. post-thumbnail{float:left;margin-right:20px}

Background

Pages

Kamis, 10 Maret 2016 di 02.37 Diposting oleh Medusa Lilly Fans 5 Comments


Part 1

Pagi hari, di dalam ruang penerimaan tamu Akademi Triadne, Rara Sekar Arum sedang berbicara dengan tamu tidak terduga yang mendatanginya.

"Kak Arya? apa yang kau inginkan!"
"Ooh, itu kasar sekali adikku sayang."
"Berisik!!!"

Itu adalah Arya Kamandanu putra tertua kerajaan sekaligus putra mahkota Nusantara.
Menyandang nama dari seorang pahlawan masa lalu, Arya Kamandanu adalah orang yang disebut sebagai orang pilihan di mata petinggi Nusantara tapi, di mata Rara dia hanyalah seorang kakak yang sangat menyebalkan.

"Tunggu, Rara, kenapa kau jadi marah?"
"Tentu saja! aku benar-benar tidak mengerti kenapa kakak selalu muncul di saat yang tidak tepat dan menghancurkan kesenanganku!"
"He,hey... aku datang kesini karena aku khawatir padamu Rara!"
"Siapa yang peduli dengan apa yang kau lakukan jika kau berakhir menghancurkan acaraku."
"Acara?"

Sekitar tiga hari yang lalu sebelum Clever Rabbit datang ke akademi ini,  Rara Sekar Arum mengajukan Momento, sebuah kebiasaan yang dilakukan di Essembria Lama, dimana seorang pengajar harus menunjukan kemampuannya di depan murid-murid untuk membuktikan kelayakan mereka sebagai pengajar.

Meski di katakan seperti itu, kenyataannya Momento hanyalah sebuah game dimana calon pendidik akan bertarung dengan murid untuk kesenangan saja.
Pada dasarnya Momento sudah di hentikan semenjak Essembria Baru berdiri tapi, karena adanya seseorang yang tidak terduga datang, Sang Clever rabbit, Rara akhirnya memutuskan untuk mengajukan Momento yang sudah tidak di lakukan lagi selama 300 tahun.

Biasanya para guru tidak akan menanggapi Momento yang diajukan para murid karena mereka menganggap hal semacam itu tidak penting dan merepotkan tapi, murid yang mengajukan Momento adalah Putri perwakilan dari salah satu negara yang sedang dalam percobaan aliansi dengan kekaisaran, jadi mereka tidak bisa menolak begitu saja.
Selain itu, ada juga alasan dimana mereka ingin melihat kemampuan sebenarnya dari Sang Clever Rabbit, seseorang yang di katakan bisa menyulut perang hanya dengan kalimatnya.

Tapi...

"Kakak tahu, hari ini harusnya aku melakukan Momento dengan orang yang sudah aku tunggu sekian lama, tapi kakak mengacaukannya!"

Karena suatu urusan yang harus Rara ikuti, dia kehilangan kesempatannya melakukan Momento dengan orang yang sudah dia tunggu.
Dan sebagai gantinya, orang lain yang juga mengajukan Momento, Evangeline, mendapatkan kesempatan yang harusnya Rara dapatkan sebagai Putri dari Nusantara.

"Ugh, setelah aku lega karena posisiku sebagai putri kerajaan bisa memberiku kesempatan untuk berhadapan dengan orang itu, tapi ternyata aku harus memberikan kesempatanku pada orang lain... Aaarrgghhh, menyebalkan."
"Orang itu?"

Melihat adiknya yang terlihat kesal karena suatu hal, Arya bertanya menanggapinya.

"Clever Rabbit."

Saat mengatakan itu, tatapan Rara tiba-tiba menjadi tajam, dan Arya yang mendengar apa yang adiknya katakan langsung berdiri sambil memasang wajah marah.

"Rara, kali ini kau sudah keterlaluan."

Mengatakan itu dengan nada dingin, Arya menunjukan tekanan hebat yang seharusnya tidak dia tujukan kepada saudaranya.

Ya, nama Arya Kamandanu bukanlah nama yang di berikan padanya hanya karena orang tuanya ingin memberikan nama tersebut. Tapi karena sejak lahir Arya sudah menunjukan aura hebat sebagai seorang raja.
Dan karena itulah para petinggi Nusantara memilihnya sebagai orang yang pantas mendapat nama dari sang pahlawan yang mendirikan Nusantara, Arya Kamandanu.

Meski begitu, meski dia adalah putra tertua sekaligus putra mahkota Nusantara, dia adalah orang yang selalu mencintai saudara-saudaranya, terutama Rara tapi, melihat adiknya melakukan sesuatu yang tidak terduga tanpa memikirkan apa yang mungkin akan terjadi pada dirinya sendiri, Arya menjadi kehilangan ketenanganya.

"Apa kau tahu apa yang sudah kau lakukan? apa kau tahu siapa Clever Rabbit itu? Apa kau tahu apa yang akan terjadi padamu jika kau membuat kesalahan padanya."
"Aku tahu."
"Jika kau tahu kenapa kau tetap melakukanya, bukankah ayah sudah mengatakany-"
"Aku tahu! 'Apapun yang terjadi jangan pernah terlibat dengan Sang Clever Rabbit!' iyakan?"
"Jika kau tahu kenapa kau tetap-"
"Kakak!!"

memotong kalimat Arya untuk kedua kalinya, Rara berdiri dengan cepat sambil menunjukan tatapan penuh ambisinya.
Dan Arya yang melihat tatapan itu menjadi kehilangan semua tekanan yang sudah dia keluarkan.

"Apa yang terjadi padaku akan aku tanggung sendiri, lagi pula dengan keadaanku saat ini kerajaan tidak akan peduli padaku."
"Tapi aku peduli!!, aku akan selalu menyayangimu, meski dengan keadaanmu saat ini kau tetaplah putri pertama dari kerajaan Nusantara, kau secara umum setara dengan putra mahkota, dan yang lebih penting kau adalah adikku jadi..."
"Aku tahu tapi aku....ugh, apa kakak lupa cara orang-orang itu memanggilku?"

"Orang-orang itu" itu adalah cara terbaik yang bisa Rara katakan untuk menyebut orang-orang dalam  anggota kerajaan Nusantara, termasuk keluarganya sendiri, karena bagi Rara mereka sudah bukan lagi orang yang bisa di sebut keluarga.

"itu...."

Dan Arya tidak bisa mengatakan apa-apa untuk menjawab apa yang Rara tanyakan, karena Arya adalah orang yang paling tahu perlakuan yang sudah adiknya terima dari kerajaan, perlakuan yang tidak seorangpun bisa bayangkan kecuali mereka yang sudah mengalaminya, perlakuan yang setara dengan di anggap tidak ada, karena Rara adalah...

"Aku adalah Putri yang gagal..."

Dilahirkan dari seorang ibu anggota keluarga kerajaan dan ayah dari seorang rakyat biasa, Rara memiliki kekuatan mana sangat besar yang bahkan melampaui keluarga kerajaan yang lain tapi, karena suatu alasan, dia tidak memiliki kemampuan untuk melafalkan mantra, atau lebih tepatnya dia tidak bisa menghubungkan mantra yang dia ucapkan dengan mana di tubuhnya.
Dia seperti lampu minyak tapi tidak memiliki sumbu api.

Karena itu, meski Rara meiliki kecocokan sangat tinggi sebagai penyihir, tapi tidak memiliki kemampuan dasar untuk melafalkan mantra sama saja dengan membuat dirinya menjadi orang biasa.

Dan bagi keluarga kerajaan memiliki kecacatan seperti itu cukup untuk membuat Rara menjadi aib bagi keluarganya, dan hal itu juga membuat seluruh anggota kerajaan menyebutnya dengan sebutan yang tidak pernah dia inginkan 'Putri yang gagal'.... 'orang yang sudah ditolak oleh sihir itu sendiri'.

"Kakak tahu, bagi orang sepertiku, peringkatku sebagai putri pertama tidak memberi bantuan apapun, bahkan sebagai target pernikahan politikpun aku tidak layak, tunggu bukankah itu bagus? aku jadi bisa menikah dengan orang yang benar-benar aku pilih, lagi pula sejak awal aku tidak suka dengan sistem pernikahan politik."

Ya, bagi putri yang gagal, tidak mungkin akan ada bangsawan yang menginginkanya, dengan kata lain Rara tidak memiliki kualifikasi untuk di jadikan alat politik dan harus menikah dengan orang yang tidak dia kenal. Itu adalah hal yang bagus, meski begitu, bagi Rara dianggap tidak berguna dan tidak pernah ada, hal seperti itu masih cukup sakit untuk dirasakan.

Bagi Rara, semua yang dia miliki hanyalah dirinya sendiri, semua yang menginginkan keberadaanya hanyalah dirinya sendiri, dan karena itu dia  memutuskan....

Jika hanya dirinya sendiri yang bisa dia andalkan, maka dia akan membuang semua yang tidak dia perlukan, bahkan jika itu adalah tanah kelahiran dan keluarganya sendiri.

memikirkan itu dan mengukirkan apa yang dia pikirkan kedalam dasar hatinya, Rara mengepalkan tanganya semakin erat, dan saat itu...

"Tidak, Rara mulai saat ini semuanya sudah berubah, karena kakak sudah menemukan bangsawan yang akan menikahimu, dengan ini aku akan menunjukan apda mereka bahwa kau bukanlah orang yang tidak berguna."

Arya mengatakan sesuatu yang tidak pernah Rara duga, dan di saat itu pula kemarahan tiba-tiba memenuhi dada Rara, tapi Rara masih bisa menahannya.

"Apa maksudmu."
"Putra pertama dari bangsawan kekaisaran, Philip Brand Randolf, dia menginginkanmu menjadi istrinya, dan kakak sudah menyetujuinya, dengan pernikahan ini kau tidak akan di anggap tidak berharga lagi jadi-"
"Ap-?!! kuh, Kakak menyerujuinya tanpa bicara padaku?! Kakak benar-benar bodoh!"

kemarahan Rara akhirnya meledak.

"Ap-? setidaknya kakak adalah orang yang akan terus berusaha untuk membuatmu menjadi orang yang berguna dan diakui oleh keluarga kita!"
"Berguna bagi keluarga yang tidak pernah aku akui sebagai keluargaku?"
"Rara!"

Mendengar Arya meninggikan suaranya, Rara menundukan kepalanya.
Benar, bagi Rara tidak ada orang di dalam anggota kerajaan yang bisa dia anggap sebagai keluarga kecuali Arya,  karena dia adalah satu-satunya orang yang selalu peduli pada Rara, dan hal itu membuat perasaan bersalah didadanya semakin besar.

"Kh! aku mengerti, Kakak tidak perlu memikirkan apa yang aku katakan barusan."

Mengatakan itu, Rara, meninggalkan tempat duduknya.

"Rara...."
"Tenang saja, aku tidak akan kabur, aku akan kekamarku untuk ganti baju, melihat kakak kesini sepagi ini bukankah itu berarti pertemuanya akan di adakan tidak lama lagi?"
"...."

Arya hanya bisa mengangguk mendengar pertanyaan adiknya.
Untuk suatu alasan, Arya merasa ada sesuatu yang salah, tapi dia tidak tahu apa itu.

"Kakak, apa kakak tahu apa yang sebenarnya aku harapkan?"
"Apa maksudmu?"
"Sudah kuduga, kakak memang tidak mengerti...."

Meninggalkan kalimat tersebut, Rara menghilang di balik pintu.

Part 2

"Tunggu sebentar Kitty sepertinya ini sudah terlalu keterlaluan!"
"Ellen...."
"Ah maaf itu maksudku."
"Secara garis besar hal ini masih bisa di terima, karena hal ini termasuk budaya Essembria yang sudah ada sejak sangat lama."
"Sebentar, bukankah kau tadi bilang kalau budaya yang disebut Momento ini sudah di hentikan sejak 300 tahun lalu."
"Ya, tapi jika kepala sekolah sudah menyetujuinya maka semuanya bisa di atur."
"Cih, begitu rupanya!... tunggu sebentar, kau adalah kepala sekolahnya' kan?!"
"Ufufuu..."

Apanya yang "Ufufuf" dasar nenek Loli sialan!
Setelah Ellen memberi tahuku tentang Momento dan pertarungan yang harus aku lalui, aku terus memaksanya untuk menghentikan acara aneh tersebut, meski begitu....

"Kau tahu, sebenarnya para guru lain juga penasaran dengan seperti apa cara Clever Rabbit bertarung jadi kupikir ini akan menjadi pertunjukan yang hebat."

Hanya itu yang dia katakan, dia ingin menjadikanku sebagai pertunjukan huh?
Tunggu, bukankah harusnya aku ini seseorang yang sangat di takuti? Kenapa mereka seenaknya menyetujui hal seperti ini tanpa membicarakanya denganku? Ummh, tapi jika aku pikirkan lagi, seperti ini menarik juga.

Ini adalah sebuah dunia fantasy harusnya aku bisa melakukan banyak hal seperti berpetualang dan mengalahkan makhluk jahat yang menganggu dunia!
Sebentar, bukankah aku adalah eksistensi terjahat sepanjang sejarah manusia?
Ugh, baiklah lupakan bagian mengalahkan makhluk jahatnya...

Yang lebih penting, bertarung melawan seseorang huh? mungkin hal ini tidak akan semenyeramkan pertarungan melawan Goliath tapi, pasti akan ada sesuatu yang menarik terjadikan?
Lagi pula hidup di dunia fantasy tanpa mengalami pertarungan itu seperti pergi ke Jogja tanpa makan Gudeg.

"Jadi bagaimana? jika kau memang tidak menyukainya aku bisa membatalkannya, lagi pula pemain utama yang harusnya kau lawan sudah mengundurkan diri, jika kau mau aku bisa membatalkanya."
"Bukanya dari tadi kau bersikeras memaksaku bertarung?!"
"Aku hanya menggodamu..."
"Haahhh!! itu tidak lucu sama sekali!"
"Ahahaha, jadi kau ingin aku membatalkanya?"

Aku sudah datang sejauh ini, mungkin akan lebih baik jika aku tidak mengalami rasa sakit dan tidak perlu bertarung dengan siapapun tapi...

"Unn, tidak.... aku akan menerima Momento tersebut."

Jika aku melewatkan pertarungan ini, aku merasa akan ada sesuatu yang aku sesali suatu saat nanti, jadi aku menarik kembali semua kata-kataku.
Aaaahh, kenapa aku jadi plin-plan seperti in? Lalu apa gunanya memaksa Nenek Loli ini menghentikan Momento!

"Ummh, Lalu siapa yang akan menjadi lawanku?"
"Hmm? kenapa kau jadi terlihat bersemangat? kupikir kau tidak suka dijadikan bahan pertunjukan?"
"Untuk kali ini aku akan memberi pengecualian tapi, aku harap kau menaikan gajiku bulan depan."
"Belum apa-apa dan kau sudah minta kenaikan gaji huh? Tidak sopan."
"...."
"Baiklah aku menerimanya."

Dia menerimanya?! Uh, baiklah itu bagus kan?

"Nah, kembali ke pertanyaan awal, siapa lawanku?"
"Ummh? lawanmu?"
"Ya, kau bilang kalau lawan utamaku mengundurkan diri, tapi jika Momento masih bisa di lakukan, bukankah itu berarti ada orang lain yang menggantikannya?"
"Ah soal itu.....dia Evangeline, kupikir kalian sudah bertemu sebelumnya, dan satu hal lagi, dia..."

*
*
*
*


Beberapa saat kemudian....
Saat aku memasuki arena , suara sorak para murid yang duduk di bangku penonton memenuhi udara, membuat seolah seluruh tempat ini bergetar hanya dengan mendengar teriakan mereka.

Dan aku.... aku yang berdiri di antara sorakan tersebut hanya bisa diam menahan ketegangan yang aku rasakan.

Sial kenapa seramai ini? Bukannya ini masih jam pelajaran, kenapa mereka semua bisa ada di sini?

Tempat dimana aku berada sekarang adalah sebuah lapangan luas yang berada di tengah akademi dimana Momento akan di lakukan.

"Anu Tuan Muda Silvester, apa anda baik-baik saja? Anda terlihat pucat."

Di sampingku, Nona Luka yang bertindak sebagai wasit melihatku dengan khawatir.
Apa aku terlihat sakit? Tidak, kenyataannya memang aku sedang tidak dalam kondisi yang baik'an?
Dan aku hanya bisa menunjukan senyum kecut menanggapi Nona Luka.

Saat aku sedang sibuk dengan diriku sendiri, suara sorak sorai para murid menjadi semakin keras, dan saat aku melihat apa yang sedang terjadi, dari sisi lain arena seseorang muncul....

Dia adalah siswa yang akan jadi lawanku, Evangeline...

Dari kejauhan, aku melihat mata dinginnya menatap kearahku, kuh, bahkan aku bisa merasakan tekanan hebat dari tatapan matanya.

"Maaf semuanya!!  karena aku terlambat untuk memberikan sambutan, aku adalah orang yang akan menjadi presenter dalam acara ini namaku Aika Evia Bernard!, dan sekarang!! kedua pemain sudah berada di arena dimana hal ini menandakan pertarungan bersimbah darah dan kotoran akan segera dimulai!!!"

Saat aku masih terbawa oleh tekanan yang Evangeline berikan suara seorang gadis bergema di seluruh lapangan, membuat semua murid di bangku penonton semakin bersemangat.

Sebentar, apa maksudnya dengan bersimbah kotoran?! Setidaknya buatlah sesuatu yang lebih keren! Aku tidak percaya kau bisa menjadi presenter dengan selera humor yang buruk seprti itu!!

"Di sisi kiri adalah murid pendiam yang tidak pernah berinteraksi dengan siapapun kecuali orang yang dia akui! Sang Ratu Es yang membawa kebekuan pada siapapun yang bicara dengannya The Loner Evangeline!!"

Para murid kembali bersorak mendengar Presenter bernama Aina itu memperkenalkan Evangeline dengan suara riang yang melengking seperti lonceng.

"Dan kemudian di sisi kanan! Dia adalah eksistensi terlarang bagi seluruh bangsawan, dia adalah makhluk terjahat sepanjang sejarah manusa, manusia yang di sebut sebagai Raja Iblis Dunia Nyata! Monster yang berdiri di tingkat paling atas rantai makanan, The Clever Rabbit! Nicholas Edward Silvester!!"

Sebentar woiii!!, bisakah kau berhenti mendeskripsikanku dengan cara seperti itu!!

"Nona Luka..."
"U,uh iya?..."
"Bisa kau pukulkan Presenter itu untukku?!"
"Huh?!"

Presenter sialan!
Aku ingin meneriakan itu, tapi aku tidak bisa dengan kondisiku sekarang, ugh kenapa tekanan di arena ini menjadi semakin berat!
Dan yang lebih buruk, sorakan yang dari tadi terdengar mulai berubah menjadi bisikan-bisikan tidak menyenangkan...

Baiklah, apa yang harus aku lakukan sekarang? Ah benar, aku belum menghubungi Iona sejak aku masih di Aren.

"Iona, Iona, kau maendengarku?"

 Berharap mendapat petunjuk darinya aku memanggil namanya di dalam hatiku.

[Yohooo, Iona yang cantik ada disini! Jadi Master, ada sesuatu yang ingin kau tanyakan? Tunggu, kenapa disana sangat ramai?]
"....."

Entah kenapa aku mulai menyesal karena sudah menghubunginya. Tapi, dari suaranya dia sudah terdengar lebih sehat dari pada saat di Aren.

"Iona, begini, sekarang aku sedang dalam situasi yang gawat, kau tahu..."

Dan aku mulai menceritakan semuanya.pada Iona.

[Hooo, begitu sepertinya semuanya menjadi semakin menarik!]
"Apa maksudmu dengan menarik!!"
[Tapi, bukankah Master sendiri yang sudah berubah pikiran dan menerima Acara yang disebut Momento ini?]

Uuu, dia benar....jika harus ada yang di salahkan, hanya akulah satu-satunya yang patut disalahkan karena sudah merubah pikiranku dan menerima acara ini.
Aku memang plin-plan ternyata.
Tapi, sebelumnya aku tidak mengira kalau acaranya akan seramai ini!

[Jika di pikir baik-baik Momento adalah suatu acara dimana guru menunjukan kemampuanya di depan muridnya kan?]
"Umm. kira-kira seperti itu."
[dan mengingat kalau tempat ini adalah Akademi dimana semua murid berkumpul, jadi wajarkan jika mereka semua akan hadir?]
"....."

Dia benar...
Ugh, yang terjadi-biarlah terjadi, yang lebih penting adalah bagaimana aku harus melewati semua ini sekarang.

[Jadi master, apa yang akan kau lakukan sekarang.]
"Justru aku ingin meminta saran darimu."
[Eh?]
"Baiklah, intinya apa ada cara untuk memenangkan pertarungan ini tanpa melakukan sesuatu yang mencolok?"

Jika aku harus bertarung seperti saat aku melawan Goliath, kurasa hal semacam itu terlalu berbahaya untuk dilakukan di tempat ini, ya, saat itu aku hanya bergantung pada Skill tanpa menggunakan tehnik bertarung.
Tapi saat ini berbeda, dan karena aku tidak memiliki tehnik apapun untuk membela diri aku ingin meminta Iona membimbingku saat aku bergerak.

"Jadi seperti itu, apa kau bisa melakukanya."

Iona terdiam sesaat setelah aku mengatakan semua itu, dan kemudian...

[Skill unlock : Sword Art Mastery Ex]

Sebuah Skill muncul di Magic Windowku.

"I,ini..."

Sword Arts Mastery Ex:

Selama menggunakan pedang, pemilik skill akan bisa bertarung

itulah teks yang muncul saat aku menyentuh Iconnya.

"Iona ini..."
[Dengan ini semuanya beres'kan?]
 "Hah?"
[Inti dari permintaan Master adalah, master ingin bisa bertarung tanpa bergantung dengan Sword Angel Blade Arts Stance kan?]
"Y,ya kurang lebih seperti itu."
[Karena itu aku memberikan skill pasif yang akan membuat Master bisa bertarung dengan baik meski tidak menggunakan Sword Angel Blade Arts Stance]

Aku mengerti, jadi dengan ini aku bisa bertarung dengannyakan?

"Baiklah semuanya dengar."

Dan saat aku sedang berpikir,  teriakan Nona Luka terdengar.
Membuatku sadar jika aku sudah terdiam terlalu lama.

"Tidak boleh menyerang wajah dan bagian vital lainya, pertarungan akan selesai jika salah satu dari pemain menyerah atau hilang kesadaran."

Tunggu sebentar, bukankah peraturannya kurang ketat?!  Setidaknya tambahkan pertanrungan berahkhir ketika lawan sudah terpojok atau senjatanya berhasil di hilangkan! aku  ingin mengatakanya tapi sepertinya aku tidak bisa karena aku terlalu gugup untuk bicara.
Jadi jika aku tidak pingsan atau menyerah maka pertandingan akan di anggap masih berlangsung ya?


"Sepertinya , aku tidak bisa kalah dengan keren ya?"
[Master, sejak awal tidak ada kekalahan yang bisa di anggap keren tahu.]

Mengabaikan Iona aku memusatkan perhatianku pada Evangeline jauh didepanku.
Jarak kami saat ini sekitar 50 meter, dan luas arena ini sekitar 30 x 50 meter, jadi dengan jarak dan lebarnya arena ini sepertinya akan sangat sulit untuk petarung jarak dekat sepertiku mendominasi di Starting game.

Mungkin satu-satunya cara untuk membalik keadaan adalah dengan menekan musuh di mid game saja, late game akan mejadi pertaruhan terakhir apakah aku bisa mendominasi atau tidak.

"Semuanya bersiap!!"

Baiklah saat ini aku sudah tidak bisa mundur lagi, satu-satunya jalan untuk memenangkan pertarungan ini adalah dengan terus menerobos maju dengan kecepatan penuh.

"Aku mengetahui namamu, ratu besi berhati baja, pedang abadi yang tidak bisa di hancurkan oleh apapun, di sini tuanmu meminta kehadiranmu segera, dan namamu adalah.... Iona Immortal!"

Mengatakan kalimat kekuatan, aku merasakan kekuatan berkumpul di telapak tanganku.

[Master, aku adalah pedangmu, keinginanmu adalah perintahku!.]

Bersamaan dengan suara Iona yang bergema di kepalaku, aku menarik pedang panjang dari telapak tanganku, seolah menarik pedang dari sarungnya.

Berbeda dengan Iona Salvation yang berwarna perak, pedang yang ada di tanganku saat ini,Iona Immortal, memiliki warna kelabu yang memberikan perasaan kalau pedang itu sangat keras dan tidak akan bisa hancur.

Dan jauh di depanku, Evangeline juga sudah mempersiapkan dirinya.

"Starting : level 0...."

Mengatakan kalimat tersebut sebuah mahkota hitam muncul di kepalanya.
Apa itu, sebentar kenapa aku bisa mendengar suaranya dari jarak sejauh ini?

[Enchantment Words, berbeda dengan spell, itu adalah kata yang akan di dengar oleh siapapun dalam jarak tertentu saat di lafalkan, dengan kata lain, itu adalah kata khusus yang digunakan untuk memenrintahkan spirit.]

Saat aku masih bingung dengan apa yang terjadi, Iona menjelaskan hal itu di dalam kepalaku.

"Call: Size 0 Black Crave Drago Kid."

Dan saat itu, Evangeline memanggil makhluk hitam yang berwujud seperti naga kecil.

"Oooh ini dia, The Loner sudah menunjukan kemampuannya dengan memanggil Size 0 High spirit!!, oh, oh, oh tapi justru sebaliknya Sang Clever Rabbit hanya memanggil seonggok pedang tua yang terlihat tidak berguna apa dia masih menahan dirinya?!!"
[Master, bisa kau lemparkan aku kearah peresenter itu dengan seluruh kekuatanmu?! kau tahu aku bisa membunuhnya dengan satu sentuhan!]

Mengabaikan Iona yang mengatakan kalimat menyeramkan, aku memasang senyum kecut. Sepertinya presenter itu terlalu keterlaluan saat mengutarakan apa yang dia pikirkan.

Menunggu aba-aba 'mulai' dari Nona Luka aku mempersiapkan posisi bertarungku.
Meski di sebut posisi bertarung, sebenarnya aku hanya berdiri dengan posisi paling nyaman yang aku bisa, yah, pada dasarnya aku sendiri tidak tahu bagaimana cara memasang posisi bertarung yang benar.
Dan saat ini aku hanya bisa bergantung pada perasaanku yang sudah di pengaruhi oleh Skill Sword Art Mastery Ex.

"MULAI!!!"

Satu kata yang akan menentukan awal dari pertarungan ini akhirnya terdengar, memusatkan seluruh kekuatanku pada kaki kananku, aku menendang tanah dan berlari dengan kecepatan penuh menuju musuh utama yang harus aku lawan.

"Grow: Level 1...."

Mengucapkan kalimat tersebut, sebuah bracelet hitam muncul di kedua tangan Evangeline, sebenarnya apa itu?

[Spirit Armament, saat seseorang membuat kontrak dengan Spirit mereka akan mendapatkan sesuatu yang di sebut dengan Spirit Armament sebagai bentuk kontrak mereka dengan Spirit tersebut, tapi Master, entah kenapa aku merasa tidak nyaman dengan Armament yang dia kenakan, aku merasa Main Spirit yang dia kontrak bukanlah sesuatu yang bisa di remehkan.]
"Sebentar, Main Spirit?"
[Untuk Summoner mereka bisa membuat kontrak dengan banyak spirit tergantung tipe yang mereka pakai tapi, beberapa Summoner tingkat atas bisa membuat kontrak dengan Main Spirit atau yang biasa di sebut dengan Master Spirit, dan Master Spirit sendiri adalah spirit yang membuat orang yang membuat kontrak dengannya bisa mengendalikan semua spirit yang berada dibawah komando Master Spirit tersebut.]
"....."

Itu menyeramkan, jadi Evangeline belum menggunakan seluruh kekuatanya.

"Call: Size 1, Dark lancer...."

Ada satu lagi yang muncul?! Seorang ksatria hitam dengan tombak panjang.

[Dalam satu kali play Summoner bisa memanggil beberapa Spirit untuk melindungi mereka, meski  begitu mereka tetap memiliki limit untuk besarnya size yang bisa mereka panggil.]
"Hah?..."
[Sederhanaya jika Limit mereka adalah Size 3, maka mereka tidak bisa memanggil spirit melebihi kapasitas tersebut, sebagai contohnya, mereka bisa memanggil tiga size 1 di saat yang bersamaan atau memanggil size 1 dan size 2 di saat yang sama, tapi setelah memanggil spirit dengan size 3 mereka tidak akan bisa memanggil yang lain kecuali size 0.]
"Lalu apa yang terjadi jika ada dua size 2 atau mereka memanggil size 1 padahal mereka mimiliki size 3 di arena?"
[Mereka akan mengalami Over Size dan salah satu spirit harus masuk ke dalam drop zone.]
"Apa itu Drop Zone?"
[Ah, untuk menjadi Summoner kau harus bisa mengontrol 3 zona, stock zone, filed zone, dan dropzone, dan drop zone adalah tempat dimana Spirit beristirahat setelah mereka kalah dalam pertarungan. Master sepertinya kau harus banyak belajar dan membaca buku mulai dari sekarang."
"......."

Maaf,aku mengerti....

"Black Crave Drago Kid, serang dia!"

Mematuhi Evangeline, naga kecil tersbut menyemburkan api hitam dari mulutnya.

"Uwaaahhh!!."

Menghindari api yang tiba-tiba memenuhi pandanganku aku melompat keudara, dan saat itu serangan lain mendekatiku.

"Dark lancer!!"
"Cih!"

Melompat kearahku, ksatria itu menghantamkan tombaknya padaku yang berada di udara! Kuh apa dia berencana melemparku ketanah dengan tombaknya?
Menahan serangan tersebut dengan pedangku, aku merasakan kekuatan ksatria hitam tersebut pada lenganku.
Begitu, dia cukup kuat, sayangnya dengan ketinggian seperti ini aku masih bisa bertahan meski di lempar ketanah dengan kekuatan ksatria hitam tersbut.
Jangan remehkan orang yang sudah bertarung mempertaruhkan hidup dan matinya dengan Ancient Spirit!
Tapi saat aku membanggakan diriku sendiri....

"Skill aktif...."

Evangeline menggumamkan itu....
Kemudian,  tiba-tiba ada tombak hitam muncul dari tanah dan menusuk naga kecil yang melindungi Evangeline.
Dan di saat yang sama, tekanan tombak yang aku terima meningkat dan aku menghantam tanah dengan sangat keras melebihi apa yang aku bayangkan!

"Kuh!"
"Skill dari Dark Lancer,Blood Lust, ketika dia melakukan battle dengan musuhnya dia bisa memanggil dark lance untuk mengalahkan satu spirit yang aku kendalikan sebagai ganti untuk kekuatannya yang menjadi dua kali lipat."
"Apa?!"

Kekuatan macam spa itu? melukai temannya untuk meningkatkan kekuatannya sendiri?

"Bukan hanya itu, Black Crave Drago Kid skill aktif, Voice of Underworld, ketika Black Crave Drago Kid masuk ke drop zone karena efek skill salah satu Spirit yang aku kendalikan, dia akan membuat satu size 1 spirit yang ada di field bisa menggunakan skillnya untuk kedua kalinya tanpa membayar bayaran yang harus dilakukan!"
"Ap-?"

Saat aku bingung dengan apa yang terjadi, ksatria hitam tersebut menghantamkan tombaknya untuk kedua kalinya padaku.
Meski aku bisa menahanya dengan Iona Immortal, aku masih terlempar karena kekuatannya yang terlalu kuat!

"Kuh, gwaahh!"

Jatuh dengan wajahku lebih dulu menyentuh tanah, aku merasakan tanganku terasa sangat sakit karena menahan serangan ksatria hitam tersebut.

"Sakit sekali...."

Tapi saat ini belum saatnya untuk menyerah!

Memaksakan kakiku untuk berdiri aku memasang posisi bertarung lagi, baiklah aku harus tetap menyerbu kearahnya, selama aku tidak bisa mendekatinya aku tidak akan bisa melakukan apapun.

"Haaarrggghh!"

Kembali berlari dengan kekuatan penuh aku menyerbu kearah Evangeline, Dan saat itu, ksatria hitam yang Evangeline panggil menghalangi jalanku.

Tapi hal seperti itu tidak akan menghentikanku, aku akan menghancurkanya dalam sekali tebas!
Dan saat aku dengan percaya diri mengira bisa mengalahkan ksatria hitam tersebut....

"Gate open, Nexus Land of darkness!!"
"Huh!"

Tiba-tiba aku merasakan bahaya dari ksatria hitam tersebut, dan tanpa aku sadari aku sudah menghentikan langkahku.
Perasaan apa ini....
Di depanku, lapangan yang harusnya berupa hamparan tanah keras berubah menjadi tanah hitam yang di penuhi kabut aneh.

[Huff, hampir saja...]
"Iona?..."
[Master, Land of Darkness adalah Nexus yang membuat semua Size 1 atau kurang yang memiliki element gelap akan mendapat kekuatan sebanyak dua kali lipat, dan jika seranganmu gagal mengalahkanya dia akan memberikan serangan balasan sesuai kekuatan spirit tersebut tanpa sempat kau hindari.]

Huh? Auto Counter skill? tapi apa itu Nexus?

[bisa di bilang Nexus adalah pecahan dari habitat spirit yang di bawa ke dunia ini.]

Itulah jawaban Iona saat aku bertanya padanya.

"Iona sepertinya kau tahu banyak tentang hal seperti ini?"
[Hmmmp!! tentu saja! bagi Iona yang cantik nan cerdas hal seperti ini adalah hal enteng, kau tahu Master, aku sudah membaca banyak buku di dalam Nividia, ah jika kau mau aku bisa meminjamkanmu.]

Ah sepertinya itu ide yang bagus....
Saat aku sedang bicara dengan Iona Evangeline kembali bergumam.

"Grow: Level 2...."

Dan sama seperti beberapa saat yang lalu armament baru muncul di pinggang dan spatunya.

"Call: Size 2 Dark Blader...."

Kali ini Evangeline memanggil seorang ksatria hitam dengan jubah merah dan membawa pedang hitam besar di tangan kananya.

"Dark Blader Skill aktif..."

Saat Evangeline mengatakan itu, Ksatria hitam yang membawa pedang besar menusuk ksatria hitam yang membawa tombak di depanya.
Ugh! skill seperti itu lagi, apa dia akan meningkatkan kekuatanya lagi? Baiklah kemarilah aku akan menghadapinya!

Tapi apa yang terjadi berbeda dengan apa yang aku pikirkan...

"Guuuhh!!!"

Rasa sakit tiba-tiba muncul di dadaku seolah ada sesuatu yang menusuk dadaku, bahkan aku mulai memuntahkan darah....

"Dark Blader Skill, Mirage Attack, Saat Dark Blader muncul di field dia bisa mengalahkan satu spirit yang aku kendalikan untuk memberikan serangan langsung pada musuh, serangan bayangan yang tidak akan bisa di tahan atau di hindari."
"Ugh, sial..."

Menanggapi apa yang Evangeline katakan aku hanya bisa memandangnya dengan tajam.

"Dark Blader, serang dia!"

Menanggapi perintah tuanya, ksatria hitam itu menyerbu kearahku dengan kecepatan yang gila.
Sial, aku harus menghindar!
Itulah yang aku pikirkan, tapi sayangnya Evangeline sudah berpikir satu langkah lebih jauh dariku.

"Gate open, Arts, Black Chain Of Darkness!"

Arts? apa lagi itu?!!
Saat aku akan menghindar, tiba-tiba ada banyak rantai muncul dari bayanganku dan menahanku.
Sial aku tidak bisa menghindar.
Menerima serangan pedang besar itu dengan Iona ditanganku aku kembali terlempar lebih jauh!

Ugh kalau terus begini aku tidak bisa mendekatinya.

"Oi Iona, apa itu Arts?"
[Berbeda dengan Nexus, Arts adalah jenis spirit yang tidak memiliki bentuk, dalam perangpun kadang ada spirit yang di gunakan sebagai perangkapkan? seperti lubang yang tiba-tiba muncul di tanah atau dinding yang bisa begerak.]
"Taktikal spirit huh?"
[Ah, kau mengetahuinya Master?]
"Aku pernah baca sedikit tapi belum pernah bertemu secara nyata."
[Jadi Master apa yang akan kau lakukan setelah mengetahui semua itu?]
"Hey, menurutmu apa aku memiliki kesempatan menang jika hanya mengandalkan Sword Art Mastery Ex?"
[Master, levelmu adalah level Ex tapi efek dari level Ex hanya akan membuatmu selalu berada di level yang sama dengan lawanmu dan tidak bisa melebihinya, dengan kata lain, jika kau melawanya dengan setengah-setengah kau tidak akan bisa mengalahkan lawanmu.]

Kuh, baiklah aku tidak boleh setengah-setengah huh?

"Kau masih belum mau menyerah Tuan Clever Rabbit?"
"Khhh!, kau tahu sebagai gurumu aku lebih suka jika kau memanggilku pak Nicho."
"....."

Menahan rasa sakit yang aku terima aku masih berusaha untuk berdiri, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan sekarang, tapi aku tidak bisa terima jika aku sampai kalah.
Sebentar, perasaan apa yang aku rasakan, kenapa aku jadi merasa semakin bersemangat?

"Kenapa kau tersenyum?"
"Eh?"

Aku tersenyum?

"Apa aku sebegitu tidak pantasnya untuk jadi lawanmu?"
"Eh? tunggu?..."
"Apa aku sangat lemah sampai kau tidak mau menunjukan kekuatanmu yang sebenarnya?"
"Eh...."

Kau tahu aku sudah babak belur disini, jadi jangan mengatakan hal seperti itu.

"Baiklah jika itu maumu, Clever Rabbit aku akan serius melawanmu."

Setelah dia mengatakan itu, aku merasakan aura hebat mulai berkumpul di sekelilingnya.
Ini gawatkan?....

"Grow: Level 3...."

Bersamaan dengan kalimat itu, pakaian yang dia kenakan berubah menjadi gaun hitam yang mirip dengan pakaian berkabung di iringi armor hitam dengan warna malam.
Bukan hanya itu...

"Menjadikan Dark Blader sebagai korban, Call: Size 3  Black Dragon, Phantom Dragon Kylse."

Bersamaan dengan kabut hitam yang menelan ksatria hitam tersebut, sosok lain muncul dari dalam kegelapan, itu adalah naga hitam yang memakai armor kegelapan.

"Phantom Dragon Kylse Arc  Skill aktif, ketika dia di panggil ke Field dengan mengorbankan Dark Blader, maka Dark Blader akan menjadi Soul dan Kylse akan mendapatkan Soul Protection."

Sepertinya kali ini aku sudah tidak dalam keadaan terpojok melainkan sudah dalam keadaan bahaya.

Part 3

Dia sama sekali tidak menanggapiku dengan serius!

Mengatakan itu di dalam hatinya, Evangeline menaikan level auranya ke level tiga dan memanggil Main Spirit yang dia kontrak, Black Dragon, Phantom Dragon Kylse.

"A,apa itu, ini adalah pertama kalinya The Loner Evangeline menunjukan Spirit tersebut!, apakah itu adalah spirit terkuat yang dia miliki? apakah itu adalah Trump Card yang dia simpan untuk mengalahkan Clever Rabbit yang jahat!"

Di udara suara dari Aika sang presenter bergema seperti badai, membuat para siswa di bangku penonton menjadi semakin riuh.

Dasar Aika berisik, berhentilah memanggilku dengan julukan aneh itu!

Menahan perasan marah di dadanya Evangeline memusatkan perhatiannya pada musuh di depanya, Sang Clever Rabbit, Nicholas Edward Silvester.

Kenapa, kenapa kau yang bahkan bisa mengalahkan Ancient Spirit Goliath tidak mau menunjukan kekuatanmu? apa aku tidak cukup pantas menjadi lawanmu?

Ya, Evangeline tahu tentang berita dimana Clever Rabbit berhasil menghancurkan Ancient Spirit Goliath, pada dasarnya berita tersebut masih di rahasiakan oleh pihak militer kerajaan karena mereka tidak ingin menaikan popularitas Clever Rabbit sebagai seseorang yang sudah menghancurkan salah satu Spirit yang di sebut sebagai bencana di benua ini.

Sejak awal masyarakat mengenal Clever Rabbit sebagai eksistensi yang keberadaanya melambangkan kejahatan itu sendiri, dan jika berita tentang Clever Rabbit yang mengalahkan Ancient Spirit Goliath sampai tersebar, akan ada kemungkinan masyarakat mengubah cara pandang mereka pada Clever Rabbit.
Meski kemungkinan itu sangat kecil, tapi dengan cara media memainkan berita dengan seenaknya, tentu hal itu akan memperbesar kemungkinan tersebut.

Dan dengan berubahnya pola pikir masyarakat, itu berarti mereka akan memberikan ruang tambahan pada Clever Rabbit untuk bergerak.
Dan mengingat apa yang sudah terjadi tiga tahun lalu, sepertinya kerajaan juga berusaha agar mereka tidak berakhir seperti apa yang terjadi dengan mereka yang berada pada perjamuan kaisar.
Dengan kata lain, mereka harus tetap membatasi ruang gerak Sang Clever Rabbit.

Tapi, Evangeline memiliki koneksi khusus yang bisa di percaya, koneksi misterius yang bahkan tidak diketahui oleh siapapun....

"Clever Rabbit, jadi apa yang akan kau lakukan? apa kau akan tetap bertahan dengan kesombonganmu?"
"Anu... Aku..."
"Begitu, baiklah aku akan mulai!"
"Eh? Tu,tunggu aku belum bilang apa-apa kan?"
"Kylse!!"

Mengabaikan Sang Clever Rabbit yang sedang bicara, Evangeline memerintahkan Phantom Dragon Kylse untuk meyerang, Evangeline memutuskan itu tanpa ragu, karena baginya, Clever Rabbit adalah musuh yang tidak boleh dihadapi dengan keraguan.
Dan apa yang dia pikirkan benar....

"Aura!!"

Melafalkan sebuah Spell pendek, tiba-tiba tubuh Clever Rabbit di kelilingi oleh cahaya biru yang menjulang ke langit sperti pilar.
Dan saat itu dia dengan mudahnya menahan serangan Phantom dragon Kylse hanya dengan pedang di satu tanganya.
Tapi yang lebih membuat Evangeline terkejut adalah...

"A,apa? Spell?!"

Dia bisa menggunakan Spell.
Ya, dari persepsi Evangeline, Clever Rabbit, Nicholas Edward Silvester adalah seorang Weapon Summoner, dengan kata kain dia memiliki class yang mirip seperti Evangeline.
Jika Summoner adalah tipe yang bisa mengendalikan banyak Spirit, maka Weapon Summoner adalah tipe yang bertarung dengan menggunakan kemampuan spirit yang dia kontrak secara maksimal.
Tapi masih ada satu kesamaan di antara mereka,  mereka adalah orang-orang yang memiliki mana sangat sedikit yang seharusnya tidak bisa di gunakan untuk menggunakan Spell.
Harusnya seperti itu tapi, melihat Clever Rabbit yang bisa menggunakan Spell meski itu hanyalah Spell level dasar....

Tidak, karena itu adalah Spell level dasar justru membuatnya semakin aneh, karena kekuatan yang dia dapat terlalu besar untuk Spell level dasar,...

"Kau, kau harusnya tidak bisa menggunakan Spell...dan kekuatan sekuat itu?!..."

Ya, bagi Summoner mereka adalah orang yang di anugrahi bakat melafalkan mantra yang sangat hebat yang bahkan membuat kalimat mereka menjadi Enchantment words, tapi mereka memiliki jumlah mana yang sangat sedikit, bahkan mereka memerlukan spirit agar bisa menggunakan kemampuan mereka secara maksimal.
Tidak, bahkan untuk menghubungkan organ yang terhubung dengan rangkaian mana'pun mereka membutuhkan Spirit.
Dan sayangnya hanya mana alami dari tubuhlah yang bisa digunakan untuk menggunakan Spell.
Jadi, meski mereka mendapatkan mana tambahan dari Spirit yang mereka kontrak mereka tetap tidak akan bisa melafalkan Spell dengan mana pinjaman tersebut.

"Oryaaa...."

menggunakan seluruh kekuatanya, Clever Rabbit mendorong Phantom Dragon Kylse dan melemparnya kebelakang, tapi hal itu tidak cukup untuk menumbangkanya.

"Cih..."
"Kau bahkan bisa melempar Kylse semudah itu..."
"Anu... meski ini terlihat mudah sebenarnya..."
"Baiklah sepertinya kau sudah mulai serius!"
"He,hey... dengarkan aku sampai selesai bicara!! Apa kau tidak melihat kakiku sudah gemetar?!!"

Mengabaikan Nicho Sang Cleve Rabbit, Evangeline kembali mengkonsentrasikan mana yang dia miliki.

Kuh, aku sudah terlalu banyak menggunakan mana aku tidak bisa bertahan lebih lama lagi.

Ya untuk seorang summoner, masalah utama mereka adalah mana, sejak awal mana yang mereka miliki bukanlah mana alami dari tubuh mereka melainkan mana dari spirit yang mereka kontrak.
Dengan kata lain, tubuh mereka tidak bisa bertahan lama saat menggunakan mana tersebut karena tubuh juga akan melakukan penolakan pada mana asing secara perlahan.

"Call: size 0 Galbau....Call: size 0 Dark Lycan"

Memanggil dua Spirit Size 0 Evangeline mulai menyusun seranganya.

Tapi aku tidak boleh menyerah sekarang, aku akan menumbangkan orang ini!

"Gate open, Arts, War Cry From Darkness...."

Bagus, dengan ini semua Spirit tipe kegelapan di field akan mendapat peningkatan kekuatan sebanyak 30 %.

Dengan kombinasi Nexus Land of Darkness dan Arts War Cry Of Darkness Evangeline bisa membuat Power Line yang tidak bisa diabaikan.

"Aku mulai!!... gallbau!!"

Mendengar perintah tuanya, Gallbau seekor anjing hitam dengan cakar merah menyerbu pada Sang Clever Rabbit.
Melihat itu, Clever Rabbit mencoba menghindar.

Cepat, dia bergerak lebih cepat dari sebelumnya, tapi aku sudah memikirkan cara untuk mengatasnyta jika scenario seperti ini terjadi.

"Tidak akan aku biarkan!!"
"Fufu, kau ingin menggunakan rantai hitam itu? sayangya rencana yang sama tidak akan bekerja padaku."

Cara yang sama tidak akan bisa bekerja pada Clever Rabbit, sudah pasti Evangeline tahu tentang hal itu, karena itu dia sudah mempersiapkan semuanya.

"Aku tahu kalau tidak akan terjebak dengan jebakan yang sama!!..."
"Eh?"
"Gate open, Nexus, Multi Weight..."
"Uwah!!"

Benar, dengan kecepatanya saat ini, aku tidak mungkin bisa menggunakan Black Chain Of Darkness untuk menghentikan gerakan Clever Rabbit, tapi jika aku mengunakan Nexus yang bisa memperlambat gerakan harusnya bisa....

Karena Nexus akan mempengaruhi area luas dan membuat musuh memerlukan waktu untuk keluar dari wilayah Nexus tersebut, dan dengan membuat Nexus yang memperlambat gerakan sudah pasti hal seperti akan sangat efektif melawan musuh yang berfokus pada kecepatan.

Tapi Nexus  memberikan beban yang sangat berat pada manaku aku tidak bisa menggunakanya dengan gegabah tapi, jika aku bisa menghentikannya meski hanya sebentar, harga seberat itu cukup setara!

"Gate Open, Arts, Black Chain Of Darkness!"
"Kuh ini lagi!!"
"Gallbau!"

Sekarang kau tidak akan bisa menghindar!

Meski begitu, Clever Rabbit berhasil menahan serangan Gallbau dengan membuat barier di depanya menggunakan pedang yang dia pegang.

Dia bahkan bisa membuat barier?!!

"Kuh, hebat, tapi sampai kapan kau bisa bertahan, Lycan!!"

Kali ini Evangeline memerintahkan Spirit Werewolf besar untuk menyerang Nicho, tapi itu masih belum bisa menghancurkan Bariernya.

Kuat!!

"Kalau begitu, Kylse!!"

Dan akhirnya naga hitam yang harusnya sudah di pukul mundur oleh Nicho menyerang, tapi sayangnya serangan yang dia buat masih belum bisa menghancurkan barier pertahanan Sang Clever Rabbit Nicholas.
Tapi itu juga  masih dalam perhitungan Evangeline...

"Belum selesai!!"
"Ap_!!!"

Sang Clever Rabbit terlihat kesulitan menahan serangan tersebut tapi dia masih terus berusaha bertahan.

Sedikit lagi!

"Phantom Dragon Kylse skill aktif, cursed Overing!!"

Lagi, sama seperti yang di lakukan  kedua ksatria hitam sebelumya Naga hitam tersbut juga mengalahkan kedua spirit lain yang ada di sampingnya.
Dan disaat kedua spirit itu menghilang, aura hitam yang sangat hebat mulai mengelilingi naga hitam tersebut.

"Anu, sepertinya kau terlalu berlebihan menanggapiku...."
"Aku akan membunuhmu!!"
"Sebentar, peraturanya hanya sampai tidak sadarkan dirikan!!!"

Mengabaikan apa yang Clever Rabbit katakan, Evangeline memerintahkan Phantom Dragon Kylse menyerang dengan kekuatan penuh.
Tapi saat itu, suara berdengung tiba-tiba terdengar dan bersamaan dengan getaran kuat yang terjadi,  mana negatif tiba-tiba memenuhi udara dengan cepat  membuat semua sorakan yang tadi terdengar berubah menjadi teriakan ketakutan.
Dan bersamaan dengan kejadian itu, pertandingan terpaksa berakhir tanpa pemenang.

Part 4


Beberapa saat setelah semuanya reda.
Sambil menahan rasa sakit di seluruh tubuhku aku mencoba berdiri.

"Semuanya baik-baik saja?.... "
"Bu Luka?"
"Evangeline, pertandingan ini di batalkan!"
"Ugh....."

Berjalan cepat kearahku Nona Luka mengatakan itu pada Evangeline yang juga menghampiriku, dan mendengar apa yang Nona Luka katakan Evangeline membatalkan semua pemanggilan spiritnya, membuat tanah hitam yang menyelimuti lapangan kembali pada tanah keras yang biasanya.

"Bu Guru Luka  gawat,banyak siswa yang tidak sadarkan diri, sebenarnya apa yang sudah terjadi?"

Seorang siswa menghampiri kami dari udara dengan wajah khawatir, melihat dari mukanya yang terlihat menahan sakit, sepertinya dia sudah memaksakan dirinya.
Hmm,sepertinya aku mengenalnya.

"Aku sendiri juga tidak tahu, tapi Ruira tolong hubungi para penyembuh segera."
"Mengerti!"

Mengikuti perintah dari Nona Luka gadis itu segera terbang lagi kelangit lagi.
Mmh, Ruira huh?bukankah dia gadis kikuk yang aku lihat pagi ini?

"Tuan Silvester anda tidak apa-apa?"
"Ummh, badanku masih agak sakit tapi aku tidak merasa ada sesuatu yang mengkhawatirkan."

Tapi aku maish penasaran, apa yang sebenarnya sudah terjadi?

"Ah Nicho seperinya kau baik-baik saja."

Lalu Ellen yang entah muncul dari mana menyapaku, terkadang aku berpikir caranya datang dan pergi agak sedikit misterius.

"Ah, Ellen? Apa aku memang terlihat sebaik itu? kau tahu tubuhku masih terasa sakit karena menahan serangan naga hitam itu."
"Ahahaha, tapi kau bahkan tidak menggunakan seluruh kekuatanmu huh? apa kau takut menghancurkan lawanmu sebelum dia melawan?"
"hey!..."

Apa yang kau katakan nenek loli?! Jangan mengatakan sesuatu yang bisa membuatku menjadi monster!
Aku ingin mengatakan itu, tapi seseorang di belakangku memotong apa yang ingin aku katakan.

"Begitu, bahkan sampai akhir kau hanya menganggapku seperti mainan yang tidak berharga?"
"Uh? Eva..."

Ya, dia adalah Evangeline yang berdiri di belakangku, ugh,  sepertinya dia sedang marah.

"Tidak, ini tidak seperti yang kau pikirkan, aku sudah bertarung sekuat yang aku bisa....."

Aku mencoba menjelaskan padanya tapi....

"Bohong! jika kau memang serius kau tidak mungkin terpojok seperti itu!"

Itulah yang aku dapat.

"Karena kau adalah orang yang sudah menghancurkan Ancient Spirit hanya dengan...."

Tiba-tiba kalimatnya terhenti...

" Maaf aku akan pergi keruanganku."

Mengalihkan pandanganya dariku Evangeline meninggalkanku yang masih kebingungan tapi, bagaimana dia bisa tahu tentang kejadian di Aren?

"Hey Ellen, bukankah apa yang sudah terjadi di Aren adalah rahasia kerajaan?"
"Ya, hanya beberapa bangsawan saja yang tahu kebenarnya, aku adalah orang yang bertanggung jawab pada apa yang sudah terjadi di Aren, harusnya tidak ada orang yang mengetahui kebenaran kejadian tersebut selain beberapa orang yang memiliki kaitan denganku."
"Jadi, berita tentang aku yang memghancurkan Gholiat memang sudah menyebar?"
"Sudah aku katakan padamu kan? meski berita itu menyebar, mereka tetap tidak tahu kebenaran dari cerita tersebut, selain itu kerajaan sudah membuat berita palsu untuk menutupi berita tersebut."

Dengan kata lain mereka mengaburkan berita tersebut huh? jadi cara seperti  itu juga ada di dunia ini.
Kupikir mereka akan menggunkan sihir penghilang ingatan atau semacamnya.
Ah, yang Ellen sebut dengan 'mereka' adalah pedagang dari kota lain yang tidak sengaja terjebak dalam kejadian tersebut.

"Itu bisa saja kami lakukan, tapi itu akan memberikan dampak buruk pada mental mereka?"

Dan itu adalah jawaban Ellen ketika aku menanyakanya.

"Dampak buruk huh?"
"Kau tahu, meski di sebut sebagai sihir penghilang ingatan, sihir tersebut tidak benar-benar menghilangkan ingatan yang dimiliki."
"Huh?"
"Yah, intinya sihir tersebut hanya mengganti atau menimpa ingatan yang sudah ada dengan ingatan buatan, dan mengirim ingatan yang bersangkutan langsung ke alam bawah sadar."
"Ummh, begitu aku mengerti..."
"Ya, dengan kata lain, meski kau sudah berhasil mengubah ingatan mereka, mereka akan tanpa sadar melakukan sesuatu, berkata atau memimpikan sesuatu yang bersangkutan dengan apayang sudah mereka alami atau dengar.."
"Hmm, jadi sesuatu seperti itu bisa terjadi ya."
"Ya, dan dalam skenario terburuk, mereka akan menjadi gila karena di hantui mimpi buruk, selain itu juga ada gejala lain seperti..."

Cukup!, itu menakutkan!!
A,aku harus segera mengganti topik!!

"Lalu kenapa gadis bernama Evangeline itu...."
"Unnn, aku juga ingin tahu..."
"Begitu... Lalu tentang getaran yang tiba-tiba terjadi tadi, sebenarnya apa itu?"
"Getaran?"
"Ya, getaran yang tiba-tiba muncul bersama suara aneh yang sudah membuat kekacauan di sini."
"....."

Saat aku menanyakan itu pada Ellen, dia justru membuat wajah bingung yang tidak bisa aku pahami.
Ummh, apa aku mengatakan sesuatu yang aneh?

"Ah, umm Ellen?"
"Huh? maaf, aku hanya sedikit melamun, aku akan segera pergi..."
"Heh?"
"Ummh, Nicho kau hanya merasakan kejadian ini sebagai getaran saja?"
"Y,ya? apa ada yang salah?"
"Umm, tidak...aku akan keruanganku sebentar, ada sesuatu yang harus aku pastikan."

Ke,kenapa dia malah pergi? dia belum menjelaskan apa yang sebenarnya sedang terjadikan?
Uhh, sebaiknya aku tanya pada yang lain, ah ada Nona Luka, sebaiknya aku bertanya padanya.

"Umm Nona Luk...."

Dan saat aku berbalik, Nona Luka tiba-tiba terduduk lemas.

"No,Nona Luka!"
"Sa,saya tidak apa-apa."

Apanya yang tidak apa-apa, di lihat dari manapun kondisimu sedang tidak baik!

"Sebentar, aku akan panggil Ell...maksudku Nona Ellen."
"Tunggu, jangan...."
"Tapi,...ugh aku mengerti aku akan memanggil siswa untuk.... Hey! kemana mereka semua?!"
"Mereka membawa teman mereka yang lain jauh dari tempat ini, dan mungkin mereka juga sudah di ambang batas mereka. Dengan tekanan mana negatif sehebat itu, aku cukup kagum pada beberapa di antara mereka yang bisa tetap sadar."

Eh? tekanan mana negatif? Tunggu, tapi aku tidak merasakan apapun selain getaran di udara dan suara aneh yang muncul.
Apa tekanan mana negatif memang seberbahaya itu?

"Ugh, Saya sendiri sudah dalam batas saya., uuhh kenapa kejadian ini muncul di tempat ini."
"Tu,tunggu aku masih tidak mengerti...."

Aku ingin bertanya tapi, aku harus segera membawa Nona Luka keluar dari lapangan ini.

"Huuh?! ap,apa yang anda Lakukan?"
"Kau bilang para siswa menjauh dari tempat ini karena sesuatu sedang terjadikan? bukankah itu  berarti kau juga sedang dalam keadaan yang sama seperti mereka?, aku akan membawamu pergi juga."

Mengangkat Nona Luka dengan kedua tanganku dan menggendongnya seperti putri aku segera pergi dari tempat tersebut.
Sepertinya setelah ini aku akan mengalami hal merepotkan lagi.








5 Responses so far.

  1. akhirnya update...setelah nunggu bagian rara, malah ngga jadi tanding. Yaah, waifu gue gak muncul disini...

  2. Iya, emang harusnya Rara yang beraksi tapi saya masih belum dpt battle Stylenya si Rara ahaha, BTW chapter ini gimana kk? apa kurang jelas?

  3. jadi penasaran gimana kerajaan nusantara itu hahah
    oh iya kk aku punya saran gimana kalau buat chapter spesial atau chapter tambahan pas Nicho yg asli, pengen tau kekejaman dia hahah (cuma saran aja kk)

  4. Ok sip, saran di simpen... mungkin d volume pertengahan saya pake idenya. tp kk cerita kali ini keliatan ribet g y?

  5. menurut aku sih gk ribet kok, bisa dimengerti dan bisa dibayangin adegan battlenya... tapi itu mungkin karena akunya yg kebanyakan main rpg kali ya jadi ngerti hahah

Posting Komentar

    About Me

    Medusa Lilly Fans
    Lihat profil lengkapku

    Followers