perintah pada Kristal Mana sehingga membuat jam pasir bekerja sesuai dengan apa yang sudah dituliskan padanya.
Ah! sebentar? kenapa aku baru menyadarinya?bukankah penulisan perintah itu sama dengan pemrograman?
Hmm, mungkin jika aku memiliki Kristal Mana yang cukup besar aku bisa membuat sebuah CPU di dunia ini, baiklah itu juga akan aku masukan dalam rencana jangka lamaku.
Dan saat itu suara ketukan pintu terdengar.
Menghentikan pekerjaanku aku membuka pintu pelan.
"Selamat malam Earl Silvester."
Dan di sana Nona Mira berdiri.
Nona Mira dia adalah kepala pelayan di Akademi Triadne, saat aku berpikir bahwa hanya Demihuman yang mendapat pekerjaan seperti ini, ternyata ada juga manusia yang bekerja sebagai pelayan.
"Ya, tidak semua manusia mendapat apa yang manusia lain dapatkan, jadi beberapa manusia harus berjuang keras dengan berada dalam status yang tidak jauh dari Demihuman."
Dan dia mengatakan itu saat aku bertanya, entah kenapa aku merasa ada maksud lain dari kalimatnya.
Dunia dengan sistem Status, aku tidak pernah berpikir bahwa aku akan hidup di tempat seperti itu.
Tidak, di duniaku yang dulu hal seperti itu juga ada, meski tidak sekejam dunia ini.
Ah, Nona Mira selalu memanggilku dengan sebutan Earl, dan saat aku menanyakan itu pada Lilli dia bilang kalau itu adalah cara yang benar untuk memanggil seorang Count, yah setidaknya itu bukan sesuatu yang buruk jadi aku akan membiarkannya.
"Saya kemari untuk merapikan barang bawaan anda."
"Uhh? Mmmh, soal itu, mungkin kau tidak perlu melakukanya."
"Huh?"
"Yaa, aku sudah merapikannya, dan hanya tinggal sedikit lagi maka semuanya akan selesai, jadi aku pikir kau tidak perlu membantu."
"Apa?!"
Heh, kenapa dia terkejut? Apa aku mengatakan hal yang salah?
"Ke,kenapa anda melakukannya?!"
"Eh? karena itu adalah barang-barangku'kan?"
"Maksud saya, kenapa anda melakukanya sendiri tanpa menunggu saya datang?!"
"Ya karena itu adalah barang-barangku kan?!"
"Bu,bukan itu maksud saya!!"
"Eeeh? sebentar kenapa kau jadi marah?"
"Earl Silvester!"
"Y,ya?!!"
Pada akhirnya Nona Miralah yang membereskan sisanya, dan entah kenapa dia juga memarahiku sambil menjelaskan berbagai macam hal tentang hak seorang Tuan dan kewajiban pelayan.
Tunggu, seharusnya merapikan barang-barangku juga merupakan hak ku sebagai tuankan?
Aku ingin mengatakan itu tapi aku menahannya, karena Nona Mira terus bicara tanpa henti.
Sebentar, kenapa aku dimarahi saat merapikan barang-barangku sendiri?
"Nah, sebagai seorang pelayan, tugas saya adalah melakukan pelayanan yang pantas untuk seorang bangsawan, dan kami para pelayan selalu mempertaruhkan harga diri kami dalam menyelesaikan tugas kami jadi..."
"Uuu, aku mengerti aku minta maaf."
Ugh, kenapa aku yang minta maaf?
"Jadi..."
Dan saat Nona Mira memalingkan pandanganya padaku dia tiba-tiba menghentikan kalimatnya, dan di saat yang sama suasana menjadi hening seketika...
"Uwaahhhh!!!"
"Uwaaah!!"
Dia tiba-tiba berteriak, dan aku juga melakukan hal yang sama karena terkejut.
Jangan mengejutkanku!!
"Maaf,maafkan saya saya tidak bermaksud mengatakan hal tidak sopan pada Clever Rabbit yang terhormat, saya hanya terlalu terbawa suasana dan menganggap anda seperti siswa yang lain!"
"Eh?, tapi kau sudah mengatakan sampai sejauh itu... tidak, maksudku aku tidak terlalu memikirkanya"
"Uuuu, "
Eeh? kenap dia menangis?!
Apa yang harus aku lakukan sekarang?
"Nona Mira, dengar aku tidak akan melakukan apapun jadi kau tidak perlu..."
"Lakukan..."
"Eh?"
"Lakukan apapun yang anda mau, saya tahu jika saya sudah melecehkan nama anda sebagai Clever Rabbit yang kejam dengan sudah berani membentak dan memarahi anda, saya akan melakukan apapun yang anda mau untuk bertanggung jawab, bahkan jika harus memberikan tubuh saya, tapi, tolong jangan lakukan hal buruk pada keluarga saya dan tanah ini!"
"Sebentar, ada yang salah di sini."
Kenapa kau berkata seolah sedang bicara dengan monster?!
Apa aku sekejam itu?!
Tapi, sebelum aku mengatakan itu dia sudah melepas baju bagian atasnya.
"Uwwoooo, apa yang kau lakukan!"
"Meski anda memiliki tubuh ini dan memperlakukan tubuh ini dengan kasar sampai rusak, hati saya tidak akan pernah menjadi milik anda!
"Sebentar, bukankah itu adalah kata-kata yang di ucapkan oleh putri bangsawan dalam dongeng yang di culik oleh raja iblis?!!
Mengatakan itu aku langsung memegangi baju yang sudah memperlihatkan dada berisinya agar tidak semakin terbuka dan membuat situasi menjadi jauh lebih buruk.
Ah, jika di bandingkan dengan Ellena, ukuranya masih kalah be-, sebentar bukan itu yang harus aku pikirkan sekarang!
Dan saat aku sedang bingung dengan apa yang harus aku lakukan....
"Tuan Muda saya lupa menyerahkan ini pada and...."
Lilli memasuki ruanganku tanpa mengetuk pintu, dan saat dia melihat apa yang sedang terjadi, mukannya menjadi pucat seketika, lalu...
"Lacur..."
Dia mengatakan itu sambil melihatku dengan ekspresi seolah melihat kecoak, tidak dari matanya aku tahu bahwa posisiku sekarang bahkan sudah lebih rendah dari kecoak!
"Li, Lilli ini semua ada penjelasanya!"
"Ya, saya akan mendengarkan penjelasan anda, tapi sebelumnya saya akan memberikan sedikit pelajaran pada anda lebih dulu."
Ah, Aura hitamnya kembali muncul...
Dan tanpa aku sadari, malam ini menjadi malam panjang yang tidak pernah aku harapkan.
Part 3
Bersamaan dengan sinar matahari yang memasuki jendela, aku merasakan kehangatan mentari yang menyinariku, merasakan kehangatan yang merambat melalui kulitku, aku terbangun dari tidurku.
Ugh, ini sudah pagi?
Menggosok mataku yang masih terasa berat aku turun dari ranjang.
Melihat kearah jam pasir yang masih sulit untuk aku pahami, aku memutuskan kalau sekarang pukul 6 pagi.
Ah, aku bangun lebih awal dari pada saat di Aren.
Karena jarang bagiku untuk bisa bangun sepagi ini jadi aku jalan-jalan sebentar di Akademi.
Dan saat aku berjalan di sebuah lapangan luas di tengah akademi, aku melihat Garcia yang sedang berlatih menggunakan pedang kayu.
"Yoo, selamat pagi, kau selalu bangun sepagi ini?"
Mendekatinya aku memanggil Garcia, dan mendengarku memanggilnya, Garcia menghentikan latihan yang dia lakukan.
"Selamat pagi Tuan muda, aku sudah terbiasa bangun pagi sejak aku menjadi pengawal Tuan Muda Leon, umm kau juga biasa bangun pagi Tuan muda?
"Tidak, ini pertama kalinya aku bangun sepagi ini, aaahh padahal malam tadi aku tidur sangat larut."
"Hmm?...Apa ada sesuatu yang terjadi?"
"Ya, ada beberapa hal aneh yang terjadi dan berakhir dengan Lilli memarahiku."
Padahal bukan aku yang salah...
"Ahaha , kau tahu, meski kau sedang kelelahan kau harus tetap bisa memuaskan seorang wanita saat malam, itulah yang selalu ayah katakan padaku, jadi ku pikir wajar jika dia marah."
Apa maksudnya dengan 'memuaskan'?
Kenapa pembicaraanya menjadi kearah ini.
"Hmm, tapi Nona Lilli memang sangat cantik, aku tidak percaya kau bisa mendapatkan seorang Half Elf sebagai budak."
"Tunggu, kau tahu kalau Lilli adalah Half Elf?"
"Sebenarnya aku tidak tahu, tapi memperbudak seorang Elf adalah perbuatan melanggar hukum di dunia ini, kecuali jika dia adalah Half Elf, bahkan untuk Clever Yang hebat, hukum adalah sesuatu yang tidak bisa di abaikan dengan mudah."
"...."
Jika dia bilang seperti itu, aku jadi tidak tahu harus bagaimana menjawabnya, jadi aku hanya diam menanggapinya.
Lagi pula, karena Lilli adalah Demigod mungkin sebenarnya dia bukan Half Elf.
"Hey, hey lihat, bukankah itu guru baru kita?"
"Eh serius? jadi dia adalah Clever Rabbit yang terkenal?"
"Heeeh!! jadi guru kita adalah Clever Rabbit?!"
"Tenanglah, belum ada keputusan dia akan mengajar di kelas mana'kan?"
"Ah kau benar..."
Dan saat itu aku mendengar ada beberapa gadis berbisik di belakngku.
Karena aku penasaran dengan siapa mereka, aku menengok kearah suara tersebut.
Uwah, banyak!!
Ada sekitar 12 orang sedang melihatku dari balik pagar, dan saat mereka melihat wajahku mereka tiba-tiba menjadi diam...
*Blush!"
Eeeh? kenapa muka mereka tiba-tiba jadi merah?!
"I,itu Clever Rabbit?"
"Ma,manis sekali..."
"Sepertinya aku tahu kenapa dia di sebut dengan julukan 'Rabbit'."
"Hey, hey jangan lupa kalau dia adalah orang paling jahat di benua ini."
Ah, yang terakhir itu membuatku ingin menangis.
"Huhu, sepertinya kau langsung jadi terkenal di antara para gadis Tuan Muda."
"Garcia aku ingin menangis."
"Eh?"
Meninggalkan Garcia yang kembali berlatih, aku kembali ke asrama guru.
Ugh, gadis-gadis itu masih mengikutiku!
Akan aku abaikan mereka.
"Ah Tuan Muda selamat pagi."
"Tuan Nicho selamat pagi, miaw!"
Saat aku sampai di asrama guru aku melihat Noir dan Blance berada di gerbang depan.
"Tuan Nicho aku mencarimu!"
"Ugu!!"
Dan seperti biasa, Blance menabrakku kemudian memelukku erat, biasanya aku akan memarahinya, tapi untuk saat ini aku akan diam karena aku sudah membuat dia kerepotan dalam perjalanan kemarin.
"Lihat,lihat itu Caithisth!!"
"Kyaahh, imutnya!!"
"A,aku ingin pegang!!"
"Tapi,tapi...bukankah akan berbahaya jika kita terlalu dekat dengan Clever Rabbit!"
Hey, setidaknya pelankan suara kalian jika kalian ingin mengintip, aku bisa mendengar apa yang kalian katakan tahu.
Memikirkan itu aku menghembuskan nafasku pelan, dan langsung bicara pada mereka.
"Hey kalian disana, melihat orang dengan cara seperti itu tidak sopan tahu."
"Hiii!!"
"Bagaimana ini?!!"
"Lari, semuanya lari!"
"Ah, tung,tunggu aku, kyah!!"
Mereka langsung lari setelah aku mengatakan itu, hey itu kasar sekali kan, apa aku ini monster?!
Ah salah satu dari mereka jatuh dan yang lainya meninggalkannya.
Yang lebih penting, melihat para gadis muda menghindariku sampai seperti itu membuat dadaku semakin sakit, bahkan dengan tampang mengagumkan seperti ini aku masih di jauhi!!, kenapa dunia begitu tidak adil?!
"Hey kau tidak apa-apa?"
Melihat gadis itu terjatuh Blance mendekatinya dan memberikan tanganya untuk membantu gadis itu berdiri.
Tapi gadis itu justru bingung menanggapi apa yang Blance lakukan.
Hmmm, sepertinya ini saat yang tepat untuk memperbaiki citraku sebagai orang paling jahat di benua ini, jadi aku memutuskan untuk membantunya juga.
"Uh? hah!"
Sambil memikirkan itu, aku memegang pundak gadis itu dan membantunya berdiri.
"Kau tidak apa-apa?"
"Ah, anu.. saya..."
"Tenanglah aku tidak marah padamu."
Mengatakan itu aku mengelus kepalanya pelan untuk menenangkannya.
"Ummh, kau tidak apa-apa?"
Melihat gadis itu, Noir menjulurkan kepalanya dari pinggangku.
"Ah ummm, saya tidak apa-apa."
Dia mengatakan itu dengan sangat lirih, apa dia sebenarnya pemalu?
"Hey, kau suka dengan Caithsith?"
"Tuan Muda, jangan coba-coba melakukanya lagi!!"
"Tuan Nicho!"
Ah Noir dan Blance menjadi marah.
"Kalian berdua tenanglah, lihat gadis ini, dia ditinggalkan teman-temannya begitu saja, setidaknya hibur dia selagi aku bersiap-siap."
"Haah, baiklah aku mengerti."
"Heeh?! Kak Noir?!"
Haah, aku lega karena Noir bisa memahami maksudku..
Saat aku memikirkan itu, gadis tersebut mengangkat tangannya.
"Ummh, Anu, Saya..."
"Tidak apa-apa, tolong jaga mereka sebentar selama aku bersiap-siap ya."
"Bu,bukan begitu, maksud saya... uuuuhh, a,apa tidak apa-apa anda meminjamkan mereka pada saya?"
"Coba tanyakan itu pada mereka."
"Aku tidak beberatan."
"Aku juga Miaw!"
Dan mereka berdua sama sekali tidak menolaknya, baiklah jadi semuanya beres'kan?
"Anu, nama saya Ruira Acia Shirley, putri ketiga dari Baron Albert Daniel Shirley, seorang Spell Caster, te,terima kasih atas kebaikan anda."
Oh, dia adalah seorang Spell Caster huh?
Tapi melihat dia ketakutan di depanku seperti ini membuat perasaan sakit di dadaku kembali, Uuuh aku ini bukan monster kan?
"Ummh, mungkin kau sudah mengenalnya tapi perkenalkan, namaku Nicholas Edward Silvester, guru baru di akademi ini, ah aku tidak akan membantah rumor yang beredar di sekelilingku tapi, selama aku tidak terancam aku tidak akan melakukan hal buruk jadi kuharap kalian bisa lebih rileks saat berada di dekatku."
Aku menyampaikan itu padanya sambil mengelus kepalanya, menjadi orang yang di takuti itu tidak menyenangkan tapi, aku tetap harus tetap waspada karena aku yakin ada banyak bangsawan yang ingin membunuhku.
Aaaahh, kenapa semuanya jadi semerepotkan ini?
"Sa,saya mengerti."
Setelah engatakan itu dia tersenyum, ah akhirnya ada murid lain selai Garcia yang tersenyum padaku.
"Jaga mereka baik-baik saat kau mengajak mereka berkeliling."
"I,iya, saya mengerti."
"Baiklah mari kita pergi Miaw!!"
Dan dengan begitu mereka pergi sambil menarik gadis bernama Ruira tersebut.
Eh, tunggu, hanya perasaanku atau Blance jadi sering mengatakan 'miaw' akhir-akhir ini?
Part 4
"Ah Nicho kau seudah siap ? wow, baju itu sangat cocok denganmu."
Setelah aku keluar dari kamarku aku mendengar sang direktur akademi Kitty Ellenoela Antharas memanggilku.
"Ah Kitty, selamat pagi, apa yang kau lakukan di sini?"
"Bisa kau panggil aku Ellen saat di akademi ini?"
"Oh, maaf...tunggu, bukankah harusnya aku memanggilmu Direktur?"
"Ya, tapi aku lebih senang jika kau memanggilku dengan nama Ellen dari pada Direktur."
"Ummh, baiklah aku akan memanggilmu Nona Ellen kalau begitu."
Mendengarku, Kitty maksudku Ellen tersenyum.
"Bukankah kita sudah sepakat untuk menghilangan keformalan di antara kita?"
"Ya, tapi jika aku memanggil atasanku dengan cara yang tidak sopan, kupikir hal itu akan memberi contoh yang buruk pada para murid."
"Begitu, sepertinya kau cukup teliti dengan apa yang kau lakukan huh?"
Tidak, justru sebaliknya aku ini ceroboh dan malas, aku ingin mengatakan itu, tapi aku menahanya sambil tersenyum.
Sambil berbicara kami berjalan di lorong dengan arsitektur bergaya gothic.
"Jadi, apa yang sedang kau lakukan di asrama guru?"
"Ummh? ah benar, Nicho ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu."
"Apa itu?"
"Tentang alasan kenapa aku membawamu ke akademi ini."
Alasan kenapa Ellen membawaku ke akademi ini.
Aku sempat mendengar kalau dia ingin memanfaatkan namaku tapi, aku masih tidak mengerti alasan di balik semua itu.
"Ah benar, kau belum mengatakannya."
Aku tidak bisa bilang jika aku benar-benar peduli, karena aku bahkan tidak tahu dengan pasti seperti apa posisiku saat ini.
Ellena mengatakan kalau aku adalah orang yang di sebut sebagai Clever Rabbit, sebuah eksistensi yang ditakuti seluruh bangsawan, sebuah eksistensi yang disebut sebagai orang terjahat sepanjang sejarah manusia.
Untuk orang dengan julukan seperti itu, aku yakin jika tubuh yang saat ini aku tempati pasti memiliki sisi kelam yang mungkin tidak akan bisa aku terima.
Meski begitu, entah kenapa aku tidak bisa peduli dengan hal itu... tidak, mungkin sebenarnya aku peduli tapi aku hanya takut untuk mencari tahu lebih jauh.
Tidak peduli siapa aku sebenarnya, bagi mereka aku adalah Nicholas Edward Silvester sang Clever rabbit.
Tidak peduli apa yang aku lakukan aku tidak akan bisa menghindari apa yang sudah pemilik tubuh ini lakukan sebelumnya.
Hidup tanpa mengetahui apapun dan harus bertanggung jawab dengan apa yang tidak aku lakukan, kurasa hal itulah yang membuatku takut untuk menelusuri lebih jauh tentang siapa Nicholas Edward Silvester sebenarnya.
Karena aku takut mengetahui semua hal buruk yang harus aku tanggung sebagai Clever Rabbit.
Selain itu, sejak aku tahu kekuasaan yang aku miliki, sejak aku mendapat kekuatan dari Iona, aku merasa ada sesuatu di dalam diriku mulai bangkit.
Ya, perasaan ingin menguasai dan ingin mendapatkan lebih dari apa yang aku miliki saat ini.
Bahkan tanpa aku sadari aku mulai memandang rendah orang-orang di sekelilingku.
Aku takut, aku takut jika perasaan itu menjadi semakin kuat dan membuatku berubah menjadi monster yang jauh lebih menyeramkan dari pada iblis.
Membuatku lupa dengan siapa aku sebenarnya.
Memikirkan itu, aku mengepalkan tanganku semakin kuat.
"Hey Ellen, bisa kau mulai penjelasanmu?"
"Umm, baiklah....Saat ini akademi ini sedang dalam keadaan terpojok karena Fraksi Kuil dan Wizard mengajukan kecurigaan mereka pada pengadilan tinggi kekaisaran."
"Kecurigaan?"
"Baiklah, aku tidak akan menutupinya, beberapa bulan yang lalu ada pergerakan mana negatif di akademi ini, meski hal itu hanya berlangsung sekejap tapi pergerakan mana negatif tersebut memberikan takanan energi yang cukup kuat untuk di deteksi oleh para Oracle dari kuil dan dan para wizard dari Fraksi Wizard."
"Mana negatif?"
"Ya, dengan kata lain, ada orang yang sedang melakukan ritual terlarang di dalam Akademi Triadne. Dan melihat dari seberapa kuat tekanan energi yang di hasilkan oleh peristiwa tersebut, sepertinya ritual yang di lakukan adalah ritual peringkat tinggi."
Ritual peringkat tinggi? kalau aku tidak salah ingat itu adalah ritual yang biasanya di gunakan untuk mengcasting sihir sekala sangat luas, atau pemanggilan spirit setingkat iblis atau dewa, tapi harusnya ritual seperti itu sudah dilarang dan disegel sejak kekaisaran manusia dan kerajaan demihuman mengajukan gencatan senjata.
Ya, karena jika kedua negara terus melanjutkan perang dan menggunakan sihir setingkat itu untuk memperkuat diri mereka, sudah di pastikan dunia akan hancur cepat atau lambat, karena negara lain yang mulai terancam dengan tindakan mereka pasti juga akan mulai mempelajari sihir yang sama untuk mempertahankan diri.
Dan dengan bergabungnya negara-negara lain di dunia ini, maka perang dunia akan di mulai.
Ellena pernah menjelaskan, sebenarnya Ritual seperti itu adalah cara yang biasa digunakan manusia dan Demihuman untuk membuat jembatan dengan dewa pada masa jaman dewa berlangsung.
Membuat jembatan dengan dewa berarti memanggil kekuatan dewa langsung ke dunia ini untuk memberikan berkah pada mereka yang menginginkannya.
Dan sihir ritual peringkat tinggi yang seharusnya digunakan untuk membawa berkah pada dunia justru di gunakan untuk membawa kehancuran pada masa perang antara kekasiaran manusia dan kerajaan demihuman beberapa puluh tahun lalu yang mengakibatkan kerusakan dan pembantian besar.
Tentu saja tidak ada orang yang ingin hal seperti itu terjadi kembali.
Tapi, jika aku pikirkan, di dunia manapun sepertinya sama saja, bahkan Einstein tidak pernah menginginkan Nuklir yang dia ciptakan digunakan dalam perang.
"Dan lagi, aku merasa ada pihak lain yang mencoba menjatuhkan akademi ini."
Saat aku memikirkan banyak hal, Ellen mengatakan itu sambil menundukan kepalanya, dia terlihat sedang tertekan.
Tapi mendengar kalimat yang dia ucapkan barusan, aku jadi mengerti alasan Ellen membawaku kemari.
"Dengan kata lain kau ingin menggunakanku untuk menakuti mereka?"
"Dari pada menakuti, aku lebih senang jika kau menyebutnya mengancam, kau adalah orang yang tidak bisa dianggap remeh oleh semua bangsawan, selama kau berada di sini mereka akan berpikir dua kali untuk melanjutkan rencananya."
Sudah pasti hal itu karena mereka tidak ingin berurusan denganku, terkadang aku berpikir kalau di takuti banyak orang itu tidak terlalu buruk juga, karena dengan begitu aku bisa menghindari banyak masalah yang mungkin orang-orang itu sebabkan
.
Tapi, dengan menjadikan aku sebagai tameng, bukankah itu berarti menempatkanku di garis depan peperangan.
"Tapi, bukankah itu berarti kau menempatkanku didepan garis bahaya?"
"....."
Dia langsung terdiam saat aku menanyakan itu...
"Kitty, maksudku Ellen kau adalah orang yang sudah mendapat gelar Great Witch'kan? pelayanku berkata kalau Great Witch adalah gelar yang hanya di berikan pada penyihir hebat yang sudah di akui oleh dunia, tapi untuk orang sehebat itu terus berjuang keras melindungi akademi ini, apa ada suatu alasan di balik semua yang kau lakukan."
Saat aku menanyakan itu pundak Ellen bergetar pelan, ya pasti ada alasan di balik semua tindakan yang dia lakukan, tidak mungkin seseorang dengan gelar Great Witch menyia-nyiakan waktunya di tempat seperti ini tanpa alasan,
Setelah beberapa saat terdiam, kemudian dengan nada pelan dia menjawab.
"Ada, ada alasan kenapa aku terus di sini bahkan dengan semua gelar yang aku miliki, yang pasti apapun yang terjadi aku akan melindungi akademi ini sekuat tenaga, bahkan jika pada akhirnya akademi ini hancur, setidaknya aku akan membawa mereka yang menghancurkannya."
Dan karena alasan itulah dia membawaku kemari? Apa dia pikir aku akan menghancurkan pihak lain yang mencoba menjatuhkan akademi ini?
Jika itu adalah Clever Rabbit yang dulu, mungkin dia akan melakukanya karena dia memang tidak menyukai bangsawan di sekelilingnya, tapi...
Saat ini, aku bukanlah Clever Rabbit yang sebenarnya.
Kira-kira apa yang akan Ellen lakukan jika aku mengatakan itu padanya?
"Aku masih tidak bisa terima karena kau menempatkanku di dalam bahaya seperti ini tapi, aku akan berusaha membantumu."
"Eh?"
"Aku tidak tahu alasan macam apa yang bahkan jauh lebih penting dari pada semua gelar yang sudah kau dapatkan tapi, jika itu adalah sesuatu yang sangat berharga yang bahkan membuat Great Witch rela mengabaikan semua pelayanan yang bisa dia dapatkan, kupikir hal itu pastilah sesuatu yang pantas untuk di perjuangkan."
Ellen menatapku dengan mata lebar saat aku mengatakan apa yang ingin aku katakan padanya.
"Jadi, sudah aku putuskan, aku akan membantumu."
"Tapi, kau tidak marah? apa kau tidak masalah aku tempatkan di tempat berbahaya seperti ini?"
"Tentu saja aku marah, tapi aku senang kau mengatakannya padaku sebelum semuanya terlambat."
Ya setidaknya aku bisa mempersiapkan diriku untuk menghadapi kemungkinan yang akan terjadi.
"Jika kau menipuku dan membuatku dalam keadaan bahaya tanpa memberi tahukan apapun padaku sebelumnya, mungkin aku akan benar-benar marah dan melakukan sesuatu yang tidak bisa kau bayangkan."
Sambil tersenyum aku mengatakan itu.
"Hey Nicho kau tahu, mendengarmu mengatakan itu dengan senyum membuatku sedikit mrinding."
Eh? sebentar, aku mencoba memperbaiki Mood di sini tahu!
"Tapi, apa kau yakin, di sini aku memberikan pilihan padamu, jika kau mau kau boleh mundur."
"Hey, lalu sejak awal apa tujuanmu membawaku kemari jika semuanya berkahir seperti ini?"
"Ah, kau benar...ah, ummh, terimakasih kaena kau sudah membantuku."
"kenapa kau berterima kasih?
Aku masih tidak mengerti, tapi aku pikir itu adalah hal yang bagus, karena Kitty Ellenoela Antharas yang biasanya selalu menunjukan senyum penuh duri, untuk pertama kalinya membuat senyum lembut yang terlihat manis...
Senyum yang sangat cocok dengan tubuh mungilnya yang seperti anak-anak.
"Ah Nicho, ada satu hal lagi yang ingin aku beritahukan padamu."
"Ummh? apa itu?"
"Sebentar lagi kau harus bertarung dengan salah satu murid di akademi ini, jadi bersiaplah?"
"Eh?"
Sebentar, sepertinya ada yang salah dengan apa yang aku dengar...
"Hey, kau tahu candaanmu tidak lucu sama sekali."
"Ummh? apa aku terlihat sedang bercanda?"
Dan dengan berakhirnya kalimat Ellen, aku sadar jika aku sudah masuk ke dalam masalah yang tidak pernah aku duga.
Keren cerita a.tapi mc a kurang ambsius jd terasa ada kurang a gitu.
seperti biasa mantap kk
tapi jatah iona jadi agak kurang ya?
gak masalah sih tapi menurut aku aneh aja dia gak pernah ngomong padahal dia ada dalam diri Nicho (cuma pendapat aja)
oke lanjut terus kk
ahaha makasih kk ...maaf lama balesnya lagi di sibukan dengan tugas kuliah jadi ambil cuti nulis beberapa hari ini wkwkw...OK Iona kurang ya... emang sih soalnya belum dapet feel buat jadi Iona sayanya wkwkwk
Jd kpan update lg ni?
ini masih dalam masa pembuatan kk ... lg mikirin adegan battlenya ... saya lg coba bikin battle yg g kayak biasanya masih percobaan sih...
Owh bagus tuh👍,saran itu mc a di buat lebih berambisi lagi jgan tdk ada kemauan apa2.misal beri dia tujuan dari hidup nya di dunia itu.ok good luck.
nah itu kk... saya kg mikirin event yg bisa memancing MCnya buat berkembang...